Peringati Bandung Lautan Api, Pemuda Cat Makam Pahlawan Tak Dikenal
›
Peringati Bandung Lautan Api, ...
Iklan
Peringati Bandung Lautan Api, Pemuda Cat Makam Pahlawan Tak Dikenal
Memperingati peristiwa Bandung Lautan Api, 24 Maret 1946 malam, sejumlah pemuda pengajar Sakola Ra’jat Iboe Inggit Garnasih, Bandung di Jawa Barat mengecat makam pahlawan tak dikenal yang gugur dalam peristiwa Bandung Lautan Api di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Sabtu (23/3/2019).
Oleh
Samuel Oktora
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS - Sejumlah pemuda pengajar Sakola Ra’jat Iboe Inggit Garnasih, Bandung di Jawa Barat mengecat makam pahlawan tak dikenal yang gugur dalam peristiwa Bandung Lautan Api di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Sabtu (23/3/2019). Hal itu dilakukan juga secara untuk memperingati peristiwa bersejarah perjuangan mendukung kemerdekaan RI, Bandung Lautan Api, yang terjadi pada malam hari, tanggal 24 Maret 1946.
Sebelum mengecat, para pengajar itu terlebih dulu membersihkan nisan dan dinding makam dari debu dan lumut yang mengering, serta sejumlah kotoran, maupun rumput liar yang tumbuh di dalam makam.
Adapun makam yang dicat sebanyak delapan buah. Makam berada di Blok F TMP Cikutra, yang secara khusus pada nisan bertuliskan, Tidak Dikenal, Gugur dalam Peristiwa Bandung Lautan Api 1946. Mereka mengecat makam itu dengan warna putih.
“Pengecatan makam ini dilakukan sebagai salah satu bentuk penghormatan pada pahlawan, khususnya mereka yang tak dikenal namanya. Kondisinya kurang terawat dibandingkan dengan makam yang lain. Hal ini juga cara lain untuk mengajarkan pada anak-anak sejak dini untuk mengingat peristiwa sejarah bangsanya, sehingga modelnya tidak monoton dan membosankan,” kata Penanggung Jawab Sakola Ra ’jat Iboe Inggit Garnasih, Gatot Gunawan di lokasi makam.
Pengecatan makam ini dilakukan sebagai salah satu bentuk penghormatan pada pahlawan, khususnya mereka yang tak dikenal namanya. (Gatot Gunawan)
SR Iboe Inggit Garnasih merupakan sekolah nonformal atau kelompok belajar di kawasan Astana Anyar, Kota Bandung yang didirikan 17 Maret 2017. Sekolah ini fokus mengajarkan kesenian, budaya, kebangsaan dan sejarah Indonesia, serta penanaman nilai-nilai budi pekerti, yang bertujuan menumbuhkan kesadaran mengenai sejarah, juga rasa kecintaan terhadap tanah air pada generasi muda.
Sedangkan peristiwa Bandung Lautan Api terkait dengan adanya ultimatum tentara sekutu agar Tentara Republik Indonesia (TRI sekarang menjadi TNI) meninggalkan Kota Bandung. Semua warga Bandung di luar TNI dan Badan Keamanan Rakyat (BKR) juga diultimatum untuk menyerahkan senjata.
Warga Bandung kemudian melakukan perlawanan dengan membumihanguskan Bandung Selatan hingga menjadi lautan api. Semua warga Bandung Selatan membakar wilayah mereka, lalu meninggalkan Bandung, tanggal 24 Maret 1946. Dari gerakan bumi hangus itu Sekutu tak dapat menduduki Kota Bandung.
Gatot juga menjelaskan, pertimbangan delapan makam yang dicat itu karena di area TMP tersebut hanya ditemukan delapan makam yang pada nisannya tertulis pahlawan tak dikenal yang gugur dalam peristiwa Bandung Lautan Api (BLA).
“Jumlahnya tentu lebih dari delapan, tapi kami mengecek untuk yang tak dikenal, dan pada nisan tulisan masih tercantum dengan jelas cuma delapan makam. Ada beberapa makam yang pada nisannya telah hilang tulisannya,” ujarnya.
Selain pengecatan makam, kegiatan juga dilanjutkan pada pukul 20.00 dengan acara renungan suci. Peserta SR Iboe Inggit Garnasih dari kalangan anak-anak dan pelajar datang dengan membawa obor dari halaman depan TMP Cikutra menuju area makam di Blok F.
Dalam renungan suci itu dilakukan pembacaan doa, kata-kata mutiara, pembacaan siejarah singkat peristiwa BLA, dan mengheningkan cipta selama dua menit.
Bumi hanguskan hoaks
Dalam memperingatan peristiwa BLA, Pemerintah Kota Bandung mengangkat tema “Bumi Hanguskan Hoaks”, hal ini dimaksudkan sebagai bentuk perlawanan terhadap berita-berita palsu yang berpotensi memecah belah bangsa.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung, Dodi Ridwansyah menuturkan, tema tersebut diangkat mencermati keprihatinan terhadap situasi tanah air saat ini, yakni maraknya berita palsu dan ujaran kebencian yang mempolarisasi dan berpotensi memecah belah masyarakat.
“Sasaran utama kegiatan ini adalah generasi muda sebagai penerus tongkat estafet kepemimpinan bangsa. Anak-anak muda diharapkan jangan sampai ikut terprovokasi ujaran kebencian yang merusak tatanan masyarakat,” kata Dodi.
Sementara itu Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Bandung, Dedi Priadi Nugraha mengatakan, Pemkot Bandung menggelar rangkaian peringatan peristiwa Bandung Lautan Api, tanggal 22-24 Maret 2019.
Kegiatan diawali dengan ziarah ke TMP Cikutra pada Jumat (22/3), dan pawai obor pada Sabtu (23/3) malam. Rute konvoi adalah Tegallega - Balai Kota Bandung. Rangkaian kegiatan diakhiri dengan upacara bendera pada hari Minggu, (24/3) pagi di Plaza Balai Kota Bandung.
Sebelumnya, Wali Kota Bandung, Oded M Danial dan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana berziarah ke TMP Cikutra, Jumat (22/3).