Rini Soemarno: Saya Bangga dengan BUMN
Kementerian BUMN menaungi setidaknya 143 korporasi negara dengan total aset Rp 8.092 triliun dan ekuitas Rp 2.479 triliun pada 2018. Pada 13 April 2019, Kementerian BUMN merayakan ulang tahun ke-21.
Perusahaan BUMN diarahkan menjadi agen pembangunan yang kiprahnya semakin besar. Apa dan bagaimana Rini Soemarno mengarahkan perusahaan BUMN, sejak diangkat menjadi Menteri BUMN pada Oktober 2014, berikut petikan wawancara Kompas di Bandung, pekan lalu.
Apa tonggak sejarah atau kejadian penting Kementerian BUMN dalam 4,5 tahun?Mungkin yang paling utama dalam 4,5 tahun ini adalah sinergi BUMN. Sekarang BUMN-BUMN bisa bekerja sama dengan baik di semua sektor usaha. Kalau dulu, kan, antar-BUMN, misalnya, BUMN karya, mereka sendiri-sendiri dan saling sikut sehingga sering kali proyek tidak dikerjakan sebaik mungkin sehingga kualitasnya tidak baik. Sekarang proyek dikerjakan bersama dan cepat.
Jalan tol dalam 4,5 tahun bisa dikerjakan lebih dari 1.200 kilometer. Kalau tidak bersinergi, tidak akan terjadi. Di perbankan terasa sekali, saling mendukung. Lihat saja profit perbankan jauh lebih bagus karena struktur biaya lebih baik, tidak saling sikut untuk mendapatkan dana pihak ketiga. Kalau ada yang kurang, dibicarakan dan kerja sama. Dampaknya konsumen diuntungkan.
Apa program besar lain yang dibuat Kementerian BUMN?
Selain pembangunan infrastruktur yang masif, Kementerian BUMN bersama perusahaan BUMN sebagai agen pembangunan melaksanakan banyak program untuk masyarakat. Misalnya, program pembinaan ekonomi keluarga sejahtera atau ”Mekaar” dari PT Permodalan Nasional Madani (Persero) yang mencakup 4 juta keluarga prasejahtera.
Ada juga program kewirausahaan petani di sentra-sentra produksi beras, seperti Purwakarta, Karawang, Garut, Ciamis, dan Tasikmalaya. Juga pengembangan pariwisata di Yogyakarta, Solo, dan Semarang, termasuk Candi Borobudur. Program bahan bakar minyak (BBM) satu harga untuk pemberdayaan masyarakat di daerah terpencil dan perbatasan. BUMN juga memiliki program tanggung jawab sosial, terutama dalam kondisi tanggap darurat, seperti pembangunan tempat tinggal sementara di daerah bencana.
Ke mana arah BUMN?
Kita harus terus sinergi dan memperkuat untuk bisa memperluas usaha, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Dengan mengerjakan yang baik dan bagus di dalam negeri, kita bisa menawarkan jasa ke luar negeri.
Potensinya pasar dunia, bukan hanya dalam negeri. Pasar domestik bisa dikerjakan swasta kalau swasta sudah berkembang. Hal ini juga, mengapa kita membentuk perusahaan induk BUMN di beberapa sektor. Dengan perusahaan induk, neraca perusahaan lebih besar.
Di luar negeri, kompetitor besar-besar. Dengan demikian, kalau ikut tender di luar negeri, kita lebih mudah. Kalau sendiri-sendiri, perusahaan BUMN tidak bisa ikut tender, tetapi hanya menjadi subkontraktor karena kalah dari Korea, Taiwan, dan Jepang. Selama menjadi subkontraktor, kita bisa belajar. Sekarang kita menyiapkan kemampuan untuk ikut tender proyek-proyek besar di luar negeri.
Apa upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan BUMN?
Peningkatan kualitas sumber daya manusia penting. Kemampuan, profesionalisme, dan penguasaan teknologi sangat penting. Kita harus berani mendapatkan teknologi dari mana pun. Kalau mau go international, apa kelemahan kita? Kalau kualitas pengerjaan kita belum sempurna, kita perlu belajar. Hal itu bisa saja terkait dengan kebiasaan kerja.
