JAKARTA, KOMPAS – Lifter kelas 61 kilogram Eko Yuli Irawan akan fokus untuk menaikkan jumlah angkatan total guna mengumpulkan poin peringkat dunia menuju Olimpiade Tokyo 2020. Dalam kualifikasi Olimpiade, angkatan total lebih menentukan perolehan poin dibandingkan dengan raihan medali. Eko dan kawan-kawan dijadwalkan tampil di Kejuaraan Asia di Ningbo, China, 18-28 April.
”Percuma mendapatkan medali kalau jumlah angkatan totalnya buruk. Peringkat dunia akan bertambah kalau angkatan totalnya bagus,” kata Eko di Jakarta, Minggu (24/3/2019).
Kepala Bidang Peningkatan Prestasi PB PABBSI Alamsyah Wijaya menuturkan, aturan baru Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) mewajibkan atlet fokus meningkatkan jumlah angkatan total daripada berburu medali. ”Setiap kilogram angkatan atlet akan mendapatkan poin yang dihitung dengan sistem robin poin,” ujarnya.
Alamsyah mengemukakan, di kejuaraan dengan level emas, seperti Kejuaraan Dunia dan Kejuaraan Asia, jumlah angkatan total atlet dikali dengan poin 1,10. Di kejuaraan dengan level perak dikali dengan poin 1,05. Sementara di kejuaraan dengan level perunggu dikali dengan poin 1,00. ”Dengan sistem ini, angkatan total akan menentukan poin yang mereka kumpulkan,” ujar Alamsyah.
Oleh karena itu, di Ningbo, Eko bertekad mengukir angkatan total mendekati hasil di Kejuaraan Dunia 2018, yaitu 317 kg (snatch 143 kg, clean and jerk 174 kg). Sejauh ini, angkatan Eko itu menjadi yang terbaik di kualifikasi Olimpiade.
Berdasarkan peringkat dunia IWF, Eko berada di posisi teratas dengan 2.051,1258 poin. Koleksi poin Eko tinggi karena dirinya meraih gelar juara dunia 2018 dan memegang dua rekor dunia kelas 61 kg. Di bawah Eko ada lifter Vietnam, Thach Kim Tuan (1.816,0888 poin). Ergashev Adkhamjon (Uzbekistan) di urutan ketiga (1.737,3377 poin).
Peringkat dunia Eko sempat turun ke posisi lima ketika dia tampil di Fuzhou, China, Februari lalu. Di kejuaraan yang memperebutkan Piala Dunia IWF itu, Eko menyelamatkan wajah Indonesia dengan satu-satunya lifter yang meraih medali tiga medali emas untuk angkatan total 297 kg, snatch 136 kg, dan clean and jerk 161 kg. Perolehan emas itu, menurut Eko, tertolong karena lifter China Li Fabin mengalami cedera sehingga didiskualifikasi dari perlombaan.
Meski meraih emas, poin peringkat dunia Eko tidak bertambah banyak karena jumlah angkatan total Eko turun 20 kg dari penampilannya di Kejuaraan Dunia, pada November 2018. Posisi Eko bahkan sempat disalip lifter-lifter dari negara lain yang mengikuti kejuaraan lebih banyak.
Alamsyah mengatakan, Eko Yuli berpotensi memperbaiki total angkatan asalkan dia menjalani latihan performa tinggi. Perhatian Eko harus lebih fokus pada nutrisi dan antisipasi cedera.
Eko mengatakan, menjelang Kejuaraan Asia, dia harus menjalani latihan lebih baik dan memperhatikan berat badan. Sehari-hari Eko harus bisa menjaga berat badannya pada kondisi ideal yaitu 63 kg, atau 2 kg lebih berat dari kategori lomba 61 kg. Dengan begitu, menjelang kejuaraan dia tidak perlu diet terlalu ketat yang dapat mempengaruhi penampilan.