BANYUWANGI, KOMPAS Populasi ikan lemuru lenyap dari perairan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur. Ikan itu komoditas primadona, tetapi sejak 2009, ikan yang menjadi bahan baku sarden itu susah ditemukan.
Berdasarkan data Unit Pelaksana Teknis Pengujian Mutu dan Pengembangan Produk Kelautan dan Perikanan Banyuwangi tahun 2008, produksi lemuru 28.000 ton. Namun, tahun 2011, turun drastis menjadi 1.651 ton.
Tangkapan lemuru naik tahun 2015, yaitu 10.267 ton. Namun, kembali turun pada 2017, hanya 54 ton. ”Sejak tahun 2009, lemuru mulai berkurang. Kadang hanya muncul 2-3 hari lalu empat bulan hilang. Sekarang justru sama sekali tidak ada,” ujar Umar Hasan Zein, nelayan yang hadir dalam temu wicara dengan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Muncar, Banyuwangi, Jumat (29/3/2019).
Sebelum tahun 2009, kata Umar, lemuru mudah ditemukan di perairan Muncar. Keluhan serupa disampaikan Suhairi, nelayan di Muncar. Sebelum tahun 2009, ia bisa mendapat 10-15 ton lemuru setiap hari. Saat ini jauh berbeda.
”Kalaupun ada, misalnya hari ini dapat 2 ton, besoknya sudah tidak ada hingga empat bulan ke depan. Kami tidak pernah tahu apa penyebabnya. Kami berharap pemerintah bisa membantu kami mengembalikan kejayaan lemuru Muncar,” katanya.
Di kesempatan berbeda, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Banyuwangi Hasan Basri mengatakan, selama ini hampir 70 persen tangkapan ikan nelayan Muncar adalah lemuru.
Banyak nelayan mempertanyakan hilangnya ikan lemuru. Namun, tidak ada jawaban jelas. Bahkan, dari dinas terkait juga tidak mengetahui penyebab hilangnya lemuru di perairan Muncar.
Penelitian ilmiah
Kemarin, Luhut yang mendengarkan langsung keluhan para nelayan itu berjanji meneliti masalah tersebut. ”Kami akan meneliti mengapa lemuru bisa hilang dan mulai berkurang sejak 2009. Kami akan teliti secara ilmiah, apakah ini pengaruh dari migrasi ikan,” ujarnya.
Luhut berencana melibatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Penelitian itu akan dilakukan sesegera mungkin.
Sejauh ini, sejumlah nelayan memiliki spekulasi sendiri. Nelayan, kata Umar, menduga hilangnya lemuru akibat maraknya rumpon-rumpon di Selat Bali hingga di sepanjang perairan selatan Banyuwangi. Hal itu didasarkan pada pengamatan para nelayan.
Saat nelayan tidak mendapatkan lemuru, sejumlah perusahaan masih mendapatkan lemuru. ”Perusahaan-perusahaan ini masih dapat lemuru karena mereka punya rumpon di sepanjang pantai selatan. Ikan lemuru tidak mau ke perairan karena lebih tertarik ke rumpon-rumpon. Rumpon itu milik perusahaan orang luar Banyuwangi,” kata Umar. Sebelumnya, walaupun tidak musim, lemuru tetap ada dan mudah ditangkap. (GER)