Selain Harry Kane atau Son Heung-Min, Christian Eriksen merupakan kunci bagi Tottenham Hotspur dalam membangun serangan tim. Pelatih Spurs Mauricio Pochettino pun berharap Eriksen tetap bersama mereka.
LONDON, RABU — Tottenham Hotspur semakin menyadari bahwa mereka punya aset yang sangat penting ketika mengalahkan Brighton & Hove Albion 1-0 di Stadion Tottenham Hotspur, London, Rabu (24/4/2019) dini hari WIB. Aset itu adalah Christian Eriksen, gelandang serang yang kerap tampil sebagai pahlawan ketika tim berjuluk ”Lili Putih” itu kewalahan membobol gawang lawan.
Spurs kewalahan karena Brighton malam itu datang dengan tekad besar untuk mendapatkan poin agar menjauh dari zona degradasi. Jika mengalahkan Spurs terlalu sulit, setidaknya mereka berharap bisa mendapat hasil imbang untuk mendapatkan satu poin.
Tim asuhan Pelatih Chris Hughton itu kemudian bermain bertahan sepanjang laga. Ketika Spurs menyerang, para bek dan gelandang Brighton dengan cepat berkumpul di kotak penalti. Dua bek tengah, Shane Duffy dan Lewis Dunk, harus jatuh bangun untuk menahan bola agar tidak masuk ke gawang.
Taktik ”parkir bus” ala Brighton itu membuat Spurs bisa mendominasi penguasaan bola hingga 78 persen. Namun, Spurs seperti menghadapi tembok sehingga mereka harus menembak berkali-kali. Dalam laga itu, Spurs melancarkan 29 tembakan dan 21 tembakan di antaranya dilakukan dari luar kotak penalti.
Salah satu dari 21 tembakan itu dilakukan oleh Eriksen pada menit ke-88. Gelandang asal Denmark ini menendang dengan kaki kirinya dan tidak ada pemain Brighton satu pun yang bisa menahan bola tersebut.
”Sulit melawan tim yang menempatkan 10, bahkan 11 pemainnya di kotak penalti. Namun, sebelum gol itu saya sudah beberapa kali menendang jarak jauh sebagai pemanasan,” ujar Eriksen.
Gol tunggal Eriksen itu membuat Spurs bisa bertahan pada peringkat ketiga klasemen sementara Liga Inggris dengan 70 poin. Mereka bisa menjaga jarak dengan Chelsea yang berada di peringkat empat dengan 67 poin. Perebutan trofi Liga Inggris musim ini sudah menjadi domain Liverpool dan Manchester City, sedangkan Spurs memiliki target untuk finis di peringkat empat besar.
Sebaliknya bagi Brighton, laga tersebut memperpanjang rekor buruk, yaitu tidak bisa mencetak gol dalam tujuh laga terakhir. ”Kami memang bukan tim yang bisa mencetak banyak gol. Namun, kami masih punya kesempatan pada laga berikutnya saat melawan Newcastle United di kandang kami pada akhir pekan nanti,” ujar Hughton dikutip dari laman BBC.
Kontrak Eriksen
Eriksen tidak hanya sekali ini menyelamatkan Spurs pada menit-menit akhir. Pada pertengahan Desember 2018, Spurs juga menghadapi pertahanan rapat Burnley di Stadion Wembley dan Eriksen mencetak gol kemenangan pada menit ke-90+1. Gelandang berusia 27 tahun itu pula yang mencetak gol tunggal pada menit akhir ketika Spurs mengalahkan Inter Milan 1-0 pada laga penyisihan grup Liga Champions musim ini.
Perannya pun sangat vital di tim karena ia tidak hanya piawai mengatur serangan, tetapi juga tajam mencetak gol dengan kaki kiri maupun kanan. Sejak bergabung dengan Spurs pada tahun 2013, Eriksen telah mencetak 21 gol dari luar kotak penalti di Liga Inggris.
Namun, kontrak Eriksen akan habis pada akhir musim depan atau pada musim panas 2020. Jika Eriksen tidak mau memperpanjang kontraknya, Spurs terancam rugi. Eriksen bisa pergi ke klub lain tahun depan dan Spurs tidak akan mendapat keuntungan berupa kompensasi dari klub yang akan mendapatkan Eriksen. Oleh karena itu, Spurs juga punya pilihan untuk segera menjual Eriksen pada akhir musim ini.
Apalagi klub-klub besar seperti Real Madrid dan Manchester United juga menginginkan Eriksen. Namun, Pelatih Spurs Mauricio Pochettino sangat berharap Eriksen mau memperpanjang kontraknya. Eriksen sendiri belum mengambil keputusan.
Saya berharap Eriksen bisa tetap bersama kami. Saya pikir dia sangat terbuka untuk bicara (kontrak) dan kita lihat apa yang akan terjadi.
Selama enam musim bersama Spurs, Eriksen belum pernah meraih trofi. Hal ini yang bisa menjadi pertimbangan Eriksen untuk segera pindah ke klub. Peluang terbaik untuk meraih trofi dimiliki Eriksen dan Spurs pada musim ini di Liga Champions. Mereka sudah mencapai babak semifinal dan akan menghadapi Ajax Amsterdam.
Laga semifinal itu akan istimewa bagi Eriksen yang dibesarkan oleh Ajax. Sebelum pindah ke Spurs, Eriksen tiga kali menjuarai Liga Belanda bersama Ajax musim 2010-2011 hingga 2012-2013. Ia tidak sabar menghadapi Ajax yang telah menyingkirkan Real Madrid dan Juventus.
”Bisa melawan mereka, ini seperti sebuah dongeng,” katanya seperti dikutip laman Evening Standard. (AFP/REUTERS)