Wabah campak tak hanya terjadi di negara dengan cakupan vaksinasi yang rendah. Di negara dengan cakupan vaksinasi yang tinggi, seperti AS, pun wabah campak terjadi.
washington, selasa— Jumlah kasus campak di Amerika Serikat meningkat 20 persen dalam seminggu terakhir. Wabah ini bisa menjadi wabah campak terburuk AS dalam 25 tahun terakhir.
Per 11 April 2019, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mencatat, terdapat 555 kasus campak di AS sejak awal 2019 yang tersebar di 20 negara bagian. CDC tidak melaporkan apakah ada korban meninggal dalam wabah campak tersebut. Umumnya kasus campak berasal dari kelompok masyarakat yang menolak vaksinasi.
Jumlah kasus campak itu hampir menyamai kasus serupa tahun 2014. Saat itu terdapat 667 kasus campak. Jika tidak segera tertangani, dengan sisa waktu 8 bulan lebih hingga akhir tahun ini, kasus campak di AS tahun 2019 bisa menyamai kasus campak tahun 1994 saat tercatat 963 kasus di negeri itu.
Penyakit campak disebabkan virus yang berbahaya, menular, serta bisa menyebabkan komplikasi dan kematian.
Lokasi yang terkena wabah paling besar adalah New York City (populasi 8,5 juta jiwa) sebanyak 285 kasus dan Rockland County di New York (300.000 jiwa) sebanyak 184 kasus. Negara bagian lain yang melaporkan adanya kasus campak, antara lain, Arizona, California, Colorado, Florida, Illinois, Indiana, Kentucky, Maryland, Massachusetts, Michigan, Missouri, Nevada, New Jersey, Texas, dan Washington. Setelah CDC merilis laporan campak, Pemerintah Negara Bagian Iowa juga menyatakan ada kasus campak di wilayah mereka.
Di New York City, sebagian besar kasus menimpa anak- anak dari komunitas Yahudi ortodoks di Brooklyn. Sejumlah warga yang terinfeksi harus dirawat di rumah sakit. Sejauh ini, tidak ada laporan tentang penderita campak yang meninggal.
Situasi darurat
Untuk mengendalikan wabah, Pemerintah New York City dan pimpinan Rockland County menyatakan situasi darurat dan menempuh cara yang luar biasa.
Minggu lalu, Wali Kota New York City Bill de Blasio memerintahkan warganya yang belum divaksin di wilayah yang terkena wabah segera divaksin. Jika tidak mau, mereka harus membayar denda 1.000 dollar AS. Menurut De Blasio, wabah campak sekarang terburuk sejak tahun 1991.
Sementara di Rockland County, sekitar 64 kilometer utara New York City, pemerintah setempat melarang anak yang belum divaksin berada di tempat publik.
Kedua keputusan tersebut digugat di pengadilan. Hal ini menjadi gambaran intensitas emosi warga dalam memandang isu vaksin.
Lima orangtua mengajukan gugatan di pengadilan tinggi New York terhadap keputusan Pemerintah New York City. Mereka menuntut perintah vaksinasi bagi anak yang belum divaksin agar dicabut karena bertentangan dengan keyakinan mereka.
”Tak cukup bukti bahwa epidemi campak atau wabah berbahaya jadi pembenar agar warga wajib melakukan sesuatu, termasuk vaksinasi paksa,” ujar salah seorang penggugat.
Departemen Kesehatan New York City tidak berkomentar soal gugatan tersebut.
Namun, pejabat kesehatan New York mengatakan, wabah campak yang muncul di Brooklyn bersumber dari anak yang belum divaksin campak yang baru pulang dari Israel. Israel merupakan salah satu negara yang saat ini juga menghadapi wabah campak.
Sejumlah pemimpin Yahudi ortodoks di AS menyatakan bahwa dalam kepercayaan Yahudi tidak ada larangan untuk mendapatkan vaksinasi.
Wabah campak yang terjadi di AS tersebut merupakan bagian dari wabah campak yang melanda sejumlah negara di dunia sejak akhir 2018. Negara lain dengan cakupan vaksinasi yang tinggi tetapi tetap mengalami wabah campak adalah Israel, Thailand, dan Tunisia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, data awal kasus campak pada triwulan pertama 2019 sebanyak 112.000, yang dilaporkan oleh 170 negara, meroket dari periode yang sama tahun 2018, yakni sebanyak 28.000 dari 163 negara.
Dalam tulisannya di CNN, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Direktur Eksekutif Unicef Henrietta Fore menyebutkan, dunia saat ini berada dalam krisis global campak. Wabah campak telah bermunculan, termasuk di negara yang sebelumnya sudah berhasil bebas campak, seperti Amerika Serikat.
Mereka yang belum memiliki kekebalan campak akan menginfeksi 9 dari 10 orang. Akan tetapi, jika cakupan vaksinasi sudah maksimal, kekebalan kelompok akan terbentuk. Oleh karena itu, tulis Ghebreyesus, pemerintah setiap negara perlu memprioritaskan program kesehatan dasar dan imunisasi.
(REUTERS/AP/AFP/ADH)