Kehadiran Ronald Koeman telah mengubah citra skuad Oranye yang layu menjadi tim berbahaya di kualifikasi Piala Eropa 2020. Belanda kini diperkuat banyak pemain muda hebat.
ROTTERDAM, JUMAT - Sempat dilanda keterpurukan selama lima tahun, tim nasional sepak bola Belanda kini diperhitungkan sebagai salah satu tim terkuat di Eropa. Potensi besar itu mereka buktikan dengan melumat Belarus 4-0 di kualifikasi Piala Eropa 2020, Jumat (22/3/3019) dini hari WIB di Rotterdam, Belanda.
Stadion Rotterdam penuh sesak dengan puluhan ribu suporter skuad ”Oranye” pada laga di grup C kualifikasi Piala Eropa 2020 itu. Nyaris setiap penonton yang hadir mengibarkan bendera Belanda dengan bangga. ”Satu tim, satu tujuan. Piala Eropa 2020,” bunyi spanduk besar yang dipasang penonton di tribune stadion itu dalam bahasa lokal.
Spanduk itu seolah menegaskan kerinduan publik Belanda akan kembalinya Oranye di panggung sepak bola akbar seperti Piala Eropa. Maklum saja, dalam empat tahun terakhir, mereka hanya bisa jadi penonton di Piala Eropa Perancis 2016 dan Piala Dunia Rusia 2018. Kegagalan tampil di dua turnamen besar secara beruntun itu menjadi periode tergelap dalam sejarah sepak bola Belanda.
Pasukan Oranye tampil seperti sekelompok singa lapar. Striker Memphis Depay, gelandang Georginio Wijnaldum, dan Virgil van Dijk silih berganti mencetak gol ke gawang Belarus. Depay, yang penampilannya bersama klub Olympique Lyon menurun musim ini, bak pemain berbeda di laga ini. Ia memborong dua gol.
”Memphis adalah pilar yang sangat penting di tim ini. Hari ini ia menunjukkan peran penting itu,” ujar Ronald Koeman, pelatih timnas Belanda yang memberikan kepercayaan besar ke para pemainnya yang sempat ditekan publik seperti Depay.
Malam itu, Koeman menurunkan skuad terbaiknya. Skuad yang berisikan campuran pemain senior dan para talenta muda seperti Wijnaldum (28), Virgil van Dijk (27), Matthijs de Ligt (19), Frenkie de Jong (21), dan Steven Bergwijn (21), ini merupakan kerangka tim yang akan digunakan Koeman di babak utama Piala Eropa 2020 jika mereka lolos.
Sebagian dari pemain itu, yaitu seperti Frenkie de Jong, merupakan wujud revolusi Koeman di tim Oranye dalam setahun terakhir. Berbeda dengan dua pelatih Belanda sebelumnya, Danny Blind dan Dick Advocaat, Koeman lebih berani memainkan talenta muda seperti De Jong. Gelandang milik Barcelona FC itu, kini menjadi langganan di lini tengah bersama Wijnaldum.
Permainan Belanda pun terlihat lebih ofensif di era Koeman, pelatih yang menyukai pola 4-3-3. Barisan penyerang dan gelandang Oranye bisa lebih nyaman menekan pertahanan lawan karena mereka dibela dua bek yang disebut-sebut calon terbaik di dunia, Van Dijk dan De Ligt. Keduanya nyaris tidak kerepotan saat menghadapi Belarus.
Kemenangan besar atas Belarus itu menjadi modal Belanda menatap laga kualifikasi berikutnya, yaitu kontra juara dunia 2014, Jerman. Keduanya merupakan tim unggulan di grup C kualifikasi Piala Eropa 2020. Grup itu diisi tiga tim lainnya yaitu Belarus, Estonia, dan Irlandia Utara. Hanya dua tim teratas yang berhak meraih tiket ke babak utama Piala Eropa itu.
Sebagai catatan, Jerman pernah dipermalukan Oranye asuhan Koeman, 3-0, di ajang Liga Nasional Eropa, tahun lalu. Tak hanya itu, Belanda juga memukul juara dunia, Perancis, 2-0, di ajang yang sama, November lalu. Tidak heran, Belanda kini mulai disegani kembali di jagat sepak bola. Peringkat mereka di dunia pun naik pesat, yaitu dari 22 di 2016 menjadi 14 di 2019 ini.
”Belanda seperti kami. Mereka tim dengan banyak pemain muda hebat yang kini tengah berkembang. Saya telah melihat dampak kehadiran Koeman di tim itu,” ujar Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate, memuji calon lawannya di semifinal Liga Nasional Eropa itu.
Diikuti Italia
Keberanian Belanda membangun ulang kejayaan timnya dari para talenta muda ditiru timnas Italia. Skuad ”Gli Azzurri”, yang juga absen di Piala Dunia Rusia, kini banyak diperkuat para pemain muda.
Pelatih Timnas Italia Roberto Mancini memanggil sejumlah pemain baru untuk kualifikasi Piala Eropa. Mereka antara lain adalah striker Juventus, Moise Kean (19), dan gelandang AS Roma, Nicolo Zaniolo (19).
”Zaniolo bisa melakukan debutnya (di timnas senior). Moise (Kean) telah memenangi banyak hal di usianya yang sangat muda. Mudah-mudahan dia bisa seperti Mario Balotelli dulu (eks striker Italia),” tutur Mancini penuh harap.
Gli Azzurri akan memulai perjalananya di kualifikasi Piala Eropa 2020 dengan menghadapi Finlandia, Minggu (24/3) dini hari WIB. Italia tergabung di grup J bersama Finlandia, Mesir, Bosnia, Armenia, dan Liechtenstein. (Reuters)