Tol Semarang-Demak Pecah Kepadatan Jantung Pantura
›
Tol Semarang-Demak Pecah...
Iklan
Tol Semarang-Demak Pecah Kepadatan Jantung Pantura
Pembangunan jalan tol Semarang-Demak, yang juga berfungsi sebagai tanggul laut, masih dalam tahap lelang. Proses lelang badan usaha jalan tol atau BUJT ditargetkan selesai bulan April dan dilanjutkan penetapan kontraktor hingga peletakan batu pertama.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Pembangunan jalan tol Semarang-Demak, yang juga berfungsi sebagai tanggul laut, diharapkan memecah kepadatan di jantung ruas pantura Kota Semarang. Saat ini, proyek tersebut masih dalam proses lelang badan usaha jalan tol atau BUJT dan ditargetkan selesai bulan April.
"Ground breaking dilakukan kalau sudah ada penetapan BUJT atau investornya, lalu penetapan kontraktor. April ini bisa selesai lelang, kemudian ditentukan pemenang dan peletakan batu pertama," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, di sela-sela pelantikan Direktur dan Wakil Direktur Politeknik PU di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (27/3/2019).
Tol Semarang-Demak akan terintegrasi dengan tanggul laut Kota Semarang dengan total panjang 26,8 kilometer (km). Tanggul itu berfungsi menahan limpasan air laut atau rob yang selama ini menjadi masalah di Kota Semarang. Biaya investasi diproyeksikan mencapai Rp 15,3 triliun.
Tanggul itu berfungsi menahan limpasan air laut atau rob yang selama ini menjadi masalah di Kota Semarang. Biaya investasi diproyeksikan mencapai Rp 15,3 triliun.
Jalan Tol Semarang-Demak akan tersambung dengan Tol Semarang dalam kota yang telah beroperasi. Jalan tol baru itu akan membentang di sebelah utara jalan nasional (pantura) Semarang-Demak. Ruas jalan akan berakhir di sekitar Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Jalan tol tersebut diharapkan mengurangi kepadatan kendaraan di sekitar Jalan Kaligawe, Genuk, yang dilewati truk, bus, dan kendaraan pribadi, arah Semarang-Surabaya dan sebaliknya. Pantauan sepekan terakhir, kemacetan selalu terjadi, selain karena lubang jalan di beberapa titik, juga antrean truk-truk yang hendak berputar balik.
Terkait pembebasan lahan, Basuki optimistis tidak akan terlalu banyak memakan waktu dan memberi dampak sosial. Hal itu karena sebagian besar konstruksi tol berada di wilayah laut. "Mudah-mudahan nggak ada masalah," kata dia.
Adapun jalan tol Semarang-Demak masuk proyek strategis nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Perubahan Atas Perpres No 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII Semarang, Akhmad Cahyadi, menambahkan, jalan tol nantinya berada di atas tanggul. "Sekaligus akan ada polder-polder (bidang tanah rendah) serta saluran penghantar yang memungkinkan air selanjutnya dipompa ke laut," katanya.
Kota Lama Semarang
Dalam kunjungan kerja di Semarang, Rabu, Basuki juga meninjau pengerjaan revitalisasi kawasan Kota Lama Semarang. Menurut dia, saat ini kemajuan sudah mencapai 80 persen dan diharapkan tuntas pada April. Adapun anggaran proyek itu Rp 183 miliar dengan skema tahun jamak 2018-2019.
Basuki menuturkan, proyek ini bagian dari program Kementerian PUPR untuk penanganan kota-kota pusaka. "Kawasan Kota Lama ini heritage. Kepada kontraktor, kami minta diselesaikan pekerjaannya dengan detail. Juga diperhatikan kebersihannya," ucapnya.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Danis H Sumadilaga, menuturkan, sesuai kontrak, pekerjaan akan tuntas pada April. Menurut dia, beberapa waktu lalu, pekerjaan sempat terkendala terkait manajemen lalu lintas di kawasan tersebut.