LONDON, Senin— Perdana Menteri Inggris Theresa May memperoleh tekanan kuat dari para mitranya di Partai Konservatif untuk mundur. Sebagai imbalannya, para pembangkang di Partai Konservatif akan mendukung kesepakatan Brexit yang telah dua kali ditolak parlemen.
Rencana itu diungkap sejumlah media Inggris yang mengutip sumber-sumber di pemerintahan. Pada Minggu dan Senin, May berturut-turut bertemu dengan para pembangkang di Konservatif, di antaranya Jacob Rees-Mogg dan Boris Johnson. May juga melakukan rapat kabinet membahas dinamika terbaru.
Juru bicara Downing Street membantah isu tersebut. ”Pertemuan membahas beragam isu, termasuk apakah ada cukup dukungan di parlemen untuk kemungkinan voting yang ketiga kali pekan ini,” kata jubir.
Sehari sebelumnya, The Sunday Times melaporkan bahwa sejumlah menteri kabinet May telah membuat rencana untuk melengserkan sang perdana menteri dan mempersiapkan Wakil PM David Lidington untuk menjadi pejabat sementara. Disebutkan juga, ada 11 menteri yang telah mengonfirmasi bahwa mereka menginginkan PM May memberikan kedudukannya bagi orang lain.
Hal itu juga diperkuat tulisan The Mail on Sunday yang menyatakan bahwa ”May bisa disingkirkan dalam beberapa hari ke depan”.
Sejumlah anggota parlemen kemarin terang-terangan meminta May untuk mundur. ”Saya berharap kabinet akan meminta PM May untuk mundur,” kata Andrew Bridgen dari Konservatif yang mendukung Brexit. Menurut Bridgen, May sudah tak lagi memperoleh dukungan dari partainya di parlemen, dari kabinet ataupun dari Partai Konservatif.
Ketiga kali
Kesepakatan Brexit yang ditandatangani UE-Inggris November lalu telah ditolak parlemen sebanyak dua kali, yang membuat masa depan Inggris sampai saat ini tidak jelas.
May telah mendapat perpanjangan tenggat Brexit yang seharusnya berakhir pada 29 Maret 2019 selama beberapa pekan. Brussels menetapkan, jika parlemen Inggris mendukung kesepakatan Brexit, perpanjangan akan diberikan sampai 22 Mei. Namun, jika parlemen tetap menolak kesepakatan itu, perpanjangan hanya akan diberikan sampai 12 April dan setelah itu Inggris harus menentukan akan memilih jalan yang mana.
Sedianya, May akan mengusulkan voting ketiga kali pekan ini. Namun, ia berubah pikiran dan menyatakan akan melakukan voting ketiga kali hanya jika kesepakatan Brexit dijamin akan didukung mayoritas anggota parlemen. Sikap itu semakin membuat cemas banyak kalangan bahwa pada akhirnya Inggris akan keluar dari UE tanpa kesepakatan.
UE nyatakan siap
UE kemarin menyatakan, persiapan untuk menghadapi Brexit tanpa kesepakatan telah tuntas. ”Karena kemungkinan besar Inggris akan meninggalkan UE tanpa kesepakatan pada 12 April, Komisi Eropa hari ini menyatakan bahwa persiapan untuk menghadapi itu telah komplet.”
Komisi Eropa menjelaskan garis besar persiapan mencakup 13 bidang dari aturan penerbangan sampai transportasi darat dan penangkapan ikan. UE mengakui bahwa disrupsi hanya bisa dikurangi, tetapi tak bisa dicegah secara menyeluruh. ”Langkah darurat UE tak bisa mencegah seluruh dampak akibat Brexit tanpa kesepakatan.” (AP/AFP/REUTERS/MYR)