Pasar Ikan Modern Muara Baru dan Tantangan Pasar Ikan Kita
›
Pasar Ikan Modern Muara Baru...
Iklan
Pasar Ikan Modern Muara Baru dan Tantangan Pasar Ikan Kita
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
Pasar Ikan Modern Muara Baru di Pluit, Jakarta Utara, akhirnya diresmikan Presiden Joko Widodo, pertengahan Maret 2019. Sudah sekitar 1,5 bulan pasar itu beroperasi.
Pasar ikan modern yang dibangun Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan anggaran tahun jamak 2017-2018 sebesar Rp 150,69 miliar itu mengusung konsep pasar yang bersih, nyaman, tidak becek, dan tidak bau. Tak tanggung-tanggung, pasar ikan itu dibangun dengan mengacu pada konsep Pasar Ikan Tsukiji di Tokyo, Jepang.
Bangunan tiga lantai pasar menempati bekas pasar ikan Muara Baru pada lahan seluas 22.444 meter persegi. Pasar itu memiliki 896 lapak ikan segar, 155 unit kios maritim, 8 unit tempat penjualan makanan, dan 2 unit mesin es batu berkapasitas 10 ton.
Di masa lalu, pasar ikan Muara Baru dikenal bau, becek, kotor. Bahkan, ada seloroh, kalau ke pasar ikan Muara Baru bersiaplah pakaian akan “bau amis”. Padahal, menilik sejarahnya, pasar yang berdiri sejak 1846 itu memiliki keunikan bangunan yang berbentuk heksagonal.
Kini, di gedung baru, lapak-lapak ikan yang menyisakan kubangan air nyaris tak terlihat. Keberadaan sanitasi berupa selokan yang melintasi seluruh lapak ikan menjadikan genangan air jauh berkurang. Namun, lapak “kering” seperti halnya Pasar Ikan Tsukiji belum bisa sepenuhnya terwujud.
Pasar yang ramai sejak pukul 20.00 hingga pukul 02.00 itu menyajikan ikan-ikan dalam negeri yang melibatkan industri hulu-hilir. Ikan-ikan didatangkan dari kapal-kapal besar yang bersandar di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, gudang pendingin, hingga dari lokasi budidaya, membuat jenis ikan yang ditawarkan bervariasi. Ada ikan air tawar, namun juga ada ikan laut.
Kendati gedung dan fasilitas telah dibenahi, namun penanganan ikan di Pasar Ikan Modern Muara Baru, tak dipungkiri, masih menggunakan pola-pola tradisional. Ikan-ikan diangkut dengan ember dan diletakkan pula di ember-ember. Lantai basah pun tak terhindarkan.
Sejalan dengan target peningkatan konsumsi ikan dalam negeri, keberadaan pasar-pasar yang lebih bersih dan higienis sudah menjadi tuntutan. Fasilitas yang memadai dengan sistem sanitasi modern menjadi titik tolak pasar ikan yang lebih ramah kepada masyarakat, sehingga minat makan ikan pun meningkat.
Selama ini, nilai transaksi ikan di pasar lama Muara Baru rata-rata mencapai Rp 9 miliar per hari dengan jumlah ikan yang diperdagangkan bisa mencapai 400 ton. Dengan konsep baru itu, transaksi perikanan diharapkan meningkat.
Perum Perikanan Indonesia, BUMN yang bertindak sebagai pengelola pasar ikan modern tersebut menargetkan peningkatan transaksi di pasar ikan modern bisa mencapai 25-30 persen.
Setelah Pasar Ikan Muara Baru, KKP menargetkan pasar-pasar modern serupa akan dibangun di beberapa kota lain di Indonesia. Tentunya, masih perlu dibuktikan, pasar-pasar modern yang telah dan akan dibangun itu akan terus terpelihara kebersihannya dengan sistem sanitasi yang terjaga.
Pasar ikan yang bersih tidak hanya mendatangkan konsumen, untuk berbelanja. Namun, juga mendatangkan wisatawan, yang bisa saja tak hanya berbelanja ikan, namun untuk menikmati sensasi suasana pasar ikan yang bersih dan rapi. Membayangkan Pasar Ikan Modern Muara Baru seperti Tsukiji, didatangi wisatawan yang rela bangun pagi-pagi buta demi menikmati keriuhan pasar ikan yang sesungguhnya. Alangkah bangganya. (BM Lukita Grahadyarini)