JAKARTA, KOMPAS — Kejuaraan Asia Angkat Besi akan dimanfaatkan untuk menambah jam terbang atlet-atlet pelapis. Melalui ajang ini, lifter-lifter muda penerus Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni Agustiani diharapkan bisa memantapkan diri menjelang Kejuaraan Dunia Yunior yang bergulir pada Mei.
Ada tiga lifter pelapis yang akan menjalani debut mereka di Ningbo, China, 18-28 April 2019, yaitu Windy Cantika Aisyah (kelas 49 kg), Mohammad Yasin (67 kg), dan Rahmat Erwin Abdullah (73 kg). Ketiga lifter ini berusia maksimal 18 tahun.
Pelatih Kepala Dirdja Wihardja mengatakan, lifter muda menghadapi tantangan mental di laga perdana mereka di Kejuaraan Asia. ”Atlet-atlet ini pasti merasa gugup. Kami harapkan mereka bisa melakukan angkatan pertama dengan sempurna. Kalau angkatan pertama sempurna, itu bisa meningkatkan rasa percaya diri,” ujarnya.
Di kelas 49 kg, Cantika merupakan pemain tunggal. Dia menggantikan posisi lifter Sri Wahyuni Agustiani yang berpengalaman meraih perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan Asian Games 2018. Sri Wahyuni absen dari pelatnas karena cuti hamil.
Sementara itu, Mohammad Yasin bermain di kelas yang sama dengan lifter senior Deni. Demikian juga Rahmat yang bermain bersama lifter senior Triyatno.
Cantika mengatakan, menjelang kejuaraan besar, dirinya merasa gugup. ”Rasa gugup muncul biasanya satu hari menjelang kejuaraan. Saya berusaha mengalihkan dengan mendengarkan musik dan berdoa,” katanya.
Mengisi kelas yang sama dengan lifter senior Sri Wahyuni, menurut Cantika, tidak membuat dirinya merasa takut atau minder. ”Justru harus saya jadikan motivasi untuk tampil lebih baik,” lanjutnya.
Cantika memasang impian suatu hari bisa menjadi juara dunia angkat besi, mengikuti jejak ibunya, Siti Aisyah, yang menjadi runner-up Kejuaraan Dunia 1988.
Berdasarkan daftar lifter peserta, Mohammad Yasin akan bermain di kelompok B hari Senin. Pengelompokan peserta kejuaraan dibuat berdasarkan daftar angkatan yang didaftarkan ke panitia. Lifter dengan angkatan terbaik menempati Kelompok A.
Yasin memasang angkatan total 300 kg, sama seperti Jeremy Lalrinnunga (India) dan Huang Pin-hsun (Taiwan).
Di Kelompok A, Indonesia berharap kepada Deni yang mendaftarkan angkatan 311 kg.
Namun, langkah Deni untuk meraih medali diprediksi tidak akan mudah mengingat dia akan bersaing dengan lifter tuan rumah tiga kali juara dunia (2013, 2015, 2018), Chen Lijun. China juga mempunyai lifter pelapis yang kuat, yaitu Feng Lyudong.
Sabtu, 20 April, lifter andalan Indonesia di kelas 61 kg, Eko Yuli Irawan, menempati peringkat ketiga dengan total angkatan 299 kg (snatch 133 kg, clean and jerk 166 kg).
Lifter tuan rumah China, Li Fabin, berjaya dengan tiga emas untuk angkatan total 312 kg (snatch 141 kg dan clean and jerk 171 kg). Peringkat kedua juga ditempati lifter China, Qin Fulin, dengan total 302 kg (snatch 136 kg, clean and jerk 166 kg).