Federer Ingin Tambah Gelar Juara Lagi
MIAMI, RABU - Roger Federer belum akan berhenti meski telah mengumpulkan 100 gelar juara. Gagal ketika tinggal selangkah lagi untuk menambah jumlah itu di Indian Wells, Anmerika Serikat, pekan lalu, Federer akan mencoba kembali pada Turnamen ATP Masters 1000 Miami, 20-31 Maret.
“Sudah pasti tidak untuk 100 gelar lagi. Saya bisa pastikan itu,” kata Federer, Rabu (20/3/2019), ketika ditanya berapa gelar juara lagi yang dia inginkan.
“Saya hanya berharap bisa menambah beberapa lagi,” katanya di Stadion Hard Rock, Miami Gardens, AS. Ini adalah tempat baru yang digunakan untuk turnamen ATP/WTA Miami menggantikan Crandon Park, Key Biscayne sebagai tempat penyelenggaraan kejuaraan sejak 1982.
Federer tak menyebutkan detail jumlah juara dan dari turnamen mana saja gelar itu diinginkan. Petenis berusia 37 tahun tersebut hanya mengatakan bahwa dia senang berada dalam kondisi fit hingga masih bisa bersaing dengan petenis-petenis yang lebih muda.
Motivasi untuk menjadi juara masih besar hingga dia pun sangat menyesal ketika dikalahkan Dominic Thiem pada final Indian Wells, pekan lalu. Federer kalah dengan skor 6-3, 3-6, 5-7.
“Sayang sekali saya kalah dalam pertandingan itu, tetapi itulah yang terjadi. Saya hanya harus bangkit dan menciptakan kesempatan lainnya,” lanjut Federer dalam laman resmi Asosiasi Tenis Profesional (ATP).
Kesempatan itu ada pada pekan ini, pada turnamen yang menempatkan Federer sebagai unggulan keempat. Mendapat bye pada babak pertama, dia akan melawan Matthew Ebden atau petenis kualifikasi, Radu Albot, pada babak kedua. Dalam laga berikutnya, Federer berpeluang berjumpa kembali dengan sesama petenis Swiss, Stan Wawrinka, yang dikalahkannya pada babak ketiga Indian Wells.
Berada pada paruh bawah undian bersama Federer adalah beberapa petenis muda yang berusia 22 tahun ke bawah, seperti Alexander Zverev, Frances Tiafoe, Denis Shapovalov, Stefanos Tsitsipas, dan Karen Khachanov.
Melihat kesempatan untuk meraih gelar juara ke-101, Federer tak banyak berkomentar. Dia mengatakan akan fokus pada pertandingan pertama lebih dulu untuk memperoleh hasil lebih baik dibandingkan dengan 2018. Saat itu, tiga kali juara Miami Masters itu tersingkir pada babak kedua karena kalah dari petenis Australia, Thanasi Kokkinakis.
“Fokus saya saat ini bisa lebih baik dari tahun lalu. Saya harus memastikan tampil maksimal sejak pertandingan pertama, mudah-mudahan bisa mendapat momentum itu,” tutur petenis peringkat kelima dunia itu.
Selain dari turnamen lapangan keras, seperti di Indian Wells dan Miami, serta lapangan rumput, Federer juga memiliki kesempatan menambah gelar dari lapangan tanah liat, turnamen yang dia lewatkan pada tiga musim terakhir. Setelah absen pada 2016-2018, Federer berencana kembali karena merindukan tampil di lapangan berkarakter lambat tersebut.
Pelatih baru Halep
Di kelompok putri, petenis peringkat ketiga dunia, Simona Halep, mengumumkan akan dilatih oleh Daniel Dobre setelah tak lagi didampingi Darren Cahill sejak November 2018. Dalam pengumuman yang disampaikan di Miami, Halep bercerita, Dobre adalah sosok yang telah lama dia kenal.
“Seperti saya, dia berasal dari Rumania. Saya pernah bekerja sama dengan dia, bahkan, ketika Darren bersama saya. Jadi, dia sangat mengenal saya,” ujar mantan petenis nomor satu dunia itu.
Cahill adalan pelatih asal Australia yang mengantarkan Halep menuju puncak peringkat dunia dan meraih gelar pertama di arena Grand Slam, yaitu di Perancis Terbuka 2018. Namun, Cahill memilih pensiun menjelang akhir 2018 karena ingin memiliki lebih banyak waktu dengan keluarganya di Australia.
Halep pun tampil tanpa pelatih pada awal 2019, termasuk saat tampil dalam Grand Slam Australia Terbuka. Setelah tersingkir pada babak keempat di Melbourne, dia dilatih Thierry Van Cleemput, namun kerja sama itu hanya berlangsung sekitar tiga pekan.
Cahill, yang mendampingi Halep selama tiga tahun, dinilai sebagai pelatih terbaik petenis berusia 27 tahun itu. Untuk itu, dia pun kesulitan ketika harus mencari pelatih baru.
“Saat mencari pelatih, kita pasti ingin pelatih yang menguasai teknik secara baik. Tetapi, setelah 20 tahun bermain tenis, saya tak dapat mengubah teknik dan taktik terlalu banyak. Bagi saya, faktor penting dalam memilih pelatih adalah ketika saya bisa membangun hubungan baik dengannya,” tutur Halep dalam laman resmi Asosiasi Tenis Putri (WTA).
Di Miami, Halep akan tampil sejak babak kedua melawan Johanna Larrsson (Swedia) atau Taylor Townsend (AS). Pada turnamen berkategori WTA Premier Mandatory itu, hasil terbaik Halep adalah ketika tampil pada semifinal tahun 2015.