Washington,Selasa —Departemen Kehakiman Amerika Serikat mulai mengusut pengembangan pesawat Boeing 737 MAX sehari setelah pesawat Ethiopian Airlines jatuh Senin (11/3/2019). Bagaimana Badan Penerbangan Federal AS atau FAA mengatur dan memeriksa keamanan pesawat juga diselidiki. Demikian disampaikan seorang sumber yang identitasnya tak ingin dipublikasikan kepada kantor berita Associated Press.
Surat pemanggilan oleh juri federal di Washington kepada seseorang yang terlibat dalam pengembangan pesawat itu sudah dilayangkan. Pemanggilan dilakukan untuk mendapatkan dokumen-dokumen terkait pengembangan pesawat B737 MAX. Inspektur Jenderal Departemen Perhubungan AS juga memeriksa persetujuan FAA atas Boeing 737 MAX, kata seorang pejabat AS yang ingin identitasnya tidak disebutkan.
Sementara itu, The Wall Street Journal melaporkan pada penyelidikan hari Minggu (17/3/2019), inspektur jenderal fokus pada sistem anti-stall pesawat.
Sistem anti-stall inilah yang kemungkinan berhubungan dengan kecelakaan Lion Air pada 29 Oktober 2018 yang menewaskan 189 orang. Sistem ini juga yang menjadi perhatian pada kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines pada 10 Maret 2019 yang menewaskan 157 orang.
Terbatas
Juru bicara Departemen Kehakiman dan inspektur jenderal, Senin (18/3/2019), mengatakan, mereka tak dapat mengonfirmasi atau menyangkal adanya penyelidikan itu. FAA pun tidak mau berkomentar perihal penyelidikan, tetapi memastikan bahwa sertifikat keamanan pesawat diberikan sesuai dengan prosedur standar. FAA-lah yang bertanggung jawab atas sertifikat kelaikan terbang pesawat.
Menurut Direktur Pelaksana Leeham Company Scott Hamilton, penyelidikan seperti ini adalah sesuatu yang baru di AS. ”Tidak seperti Perancis, yang mana investigasi kriminalitas dalam kecelakaan penerbangan sepertinya umum terjadi, di AS sangat jarang terjadi,” katanya.
”Boeing tidak menanggapi atau mengomentari pertanyaan tentang masalah hukum, apakah penyelidikan internal, litigasi, atau pemerintah,” kata juru bicara Boeing, Charles Bickers, melalui surel.
Boeing justru mengeluarkan surat terbuka dari CEO-nya, Dennis Muilenburg, yang ditujukan kepada maskapai penerbangan, penumpang, dan komunitas penerbangan. Surat itu tak menyinggung soal penyelidikan oleh Departemen Kehakiman, tetapi menekankan, perusahaannya sudah melakukan tindakan untuk memastikan B737 MAX aman.
Tindakan itu termasuk perbaruan peranti lunak dan pelatihan pilot yang diperlukan untuk B737 MAX. Tujuannya, untuk ”mengatasi kekhawatiran” yang muncul setelah kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines. Peranti lunak kendali pesawat yang terbaru diduga berperan dalam dua kecelakaan tersebut.
Biro investigasi penerbangan sipil Perancis (BEA) menyatakan, data dari kotak hitam pesawat Ethiopian Airlines menunjukkan keterkaitan dengan kecelakaan Lion Air dan akan dipelajari lebih lanjut.
Otoritas Etiopia meminta bantuan BEA untuk membaca dan menginterpretasi kotak hitam pesawat yang jatuh karena Etiopia tidak memiliki keahlian dan teknologi yang diperlukan. Meski kesimpulan definitif penyebab kecelakaan baru bisa diperoleh dalam waktu berbulan-bulan, pejabat Etiopia menyatakan terdapat ”kesamaan yang jelas” antara kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air berdasarkan informasi data yang terekam.
Biro Investigasi Kecelakaan Etiopia berencana merilis hasil awal laporan dalam 30 hari ke depan. (AP/AFP/ADH)