London, Kamis Uni Eropa akan memberikan perpanjangan tenggat Brexit kepada Inggris, tetapi tidak akan melakukan negosiasi terkait kesepakatan Brexit.
Pernyataan Uni Eropa muncul setelah parlemen Inggris menolak opsi Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan, Rabu (13/3/2019) malam, dengan suara 321 menentang dan 278 setuju. Hasil itu disambut gembira para demonstran anti-Brexit di depan parlemen.
Ini merupakan voting lanjutan setelah sehari sebelumnya parlemen menolak kesepakatan Brexit yang telah direvisi dengan suara 391 berbanding 242.
Pada Kamis (14/3) malam, parlemen akan melakukan voting apakah Inggris akan meminta penangguhan Brexit kepada UE. Sesuai Pasal 50 Traktat Lisbon, Inggris seharusnya keluar dari UE pada 29 Maret 2019, dengan atau tanpa kesepakatan.
Setelah ditolak parlemen dua kali, PM Inggris Theresa May berencana mengusulkan kembali agar parlemen melakukan voting yang ketiga kali untuk kesepakatan Brexit pada 20 Maret 2019
Menurut May, jika pada 20 Maret parlemen menerima kesepakatan Brexit, ia akan meminta perpanjangan tenggat pada UE sampai Juni. Namun, jika parlemen menolak lagi kesepakatan itu, ia akan meminta perpanjangan tenggat lebih lama lagi. Konsekuensinya, Inggris harus mengikuti pemilu legislatif parlemen Eropa.
Final
Anggota parlemen Eropa, Danuta Hubner, yang tergabung dalam panel Brexit di Parlemen Eropa menegaskan, kesepakatan perceraian UE- Inggris sudah final. Mengenai perpanjangan tenggat, Hubner menyebutkan bahwa ekstensi yang pendek akan diberikan untuk mengurus perceraian yang telah disepakati.
”Namun, jika kesepakatan Brexit tak disetujui sampai 29 Maret, memang menjadi tidak jelas untuk apa perpanjangan diberikan,” kata Hubner.
Meski demikian, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk kemarin mengimbau para pemimpin UE agar bersedia memberikan ekstensi yang panjang bagi Inggris jika negara itu membutuhkan waktu untuk memikirkan kembali strategi untuk keluar dari UE dan juga untuk menggalang konsensus.
Menurut rencana, para pemimpin UE akan bertemu pada 21-22 Maret untuk membicarakan Brexit.
Reaksi
Kurs mata uang poundsterling naik begitu parlemen menolak Brexit tanpa kesepakatan. Selama ini para ahli memperingatkan perekonomian Inggris akan terguncang jika keluar dari UE tanpa kesepakatan.
”Opera sabun Brexit masih berlanjut. Parlemen seperti diperkirakan menolak opsi tanpa kesepakatan. Poundsterling langsung melesat,” kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA.
Adapun Goldman Sachs memprediksi kesepakatan Brexit yang diusulkan PM May akan diratifikasi parlemen pada voting yang ketiga. ”Probabilitasnya sekitar 55 sampai 60 persen.”