Menang lima kali, kalah lima kali, bukan awal yang baik bagi Sloane Stephens menjelang turnamen WTA Miami, 20-31 Maret. Namun, petenis putri AS itu tak bisa dianggap remeh. Statistik menang-kalah, 3-4, pada awal 2018 tak menjadi penghalang Stephens untuk juara di Miami.
Gelar juara dari Miami 2018 adalah gelar pertama sejak Stephens menjuarai Grand Slam AS Terbuka 2017. Tak mampu menahan beban sebagai juara Grand Slam, penampilannya menurun. Dia delapan kali kalah beruntun, pada akhir 2017 hingga awal 2018, setelah menjadi juara di Flushing Mewdows, New York, AS.
Namun, saat kembali ke tanah Amerika, Stephens bangkit. Di Florida, negara bagian tempat Miami berada, seperti juga negara bagian tempat kelahirannya, Stephens memperoleh gelar pertama dari turnamen berkategori WTA Premier Mandatory. Ini adalah turnamen level tertinggi di bawah tanggung jawab Asosiasi Tenis Putri (WTA).
Meski WTA Miami menjadi satu-satunya turnamen yang memberi gelar juara pada 2018, Stephens memperoleh hasil baik pada tiga turnamen besar lain. Petenis yang berusia 26 tahun pada 20 Maret ini tampil di final pada Grand Slam Perancis Terbuka (kalah dari Simona Halep), WTA Montreal (Halep), dan Final WTA di Singapura (Elina Svitolina). Ini menjawab kritik bahwa dia kesulitan saat tampil di luar Amerika.
Sebelum mencapai hasil pada 2018, petenis yang memiliki ibu seorang perenang dan ayah pemain sepak bola Amerika ini lebih banyak meraih gelar juara di tanah Amerika. Dari empat gelar juara pada 2015-2017, hanya satu yang didapat di luar Amerika, yaitu di Auckland, Selandia Baru.
Tahun ini, Stephens memulai penampilan dengan kekalahan di Brisbane, Australia. Statistik menang kalahnya hingga tersingkir pada babak kedua Indian Wells, pekan lalu, adalah 5-5.
Namun, dia telah menunjukkan bahwa saat tampil di tempat yang memiliki keterikatan emosional, Stephens bisa memperoleh hasil positif. Dia juga membuktikan bisa menangani beban sebagai juara bertahan dengan cukup baik saat tampil di AS Terbuka 2018. Meski gagal mempertahankan gelar juara, Stephens bisa bertahan hingga perempat final.
Akan tetapi, untuk mempertahankan gelar di Miami, petenis yang ditempatkan sebagai unggulan keempat itu bergabung dengan beberapa unggulan tangguh pada paruh bawah undian. Mereka di antaranya, Simona Halep (2), Karolina Pliskova (5), Svitolina (6), dan Serena Williams (10).
Jika juara, petenis yang bersaing di arena profesional sejak 2009 itu akan menjadi petenis ke-14 yang menjadi juara turnamen WTA pada 2019. Tiga belas turnamen sebelumnya melahirkan 13 nama berbeda, di antaranya Naomi Osaka yang menjuarai Australia Terbuka, Belinda Bencic (WTA Dubai), dan Bianca Andreescu (WTA Indian Wells).
Langkah Djokovic
Ketatnya persaingan memperoleh gelar juara juga terjadi dalam persaingan tenis putra. Sebanyak 19 turnamen dijuarai petenis berbeda.
Novak Djokovic, yang tampil dominan sejak pertengahan 2018 dengan menjuarai empat turnamen besar, baru menjuarai satu turnamen pada 2019, yaitu Australia Terbuka. Dia tersingkir dengan cepat pada ATP Masters 1000 Indian Wells, pekan lalu, yaitu kalah pada babak ketiga.
Djokovic, yang berharap bisa memperbaiki penampilannya di Miami, akan mengawali langkah dengan bertemu lawan berat pada babak kedua, antara Bernard Tomic atau Tomas Berdych. Tomic pernah menjadi petenis harapan Australia ketika menempati peringkat ke-17 pada 2016, adapun Berdych berperingkat keempat pada 2015.
Pada paruh atas, Djokovic akan bersaing, di antaranya, dengan John Isner (7), Kei Nishikori (5), dan Dominic Thiem (3) yang pekan lalu menjuarai ATP Masters 1000 Indian Wells. Itu menjadi gelar pertama petenis Austria itu dari turnamen berlevel tertinggi dalam kalender Asosiasi Tenis Profesional (ATP) tersebut.
Pada paruh bawah, persaingan “panas” berpeluang terjadi pada beberapa laga, seperti Roger Federer dan Stan Wawrinka yang bisa terjadi pada babak ketiga. Selain itu, ada Marin Cilic melawan Denis Shapovalov (babak ketiga) dan Alexander Zverev dan Stefanos Tsitsipas (perempat final).
Sayangnya, turnamen ini tak dihadiri dua pesaing tangguh, Juan Martin Del Potro dan Rafael Nadal, karena cedera. Nadal, bahkan, batal bertanding melawan Federer dalam semifinal klasik di Indian Wells, pekan lalu, karena cedera lutut kiri.
Dengan absen di Miami, Nadal berharap bisa fit kembali saat memasuki persaingan di arena tanah liat mulai April. Dia akan kembali pada ATP Masters 1000 Monte Carlo, 14-21 April.