Penerapan Layanan 5G Indosat Ooredoo Terhambat Ekosistem
›
Penerapan Layanan 5G Indosat...
Iklan
Penerapan Layanan 5G Indosat Ooredoo Terhambat Ekosistem
Oleh
Fajar Ramadhan
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS – Penerapan jaringan 5G Indosat Ooredoo saat ini masih terhambat oleh ekosistem yang belum memadai. Dari segi persiapan, mereka akan melakukan uji layanan 5G luar ruang pertengahan tahun ini setelah sebelumnya berhasil melakukan uji coba dalam ruang.
Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo Turina Farouk mengungkapkan, Indosat sebenarnya telah siap mengembangkan jaringan 5G di Indonesia. Hanya saja belum tersedianya ekosistem membuat penerapan tersebut terhambat.
“Masalahnya bukan di jaringannya, tetapi ekosistem. Ekosistem itu bisa dari device, bisa juga dari frekuensi,” katanya saat ditemui di Makassar, Jumat (26/4/2019).
Menurut Turina, bukan hal yang sulit untuk menerapkan jaringan 5G di Indonesia. Base Transceiver Station (BTS) 4G yang selama ini sedang dibangun Indosat Ooredoo seluruhnya siap ditingkatkan ke layanan 5G. Jadi, jika ekosistemnya sudah siap, sewaktu-waktu mereka bisa menerapkan jaringan tersebut.
“Untuk kesiapan, semua jaringan 4G yang sekarang sedang kita bangun sebenarnya sudah 5G Ready,” ujarnya.
Pada November 2018, Indosat Ooredoo melakukan uji coba jaringan 5G dalam ruang lewat 3D Augmented Reality. Hasil dari testbed 5G saat itu menunjukkan kecepatannya mencapai 22 Giga bytes per second (Gbps).
Pada tahun 2019, tepatnya pada semester dua, Indosat Ooredoo rencananya akan melakukan uji coba luar ruang. “Untuk uji coba 5G dalam ruang sudah dilakukan saat Indosat ulang tahun November tahun lalu. Semester dua ini, kita uji coba untuk luar ruang,” ungkapnya.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) rencananya akan mengkonsolidasikan frekuensi 5G dengan frekuensi middle band 3,5 Gigahertz yang selama ini untuk satelit.
“Dari pemaparan Kominfo, kalau tidak salah tahun 2021. Kita sebenarnya berharap agar lebih cepat,” kata Turina.
Pertahankan 2G
Di tengah kesiapannya mengembangkan jaringan 5G, Indosat Ooredoo juga masih mempertahankan jaringan 2G. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kebutuhan 20 persen atau 11,6 juta pelanggan yang masih menggunakan device di jaringan 2G only.
“Kita harus melihat kebutuhan pelanggan. Kebetulan di Indonesia masih banyak pelanggan memakai handset 2G only,” kata Group Head Network Strategy Architecture and Solution Indosat Ooredoo, Kustanto.
Meski begitu, Kustanto mengungkapkan bahwa tren pengguna 2G terus berangsur turun. Jaringan 2G kini hanya tersedia di area-area tertentu. “Selama demand itu masih ada dan cukup signifikan, kita akan tetap sediakan. Karena masing-masing area kan trennya berbeda-beda,” ujarnya.