AMSTERDAM, RABU – Ajax Amsterdam dianggap tim perempat-finalis paling ingusan di Liga Champions Eropa musim ini. Namun, tim muda itu memaksa lawannya yang lebih kaya pengalaman, Juventus, cemas menatap duel kedua babak perempat final kompetisi itu seusai hasil imbang 1-1 di Amsterdam, Kamis (11/4/2019) dini hari WIB.
“Ayah saya bakal bangga dan menyukai tim (Ajax) ini,” tutur Jordi Cruyff, anak dari legenda Ajax Amsterdam dan timnas Belanda, Johan Cruyff, kepada La Gazetta dello Sport menjelang duel kontra Juventus di Amsterdam, itu.
Perkataan Jordi ada benarnya. Meskipun hasil laga akhir laga itu kurang berpihak ke mereka, Ajax tampil membanggakan. Tim asuhan Erik ten Hag itu tanpa kompromi bermain menyerang ala total football yang diwariskan Johan Cruyff. Tekanan bertubi-tubi memaksa Juve sibuk membentengi dirinya dan seolah lupa menyerang di hampir sepanjang laga itu.
Seperti pernah dikatakan Cruyff, sebuah tim tidak mungkin menang tanpa menguasai bola. Tak heran, begitu kehilangan bola, para pemain Ajax mulai dari barisan serang secepat mungkin berupaya merebut kembali si kulit bundar. Filosofi itu melahirkan gol balasan Ajax yang dicetak David Neres seusai memanfaatkan kegugupan bek sayap Juve, Joao Cancelo, di awal babak kedua.
Ajax memonopoli jalannya laga, yaitu hingga 61 persen penguasaan bola, dan nyaris tidak memberikan kesempatan Juve melakukan serangan balik. Jika pun Ajax gagal membuat lebih dari satu gol, itu tidak terlepas dari penampilan bagus kiper Juve, Wojciech Szczesny, yang membuat setidaknya tiga penyelamatan gemilang. Sebaliknya, tim tamu hanya membuat satu tembakkan ke gawang, yaitu oleh Cristiano Ronaldo, yang lantas berujung gol.
Frenkie de Jong, gelandang 21 tahun yang menjadi orkestrator Ajax, berkata, timnya hanya perlu mengulangi penampilan agresif seperti itu di Turin jika ingin lolos ke semifinal. “Jika bisa bermain seperti di Madrid, yaitu dengan banyak keberanian, maka peluang kami lolos masih besar,” ujarnya menjaga optimisme Ajax.
Pada babak 16 besar lalu, Ajax menyingkirkan juara bertahan, Real Madrid, dengan agregat 5-3. Sempat kalah 1-2 di Amsterdam, Ajax balik memukul Real 4-1 di Madrid. Alex Sandro, bek sayap Juve, pun mewanti-wanti timnya agar tidak bernasib serupa Real. “Paling tidak, kami harus mengulangi penampilan seperti saat melawan Atletico Madrid (menang 2-0 di Turin) atau bahkan lebih baik,” ujarnya menyambut duel kedua Rabu mendatang.
Di sisi lain, Juve bukanlah Real, tim yang kini tengah mengalami penurunan. Juve punya pertahanan lebih kuat ketimbang Real, apalagi bek dan kapten tim, Giorgio Chiellini, bakal pulih di duel kedua. Juve juga memiliki predator paling berpengalaman dan mematikan di Liga Champions, yaitu Ronaldo. “CR7” menjadi manusia pertama yang mencatatkan 125 gol di kompetisi itu. Ronaldo mencetak total empat gol di dua laga terakhirnya di Liga Champions.
“Para (tim) Italia tidak bisa memenangi permainan dari kalian. Namun, kamu bisa kalah di laga dari mereka,” ujar Cruyff bersilat kata suatu ketika. (AFP)