JAKARTA, KOMPAS — Persija Jakarta tidak mampu menjaga konsentrasi sehingga dikalahkan Ceres Negros, 2-3, dalam laga penyisihan Grup G Piala AFC 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (23/4/2019). Tim ”Macan Kemayoran” juga kehilangan asa lolos ke babak berikutnya.
Pada laga keempat di fase grup itu, Persija wajib menang agar bisa mengumpulkan tujuh poin dan menyamai poin Becamex Binh Duong di peringkat kedua. Target menang hampir tercapai ketika Persija sudah unggul 2-0 hingga menit ke-70. Namun, pada 20 menit terakhir, mereka mulai kehilangan konsentrasi sehingga klub asal Filipina yang menjadi lawan mereka itu bisa bangkit dan mencetak tiga gol.
Selama 70 menit itu, Persija mampu menekan pertahanan lawan dengan baik. Pelatih Persija Ivan Kolev belajar banyak dari kekalahan mereka pada pertemuan pertama, awal April. Di kandang Ceres itu, Persija kalah 0-1.
Peluang langsung didapat Persija pada menit ke-20 ketika Sandi Sute dilanggar dan wasit memberikan tendangan penalti. Namun, Bruno Matos yang menjadi ujung tombak Persija menendang bola tepat ke arah Roland Muller, kiper Ceres.
Gol Persija baru tercipta pada menit ke-49 ketika Sandi menyundul bola hasil tendangan bebas Ismed Sofyan. Persija semakin percaya diri ketika Bruno menebus kesalahannya dengan mencetak gol kedua Persija pada menit ke-57.
Setelah itu, para pemain Persija masih bisa menahan serangan Ceres dengan baik. Beberapa peluang gol Ceres dapat digagalkan kiper Persija Andritany Ardhiyasa. Namun, konsentrasi dan stamina pemain Persija mulai menurun ketika Ceres mencetak gol pertama lewat tendangan bebas Miguel Tanton pada menit ke-69.
Dua gol Ceres berikutnya dicetak oleh Bienvenido Maranon menit ke-85 dan Mike Ott menit ke-90+2. ”Ketika masih tertinggal pada babak kedua itu, kami mulai menyalakan ’mesin’ dan tancap gas. Kami bermain dengan tempo tinggi dan terus menyerang,” ujar Pelatih Fisik Ceres Negros Slobodan Klacar.
Kans kecil
Dengan kekalahan itu, Persija kini tertahan di peringkat ketiga dengan empat poin, sedangkan Ceres kokoh di puncak klasemen dengan 12 poin. Satu-satunya cara bagi Persija untuk lolos ke semifinal zona ASEAN adalah dengan menjadi tim peringkat kedua terbaik.
Namun, target itu sulit dicapai karena klub ASEAN lain di Grup F dan H memiliki catatan lebih bagus. Hanoi (Grup F) dan Home United (Grup H) masing-masing sudah mengumpulkan 7 poin. Hanoi menjadi kandidat tim peringkat kedua terkuat karena memiliki selisih gol terbesar, 12 gol. Sementara itu, selisih gol Persija masih nol dengan mencetak lima gol dan kebobolan lima gol.
Persija menyisakan dua laga melawan Becamex dan Shan United. Jika menang, Persija maksimal mengumpulkan 10 poin. Sulit bagi mereka untuk menjadi tim peringkat kedua terbaik karena Hanoi, Becamex, dan Home United bisa mengumpulkan lebih dari 10 poin.
Andritany mengatakan, timnya kini memilih fokus menghadapi laga delapan besar Piala Indonesia melawan Bali United. ”Kami harus fokus di Piala Indonesia. Lupakan (Piala) AFC meski masih ada dua laga lagi,” ujarnya.
Namun, Persija masih memiliki masalah besar di lini belakang. Kolev menilai Bruno bermain tidak efektif. Penyerang lainnya, Silvio Escobar, juga dianggap gagal setelah sama sekali tidak bisa menembak dalam enam laga dan kembali tidak masuk ke dalam skuad kemarin.
Adapun striker utama Marko Simic tidak bisa tampil di Piala AFC karena tersangkut kasus pelecehan seksual di Australia. Kolev sudah mendapat informasi bahwa kasus Simic sudah selesai. ”Saya harap Simic cepat kembali lagi,” ujarnya.