Mengundurkan Diri, Kaisar Akihito Lakukan Ritual Penghormatan Dewi Matahari Shinto
›
Mengundurkan Diri, Kaisar...
Iklan
Mengundurkan Diri, Kaisar Akihito Lakukan Ritual Penghormatan Dewi Matahari Shinto
Oleh
Ayu Pratiwi
·4 menit baca
TOKYO, SELASA – Upacara pengunduran Kaisar Jepang Akihito dari takhtanya diawali dengan sebuah ritual penghormatan kepada Dewi Matahari Shinto di sebuah tempat suci di Istana Kekaisaran Tokyo, Jepang, Selasa (30/4/2019). Setelah 30 tahun memimpin, Kaisar Akihito menyerahkan takhtanya kepada Putra Mahkota Naruhito, yang secara resmi akan bertakhta pada Rabu (1/5/2019).
Menurut mitologi, keluarga kekaisaran Jepang adalah keturunan dari Dewi Matahari Shinto yang juga dikenal dengan Amaterasu Omikami. Setelah menghormati Dewi Matahari Shinto, Akihito juga akan melakukan ritual serupa kepada kaisar sebelumnya yang sudah meninggal dan Dewa Shinto.
Dalam catatan japan-guide.com, Shinto yang berarti “jalan para dewa” merupakan agama asal Jepang. Shinto dan Buddha merupakan agama utama yang dianut rakyat Jepang. Mereka yang percaya mencari dukungan dari Shinto dengan berdoa di altar rumah atau mengunjungi tempat pemujaan. Berbagai macam jimat tersedia di sana demi keselamatan lalu lintas, kesehatan yang baik, kesuksesan dalam bisnis, hasil ujian yang baik, dan banyak lagi.
Dalam video yang ditayangkan televisi publik NHK, Akihito tampak mengenakan jubah tradisional berwana oranye dan topi hitam saat berjalan perlahan ke tempat suci di Istana Kekaisaran Tokyo. Ia diikuti oleh seorang pendamping dengan jubah putih yang memegang kain jubah Akihito dan satu orang lagi yang membawa pedang. Putra Mahkota Naruhito setelah itu dilaporkan akan menjalankan ritual serupa.
Di luar istana, turis Jepang dan mancanegara berkumpul sejak Selasa pagi. Upacara pengunduran diri Akihito juga ditandai dengan acara publik di ruang takhta Matsu-no-Ma, salah satu ruang paling prestisius di Istana Kekaisaran Tokyo. Sekitar 300 orang akan hadir dalam acara yang yang rencananya akan disiarkan langsung di televisi.
Beberapa di antara mereka yang akan hadir pada upacara pengunduran diri Selasa sore nanti adalah Perdana Menteri Shinzo Abe, Permaisuri Michiko, Putra Mahkota Naruhito, Putri Mahkota Masako, serta para pimpinan dari majelis parlemen, dan mahkamah agung.
Simbol perdamaian
Akihito yang kini berusia 85 tahun adalah Kaisar Jepang pertama yang naik takhta di bawah konstitusi paska perang. Dalam konstitusi itu, kaisar merupakan simbol rakyat yang tidak memiliki kekuatan atau pengaruh politik. Masa pemerintahannya yang disebut sebagai Era Heisei atau era yang menginginkan kedamaian, dimulai pada 7 Januari 1989, setelah ayahnya, Kaisar Hirohito, meninggal.
Akihito yang kini berusia 85 tahun adalah Kaisar Jepang pertama yang naik takhta di bawah konstitusi paska perang. Dalam konstitusi itu, kaisar merupakan simbol rakyat yang tidak memiliki kekuatan atau pengaruh politik
Pada akhir masa pemerintahan Hirohito atau pada 1980-an, Jepang yang kalah pada Perang Dunia II menjadi kekuatan ekonomi terbesar nomor dua di dunia. Periode itu disebut sebagai “keajaiban ekonomi”. Perkembangan ekonomi itu kemudian stagnan selama Era Heisei atau sejak 1990-an hingga sekarang. Meskipun demikian, Era Heisei ditandai sebagai periode yang penuh kedamaian.
Akihito bersama istrinya, Permaisuri Michiko, merupakan sosok yang dikenal publik berperan aktif sebagai simbol rekonsiliasi, perdamaian, dan demokrasi. Michiko merupakan rakyat jelata pertama yang menikahi seorang ahli waris kekaisaran.
Akihito menyampaikan pada 2016 bahwa ia khawatir usianya yang sudah lanjut akan mempersulitnya untuk menjalankan tugasnya dengan benar. Ia pernah dirawat akibat kanker prostat dan operasi jantung.
Dekat dengan rakyat
“Saya pikir Kaisar Akihito dicintai oleh rakyat. Ia merupakan sosok yang memberi semangat kepada rakyat di saat masa sulit, seperti bencana, dan menjadi dekat dengan rakyat. Saya berharap, kaisar berikutnya, seperti Kaisar Akihito, juga menjadi sosok yang dekat dengan rakyat,” kata Morio Miyamoto (48), warga Jepang.
Seperti dilaporkan The Japan Times, pernikahan Akihito dengan Michiko berperan penting dalam mendekatkannya kepada rakyat. Setelah bergabung dengan keluarga kekaisaran, Michiko sering terlihat berbicara kepada masyarakat. Cara berkomunikasi lebih intim seperti itu kemudian mulai diadopsi oleh Akihito.
Hal tersebut berbeda dengan hubungan antar kaisar dan rakyat sebelumnya yang lebih dipengaruhi oleh posisi hirarkis. Hingga akhir Perang Dunia II, Jepang memiliki sitem politik yang kaisar sentris. Pengaruh kaisar yang besar itu kemudian dicabut pada 1947 dan peran mereka diubah menjadi simbol negara tanpa kekuatan politik.
Kaisar berikutnya
Naruhito yang kini berusia 59 tahun akan naik takhta menjadi kaisar, Rabu besok, dalam sebuah upacara terpisah. Naruhito yang pernah belajar di University of Oxford, bersama istrinya, Masako, yang pernah belajar di Harvard University, kemungkinan memberikan semacam warna kosmopolitan ke dalam kehidupan monarki.
Pengunduran diri Akihito sekaligus menandai awalnya era baru Jepang bernama Reiwa yang secara resmi mulai Rabu besok. Kata Reiwa berarti “keselarasan yang indah”.
“Semakin banyak orang asing datang ke Jepang. Hal tersebut membantu perekonomian dan mengubah sikap rakyatnya. Jepang akan lebih terbuka. Demikian pula untuk Asia,” kata Eiji Kaneko (44), seorang pemilik restoran asal Osaka. (REUTERS)