JAKARTA, KOMPAS — Gangguan pendengaran bisa terjadi pada siapa pun, termasuk pada bayi. Untuk itu, pencegahan dan pengendalian penyakit harus segera dilakukan sejak bayi baru lahir.
Wakil Ketua Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT) Hably Warganegara mengatakan, gangguan pendengaran pada bayi atau disebut tuli kongenital dapat terjadi pada bayi sejak lahir. Ketulian ini bisa diakibatkan bawaan seperti riwayat hamil atau riwayat lahir karena infeksi.
”Tuli kongenital paling bahaya. Jika tidak ditolong, kemungkinan terjadi gangguan perkembangan kognitif, psikologi, dan sosial di masa depan. Bahkan, berpotensi menimbulkan masalah lain, seperti gangguan telinga, hidung, dan tenggorokan (THT),” kata Hably dalam pernyataan pers di Jakarta, Jumat (22/3/2019).
Gangguan perkembangan kognitif, psikologi, dan sosial bisa berlanjut pada gangguan proses bicara, perkembangan kemampuan berbahasa, komunikasi, proses belajar, dan perkembangan kepandaian.
Untuk itu, bidan dan orangtua perlu tahu cara mendeteksi pendengaran bayi secara sederhana. Bayi memang belum bisa berbicara, tetapi dia bisa menunjukkan refleks jika mendengar suara keras (refleks moro).
”Refleks moro itu bisa dilihat jika gerakan tangan bayi tampak seperti mau memeluk, kaget,” kata Hably.
Cara memeriksa
Ada juga tanda lain berupa mengejapkan mata (auropalpebra), mengerutkan wajah (grimacing), berhenti menyusu atau mengisap lebih cepat ketika sedang menyusui, bernapas lebih cepat, dan ritme jantung bertambah cepat.
”Untuk refleks moro jangan dilakukan di depan bayi, tetapi di belakang bayi. Jika bayi mendengar klakson atau tepuk tangan dari belakang bayi, biasanya dia menunjukkan refleks. Nah, kalau refleksnya tidak ada, segera kontrol ke fasilitas kesehatan untuk diperiksa,” ucapnya.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Widyawati menambahkan, kesadaran untuk mengecek kemampuan pendengaran bayi sejak lahir perlu ditingkatkan. Menurut dia, masih banyak orangtua yang belum paham cara mengecek pendengaran bayi. Deteksi dini pada gangguan ini sangat penting untuk mencegah adanya gangguan yang lebih berat.