Tak jauh dari Mal Summarecon atau di salah satu ruas jalan wilayah komersial Summarecon Bekasi, lima belas remaja berkostum layaknya orang-orang sawah berlenggak-lenggok mengikuti irama musik gambang kromong. Mengenakan topi berbahan lontar berbentuk kerucut, baju kuning kecokelatan, dan wajah yang sepintas tampak dipenuhi jahitan, para remaja itu menarikan Tarian Bebegig.
Tarian itu merupakan persembahan Sanggar Sinar Selih Asih dalam ajang Bekasi Night Carnival yang digelar Sabtu (23/3/2019) hingga Minggu (24/3/2019) di Summarecon Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat. Selain Sanggar Sinar Selih Asih, ada pula belasan sanggar seni dari Kota Bekasi yang tampil dengan berbagai ragam tarian kreasi.
Gerakan para remaja itu dilakukan dengan tempo yang lambat, kaku, namun menarik ditonton. Ratusan orang yang hadir dalam acara itu, tak lupa mengabadikan penampilan sekitar 10 menit dengan kamera gawainya. Tepuk tangan diiringi tawa penonton kian menyemarakkan suasana penampilan 15 remaja itu.
Bekasi Night Carnival yang baru digelar pertama kali untuk menyemarakkan Hari Ulang Tahun Ke-22 Kota Bekasi, dianggap sebagai ajang kreatif terbesar di Kota Bekasi. Rencananya kegiatan itu akan dijadikan sebagai acara tahunan untuk mempromosikan kekayaan budaya tradisional Kota Bekasi.
"Kami ingin memunculkan ciri khas Kota Bekasi. Ini namanya tarian orang sawah atau bagi orang Bekasi disebut bebegig," kata pelatih Sanggar Seni Sinar Selih Asih, Eem Biliyanti, di Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2019).
Tarian itu selain bagian dari kampanye peduli lingkungan, juga untuk mempertahankan budaya tradisional Kota Bekasi, yang kian terpinggirkan. Bekasi Night Carnival difasilitasi Pemerintah Kota Bekasi tanpa sepeserpun dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bekasi. Pembiayaan disokong sejumlah pengembang yang selama ini berusaha di Kota Bekasi.
Menurut Ketua Sanggar Mekar Pasundan Nina Rustina, remaja Kota Bekasi cukup antusias bergabung dalam berbagai sanggar seni tari untuk belajar tentang tarian daerah. Namun, mereka kesulitan untuk mengekspresikan bakat seninya karena keterbatasan ruang pentas.
Hadirnya Bekasi Night Carnival di tengah-tengah kawasan komersial Summarecon Bekasi diharapkan menarik minat pelaku usaha untuk memberi tempat yang layak untuk terus berkembangnya kebudayaan tradisional. Kemajuan zaman yang ditandai dengan kehidupan serba digital tak seharusnya mematikan nilai-nilai tradisional yang menjadi ciri khas setiap daerah.
"Hanya kebudayaan tradisional yang menjadi pembeda agar suatu kota tetap dikenal. Kami berharap ada kolaborasi bersama antara pemerintah, pegiat seni, dan pelaku usaha untuk memajukan seni daerah," kata Nina.
Menurut Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi Helfiana Sudirman yang ditemui, Jumat (22/3/2019), Kota Bekasi tak memiliki destinasi wisata alam atau peninggalan bersejarah untuk dipromosikan. Cara terbaik mengenalkan Kota Bekasi adalah melalui khasanah kebudayaan.
Salah satu ragam budaya daerah yang patut untuk diperkenalkan, yaitu motif batik yang kini berjumlah 12 jenis. Ragam motif itu akan dipadukan dalam balutan kostum menyerupai ikan gabus sepanjang 22 meter yang akan dikenakan aktris Angel Karamoy pada malam penutupan Bekasi Night Carnival, Minggu (24/3/2019).
Bagian atas kostum itu dihiasi dengan warna keemasan, warna khas patriot. Tujuannya untuk menunjukkan karakter Kota Bekasi yang dijuluki sebagai Kota Patriot. (STEFANUS ATO)