Menjadi negara kecil di tengah luasnya Samudra Pasifik tidak berarti memiliki peran dan arti yang kecil dalam percaturan politik internasional. Dalam konteks politik global, setiap negara memiliki peran pentingnya di masing-masing kawasan. Setiap negara memiliki hak yang sama di Perserikatan Bangsa-Bangsa sehingga dalam pemungutan suara kedudukan semua negara sama.
Tidak hanya itu, setiap negara juga memiliki arti penting bagi negara lain. Kepulauan Solomon, misalnya, meskipun hanya berpenduduk 642.000 jiwa, dukungan negara itu sangat penting bagi negara sebesar China atau Taiwan.
Pada satu sisi, Taiwan—yang dianggap sebagai salah satu provinsi oleh Beijing—mendapat keuntungan politik karena didukung dan diakui sebagai negara oleh Kepulauan Solomon. Namun, di sisi lain, dua pertiga komoditas ekspor negara itu diserap pasar China.
Situasi itu membuat sejumlah politisi lokal mempertanyakan kembali apakah hubungan diplomatik dengan Taiwan masih memberikan keuntungan. ”Cepat atau lambat, ketika kita lihat negara kita tidak mampu berkembang dari hubungan ini, kita bebas mengkaji ulang hubungan dan mencari jalan lain,” kata mantan Perdana Menteri Gordon Darcy Lilo yang sedang berlaga dalam pemilihan umum.
Pandangan Lilo itu telah menarik perhatian lawan politiknya yang sedang berkuasa, yaitu Partai Aliansi Demokrasi, juga Taiwan. Bulan ini, Taiwan mengirim deputi menteri luar negeri ke Honiara, ibu kota Kepulauan Solomon, dalam rangka mempererat hubungan kedua negara. Bahkan, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pekan ini menggelar lawatan ke Pasifik Selatan. Beberapa negara yang dikunjungi, antara lain, Palau, Nauru, dan Kepulauan Marshall.
Negara-negara itu merupakan sebagian dari negara-negara di Pasifik Selatan yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Saat ini, dari puluhan negara, tinggal 17 negara di dunia yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Sejak Tsai menjabat tahun 2016, ada lima negara yang mengalihkan pengakuannya kepada China.
Saat ini, pengaruh China di Pasifik Selatan makin menguat, terlebih sejak Beijing menggulirkan banyak bantuan dan menjadi negara pendonor terbesar kedua di Pasifik Selatan setelah Australia. Oleh karena itu, tidak hanya Taiwan, Australia dan Amerika Serikat pun berupaya meningkatkan kemitraan mereka dengan Pasifik Selatan.
Indonesia
Sebagai mitra di kawasan, Indonesia memandang negara- negara di Pasifik Selatan sebagai kerabat. Dalam pernyataan pers Januari 2019, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, kekerabatan sebagai bagian dari rumpun Melanesia terus diperkuat. Langkah itu menjadi bagian dari diplomasi Indonesia yang makin intensif di Pasifik Selatan.
Retno mengatakan, negara-negara di kawasan Pasifik memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas kawasan di tengah perang kepentingan negara-negara besar, seperti China dan AS. Dalam isu lain, seperti ekonomi dan perubahan iklim, Indonesia pun menempatkan negara-negara di Pasifik Selatan sebagai mitra penting. Menandai hal itu, dalam Forum Indonesia-Pasifik Selatan di Jakarta, Kamis (21/3/2019), Preferential Trade Agreement dengan Fiji dan Papua Niugini diluncurkan. (REUTERS/ADH)