Misalnya, orang Jepang, kita lihat kualitas dan kebersihan mereka. Misalnya di pertambangan, hilirisasi harus dilakukan, jangan hanya mengekspor bahan baku. Kita harus bisa memproses bahan baku tambang sehingga masyarakat mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar.
Untuk itu, kita perlu mengembangkan teknologi dan menjaga deposit sumber daya alam. Di Mempawah, kita sudah mempunyai pabrik yang memproses alumina menjadi aluminium. Namun, bahan baku alumina diimpor. Padahal, bahan baku itu dibuat dari bauksit dan kita punya bauksit. Kalau kita proses sendiri, nilai tambahnya 3 kali lipat.
Di batubara juga. Batubara bisa diproses menjadi listrik dengan teknologi baru. Untuk itu, kita harus mengikuti perkembangan teknologi. Dulu ada, tetapi terlalu mahal. Sekarang, sudah di posisi yang ekonomis. Batubara juga bisa diproses menjadi energi yang bersih, bisa jadi amoniak dan urea. Potensinya banyak sekali.
Terkait sumber daya manusia, mengapa masih ada direksi BUMN terkena kasus korupsi?
Nah itulah. Saya sedih juga. Padahal, terus kita tekankan dan ingatkan, tidak boleh terjadi. Kita harus bersama-sama melawan korupsi. Hal ini harus terus kita kampanyekan. Makanya, saya berharap betul generasi milenial kita bisa menyadari sehingga mereka nanti yang melakukan perubahan besar-besaran.
Di BUMN, saya mendorong terus agar generasi milenial diberi tempat. Kita mendorong generasi milenial berorganisasi sehingga mereka bisa memberi warna lebih cepat untuk pembaruan di korporasi BUMN. Milenial perlu organisasi untuk beraktivitas sehingga suara mereka lebih terdengar. Kalau tidak, yang senior-senior memonopoli.
Sekarang, kita kasih tempat untuk bisa bicara. Mereka bisa lebih kreatif, lebih berani, dan lebih mengenal teknologi digital. Kelompok milenial antar-BUMN juga bisa beraktivitas bersama sehingga kalau mereka berada di senior manajemen, mereka sudah tidak canggung lagi untuk bekerja sama dan bersinergi.
Masih ada berapa BUMN yang merugi?
Krakatau steel dalam proses perbaikan. Hal ini tidak terlepas dari persoalan yang menumpuk bertahun-tahun. Makanya, saya menekankan, kalau ada persoalan, jangan ditumpuk dan disimpan. Kita harus buka, hadapi, dan mencari jalan keluar. Ini yang terjadi sekarang. Harus kita cari jalan keluarnya.
Merpati, Leces, itu masalah lama yang didiamkan. Otomatis, untuk membereskan perlu waktu dan harus sabar. Namun, komitmen kita harus bisa kita bereskan dan selesaikan karena konsumen tidak boleh dirugikan. Misalnya, Jiwasraya. Kita harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan, yang penting jangan sampai nasabah dirugikan. Caranya, sedang kita lihat yang terbaik dan difinalisasikan.
Merpati, berat. Investor baru tidak mudah. Saya melihat apa saja, sih, aktivitas (Merpati) yang masih bagus. Layanan pemeliharaan, itu kita dorong untuk dibesarkan. Kedua, sekolah pelatihan pilot masih bagus. Kita juga melihat bagaimana mendorong ke kargo. Garuda sudah membaik. Saya harap pada 2019, dengan manajemen baru, tim bisa lebih kuat.
Apa kesan Anda memimpin Kementerian BUMN?
Cukup menantang. Saya harus mengatakan, saya bangga dengan BUMN karena dalam 4,5 tahun, perubahan terlihat sekali. Saya benar-benar melihat komitmen teman-teman BUMN untuk perbaikan bangsa ini dan BUMN harus menjadi lokomotif pembangunan nasional.
Ini sudah dirasakan di semua BUMM. Saya senang meskipun saya cerewet, ngomel-ngomel, dan suara habis. Pola pikir sinergi dan komitmen kita harus berfungsi sebagai agen pembangunan sudah terasa. Mula-mulanya, enggak, agen pembangunan tidak mendarah daging. Padahal, itu bagian dari UU BUMN.
(FERRY SANTOSO)