Upaya tanggap darurat setelah bencana banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, terus dilakukan, di antaranya dengan menormalisasi empat sungai di wilayah tersebut.
JAYAPURA, KOMPAS Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mulai menormalisasi daerah aliran sungai di Sentani, Kabupaten Jayapura. Langkah ini merupakan salah satu upaya tanggap darurat setelah banjir bandang pada 16 Maret 2019.
Empat sungai yang dinormalisasi meliputi Sungai Dobokurung, Sungai Komba dan Sungai Bello, Sungai Kemiri, serta Sungai Doyo Baru. Berdasarkan pantauan di sejumlah lokasi normalisasi sungai, tengah berlangsung pekerjaan galian sedimen lumpur, pemasangan beronjong, dan perbaikan alur sungai.
”Kami menyiapkan anggaran tanggap darurat sekitar Rp 35 miliar untuk kegiatan normalisasi empat DAS tersebut. Saat ini progres kegiatan itu mencapai 5 persen,” kata Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko, Selasa (23/4/2019), seusai rapat pembahasan rehabilitasi Cagar Alam Cycloop dan DAS di Sentani, Jayapura.
Rapat dihadiri antara lain Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sapari Sudaryanto, serta Bupati Jayapura Matius Awoitauw.
Selain normalisasi sungai, Kementerian PUPR mengkaji keberadaan pengendali banjir, seperti sabo dam dan kantong untuk menahan sedimen pasir. Salah satu pertimbangannya, kondisi lereng Cycloop di sekitar DAS yang sangat terjal dengan kemiringan 80-90 derajat.
Tiga segmen
Upaya rehabilitasi setelah bencana banjir di Sentani meliputi tiga segmen, yakni segmen Cagar Alam Cycloop, segmen DAS hingga pinggiran Danau Sentani, dan segmen Danau Sentani. Doni memaparkan, rehabilitasi segmen pertama meliputi mengembalikan fungsi konservasi dan sterilisasi perumahan warga di sekitar kawasan Cagar Alam Cycloop.
Segmen kedua meliputi normalisasi DAS dan penataan kawasan perumahan warga yang tidak menghalangi DAS. Segmen ketiga mengembalikan kualitas air dengan menghentikan pembuangan sampah ke danau dan mengurangi sedimen lumpur.
”Rehabilitasi di tiga segmen ini melibatkan berbagai pihak, antara lain Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemda setempat, Universitas Cenderawasih, tokoh agama, dan dewan adat Jayapura,” ucap Dony.
Sapari selaku perwakilan dari KLHK menyatakan, pihaknya tahun ini menyiapkan anggaran Rp 52 miliar untuk program rehabilitasi Cagar Alam Cycloop dan pemulihan Danau Sentani.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Papua, total kerugian akibat banjir bandang di Kabupaten Jayapura mencapai Rp 506 miliar. Jumlah korban meninggal 105 orang di Kabupaten Jayapura dan 7 orang di Kota Jayapura.
Banjir juga mengakibatkan kerusakan pada 7 jembatan, jalan sepanjang 21 kilometer, 21 sekolah, 115 rumah toko, dan 5 tempat ibadah. Selain itu, 291 rumah rusak berat, 209 rumah rusak sedang, dan 1.288 rumah rusak ringan. Sebanyak 1.639 rumah warga di pinggiran Danau Sentani masih tergenang. (FLO)