JAKARTA, KOMPAS – Meski dalam kondisi tidak terlalu fit, lifter andalan Indonesia Eko Yuli Irawan akan berjuang sebaik mungkin di Kejuaraan Asia Angkat Besi. Kejuaraan yang termasuk dalam kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 ini bergulir di Ningbo, China, pada 18-28 April 2019.
Eko, yang bermain di kelas 61 kg, dijadwalkan tampil pada Sabtu (20/4/2019). Bermain di kelas yang sama dua lifter tuan rumah China, yang menjadi lawan terberat Eko, yakni Qin Fulin dan Li Fabin. Hadir pula peraih medali emas SEA Games 2017, Thach Kim Tuan (Vietnam), serta lifter asal Jepang, Sri Langka, Taiwan, dan Korea Utara.
“Besok (Sabtu ini) ya dijalani saja sebisanya, dan berjuang sebaik mungkin,” ujar Eko, dari Ningbo, China, Jumat (19/4).
Dua pekan sebelum berangkat ke China, kondisi fisik Eko menurun. Juara dunia dan peraih medali emas Asian Games 2018 itu harus absen berlatih karena sakit. Eko bahkan melewatkan tes progres latihan yang rutin diselenggarakan PB PABBSI menjelang kejuaraan karena kondisinya belum prima. Eko baru kembali berlatih beberapa hari menjelang Kejuaraan Asia.
Padahal, kejuaraan ini penting untuk pengumpulan poin peringkat dunia menuju Olimpiade Tokyo 2020. Selain itu, berdasarkan aturan Federasi Angkat Besi Dunia, lifter diwajibkan mengikuti minimal enam kejuaraan dalam waktu 18 bulan kualifikasi Olimpiade Tokyo. Situasi inilah yang membuat Eko harus tetap tampil di Kejuaraan Asia, meskipun kondisinya tidak terlalu prima.
Meski masih kurang fit, Eko yakin bisa tampil sebaik mungkin di China. “Dulu waktu mau tampil di Asian Games, saya juga sakit sampai harus dirawat di RS. Saat itu saya bisa cepat pulih. Saya yakin, sekarang juga bisa cepat pulih. Apalagi, waktu untuk Olimpiade masih cukup panjang. Di Kejuaraan Asia setidaknya saya harap bisa memberikan angkatan terbaik,” ujarnya.
Eko merupakan pemegang rekor dunia untuk angkatan clean and jerk 174 kg dan angkatan total 317 kg. Sementata angkatan snatch Eko 143 kg. Angkatan itu dicapai saat Eko tampil di Kejuaraan Dunia di Ashgabat, Turkmenistan, November 2018.
Untuk mendapatkan poin peringkat dunia yang tinggi, Eko menuturkan, dirinya harus bisa melakukan angkatan mendekati rekor dunia. Tetapi, mengingat kondisi fisiknya kali ini tidak terlalu baik, Eko berharap dia dia bisa melakukan yang terbaik. “Target saya bisa mengangkat semampunya karena saya sendiri belum tahu bisa mengangkat berapa,” katanya.
Pelatih kepala tim angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja mengatakan, tim angkat besi Indonesia dalam kondisi baik dan siap berlomba. “Untuk Eko, fisiknya sudah cukup baik. Tinggal berat badan saja yang masih harus dikurangi,” katanya.
Indonesia mengirimkan tiga atlet putri dan lima putra ke Kejuaraan Asia. Tim putri terdiri dari Windy Cantika Aisyah yang akan menjalani debut di kelas 49 kg, Syarah Anggraini (kelas 55 kg), dan Nurul Akmal (kelas +87 kg). Sementara tim putra diwakili oleh Eko (61 kg), Deni dan M Yasin (67 kg), Triyatno dan Rahmat Erwin Abdullah (73 kg).
Menurut Dirdja, tim angkat besi menargetkan bisa melakukan angkatan terbaik demi berburu poin peringkat dunia. “Medali nomor dua, yang penting ada jumlah angkatan harus meningkat. Kalau angkatannya jelek, maka poin peringkat juga jelek,” kata dia.
Tim angkat besi berharap lifter muda, seperti Cantika, Yasin, dan Erwin, bisa memanfaatkan kesempatan tampil di Kejuaraan Asia sebaik mungkin. “Kejuaraan ini penting untuk menambah jam terbang atlet-atlet pelapis dan pemantapan untuk Kejuaraan Dunia Yunior pada Mei,” ujar Dirdja.