JAKARTA, KOMPAS – Kampanye akbar para pendukung calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma\'ruf Amin akan digelar pada Sabtu (13/4/2019) di Gelora Bung Karno, Jakarta. Sedikitnya 380.000 orang telah mendaftar untuk hadir dalam kampanye akbar Pemilihan Presiden 2019 berbalut konser tersebut.
Setidaknya 500 seniman dan 150.000 anggota 138 komunitas akan hadir dalam kampanye akbar bertajuk "Konser Putih Bersatu" itu. Mereka menyebut diri sebagai Gerakan #Bareng Jokowi.
Penggagas "Konser Putih Bersatu", Abdee Negara, dalam konferensi pers "Konser Putih Bersatu" di Jakarta, Senin (8/4/2019), mengatakan, gerakan tersebut semata-mata ingin mendorong Jokowi-Amin supaya bisa melanjutkan kerja-kerja pemerintahan yang telah dilakukan oleh Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Apa yang telah dilakukan Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla selama lima tahun pemerintahan ini dengan cita-cita menjadikan Indonesia maju sudah tepat. Kami bersatu untuk memastikan itu terjadi lagi," ujar Abdee, yang juga gitaris Slank.
Hadir pula dalam konferensi pers tersebut, di antaranya seniman, Nyoman Nuarta; konduktor, Addie MS; komedian, Arie Kriting; artis, Olla Ramlan; Puteri Persahabatan 2019 Diah Ayu Lestari, dan seluruh personel Slank.
Kampanye akbar kelak akan berlangsung pukul 12.00-17.00 WIB. Adapun Jokowi-Amin disebut akan hadir pada akhir acara atau sekitar pukul 16.30-17.00 WIB.
Peserta
Meski kampanye itu terbuka untuk umum dan gratis, masyarakat yang ingin hadir harus mendaftar terlebih dahulu secara perseorangan di alamat situs www.konserputihbersatu.com. Sementara itu, bagi para komunitas diminta mendaftar melalui email komunitas@konserputihbersatu.com.
Abdee menjelaskan, pendaftaran yang dianjurkan oleh panitia itu bertujuan untuk pendataan jumlah peserta dan zonasi komunitas.
"Karena begitu banyak masyarakat, individu, maupun komunitas yang ingin hadir. Jadi kami harus atur benar-benar," ujar Abdee.
Abdee menyebut, jumlah pendaftar hingga saat ini mencapai 380.000 orang. Namun, menurut dia, tingkat kehadiran saat acara kemungkinan hanya 1/3 dari total pendaftar itu.
"Jadi target kami, memenuhi GBK (Gelora Bung Karno) cukup. Kapastitas GBK itu, kan, sekitar 75.000 orang penuh di tribun dan 45.000 orang di lapangan. Jadi, target kami kemungkinan akan mencapai 150.000 orang. Kami sengaja batasi karena demi kenyamanan dan keamanan," tutur Abdee.
Dalam kesempatan itu, Abdee juga menegaskan larangan pemakaian atribut partai saat acara berlangsung. Seluruh masyarakat yang hadir harus mengenakan pakaian putih.
Makna putih
Addie MS menambahkan, makna warna putih sendiri memiliki arti yang kuat, yakni ketulusan dan kesucian. Dia melihat, selama ini Jokowi telah tulus bekerja untuk rakyat.
"Warna putih sudah melekat dengan kepribadian Jokwi. Sehari-hari dia juga bekerja dengan baju putih, di kartu suara juga dengan baju putihnya," tutur Addie.
Dalam kesempatan itu, Addie juga menegaskan bahwa dukungannya terhadap pasangan Jokowi-Amin tulus, tanpa ada iming-iming berupa uang dan jabatan.
"Saya paling tidak mau terima uang untuk mendukung orang yang saya yakini ingin dukung dari kapanpun. Ada yang bilang untuk jabatan dan komisaris. Saya bilang, saya sampai kapanpun akan mati sebagai seniman," kata Addie.
Bagi Nyoman, Gerakan #Bareng Jokowi patut didukung karena kinerja selama empat tahun pemerintahan Jokowi sangat luar biasa, secara khusus dalam hal pembangunan. "Kalau tak dilanjutkan, saya khawatir pembangunan yang hampir tuntas ini menjadi mandek," katanya.
Adapun Olla menilai, tak ada tuntutan dari luar untuk mendukung Jokowi-Amin. Dia semata-mata mendukung Jokowi karena dekat dengan rakyat kecil.
"Sama rakyat kecil saja begitu peduli, apalagi dengan para pekerja seni. Saya lihat dari kinerja Pak Jokowi sudah terbukti dan mudah-mudahan ke depan dengan banyaknya para relawan dan pendukung, Indonesia menjadi lebih baik," tutur Olla.
Diah pun menyoroti soal perbedaan pilihan dalam Pemilihan Presiden 2010. Menurut dia, perbedaan pilihan adalah hal yang wajar. "Banyak sekali orang-orang pada saling menjelek-jelekkan. Kita tidak boleh begitu. Kita harus menerima perbedaan dan pilihan orang lain," kata Diah.
Diah juga berharap agar kaum milenial tidak mudah termakan hoaks dan tidak menggunakan hak pilihnya atau golput.