JAKARTA, KOMPAS — Asa untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia mengemuka dalam perayaan Hari Kelahiran Ke-96 Nahdlatul Ulama yang digelar serentak di sejumlah daerah. Setidaknya ditargetkan 10,9 juta pengikut Nahdlatul Ulama atau nahdliyin turut serta dalam kegiatan perayaan yang diisi dengan istigasah, tahlil, dan shalawat tersebut.
Nahdlatul Ulama (NU) didirikan pada 16 Rajab 1344 H, bertepatan dengan 31 Januari 1926. Dalam kalender Hijriah, 16 Rajab 1440 H jatuh pada hari Sabtu (23/3/2019). Dalam kalender Hijriah, pada tahun ini NU memperingati harlah ke-96.
Ketua Pengurus Besar NU Robikin Emhas di Jakarta, Sabtu, menyampaikan, kegiatan istigasah yang diartikan meminta upaya perlindungan dan pertolongan dari Allah SWT ini selalu digelar tiap tahun. Akan tetapi, muatan materi dan pesan yang disampaikan tiap tahunnya tidak sama karena mengikuti dinamika dan kondisi kebangsaan yang ada.
”Istigasah (kali ini) dilakukan untuk memohon perlindungan dan pertolongan Allah SWT agar NKRI tetap utuh dan dapat mewujudkan cita-cita didirikannya. Ini juga ditujukan agar kita sebagai anak bangsa memiliki komitmen keindonesiaan yang sama, dengan cita-cita yang sama pula. Cita-cita sebagaimana dinyatakan para bapak pendiri bangsa dalam Pembukaan UUD 1945,” tutur Robikin.
Perayaan ini juga menjadi momentum bagi para nahdliyin untuk mengapresiasi jasa para pendiri NU dan Indonesia. ”Lebih dari itu, semoga kita semua dapat mewarisi semangat dan kerelaan berkorban untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut. Betapa pun cita-cita luhur membangun bangsa ini mustahil tercapai tanpa kesanggupan menghargai keragaman dan kerelaan berkorban satu sama lain,” ujar Robikin.
Kegiatan ini sudah disosialisasikan sejak 14 Maret 2019 ke seluruh pengurus NU dari anak ranting hingga pusat, serta pengurus 14 lembaga dan 18 badan otonom NU dari cabang hingga pusat. Sebanyak 36 pengurus cabang istimewa NU (PCINU) di luar negeri, pesantren dan majelis taklim, serta warga NU lainnya juga diinstruksikan untuk menggelar istigasah, tahlih, dan shalawat pada hari Sabtu, pukul 06.00 waktu setempat.
Diperkirakan, sebanyak 8,9 juta nahdliyin mengikuti kegiatan itu, yang dikoordinasi oleh Pengurus Wilayah NU dan Pengurus Cabang NU di seluruh Indonesia. Kemudian sebanyak 2 juta orang dikoordinasi dari kalangan pesantren dan majelis taklim. Sisanya sekitar 4.750 orang mengikuti PCINU di 36 negara.