Empat Lokasi Penampungan untuk Pedagang Pasar Lawang
›
Empat Lokasi Penampungan untuk...
Iklan
Empat Lokasi Penampungan untuk Pedagang Pasar Lawang
Pemerintah daerah menyiapkan empat lokasi untuk menampung sementara pedagang Pasar Lawang di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS - Pemerintah daerah menyiapkan empat lokasi untuk menampung sementara pedagang Pasar Lawang di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Empat lokasi itu mampu menampung sekitar 200 lapak dari total 453 lapak Pasar Lawang yang terbakar pada 17 April lalu.
Kepala Unit Pengelola Pasar Daerah Lawang Sigit Sugiharto, Minggu (28/4/2019), mengatakan, empat lokasi itu berada di lantai dua gedung pasar sisi utara yang tidak terbakar dan di sepanjang Jalan Panglima Sudirman di bagian barat pasar.
Adapun sisanya memanfaatkan lapak lama yang masih bisa ditempati. Berdasarkan hasil uji kelaikan, Sigit mengatakan, masih ada sebagian lapak yang bisa digunakan kembali setelah dibersihkan dari puing-puing.
“Sementara ini ada empat alternatif lokasi. Itu semua kalau menampung 200 lapak Inshallah bisa, yang di jalan-jalan termasuk yang ada di lantai dua. Nanti kita menyesuaikan dengan peruntukannya,” ujar Sigit.
Menurut Sigit, hanya pedagang yang lapaknya terbakar habis dan tidak bisa ditempati lagi yang bakal menempati lokasi berdagang sementara. Sigit mengaku, sejauh ini pihaknya belum tahu persis kapan aktivitas perdagangan di lokasi penampungan dapat berjalan. Pihaknya masih menunggu sejumlah hal teknis.
Namun, diharapkan aktivitas sudah bisa berjalan dalam sepekan ke depan. Para pedagang pun menginginkan dapat segera kembali berjualan sebelum puasa Ramadan tiba.
Berdasarkan pendataan oleh pihak pengelola Pasar Lawang, ada 453 petak yang terbakar, terdiri dari 328 los, 123 bedak (kios), dan dua toko. Adapun kerugian ditaksir mencapai Rp 10 miliar. Hingga 10 hari pascakebakaran, proses pembersihan puing dan material bekas kebakaran masih terus dilakukan.
Sejauh ini, puing yang belum dibersihkan tinggal 10 persen, terutama besi rangka atap yang melengkung akibat terbakar. Selain dibantu oleh aparat dan dinas terkait, pembersihan juga dilakukan secara swadaya oleh para pedagang.
“Kami berinisiatif membersihkan sendiri. Harapannya, lokasi yang terbakar bisa segera ditempati. Syukur-syukur sebelum Ramadan sudah bisa berjualan kembali,” kata Miseri, pedagang kain.
Menurut Miseri, sebagian pedagang sempat merasa keberatan jika diminta menempati lokasi penampungan dengan alasan di tempat lama sudah memiliki pelanggan tetap. Namun, mereka tidak dapat berbuat apa-apa jika lokasi lama belum memungkinkan untuk ditempati kembali.