JAKARTA, KOMPAS – Dengan komposisi sebagian besar atlet yunior, Indonesia memasang target menempati peringkat tiga besar SEA Games Filipina 2019. Kemenpora menilai target tersebut sangat mungkin dicapai asalkan atlet-atlet yunior sungguh-sungguh dalam berlatih.
Menpora Imam Nahrawi mengatakan, target tiga besar SEA Games harus dijadikan motivasi untuk mengukir prestasi. “Kita bisa mencontoh dari perjuangan pelari Lalu Muhammad Zohri. Dia dianggap yunior, tetapi bisa membuktikan diri mampu bersaing di tingkat Asia, bahkan dunia,” kata Imam di Jakarta, Jumat (3/5/2019).
Imam menjelaskan, saat ini orientasi pemerintah tidak lagi SEA Games tetapi ingin menaikkan atlet ke Olimpiade. Oleh karena itu, penempatan 60 persen atlet yunior di SEA Games penting untuk menambah jam terbang dan memberikan pengalaman bertanding untuk atlet-atlet muda agar siap bersaing di kejuaraan yang lebih tinggi.
Saat ini, menurut Imam, sebagian besar cabang olahraga sudah menandatangani nota kesepahaman bantuan anggaran pemerintah. Sebanyak 17 cabang olahraga sudah menjalankan pelatnas. “Kalau ada cabang yang belum pelatnas, saya akan kontak Ketua Umum-nya, mempertanyakan kenapa belum berjalan. Kalau sudah tandatangan MOU, pelatnas harus dijalankan sepenuhnya oleh cabang olahraga,” ujar Imam.
Plt Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Kemenpora Chandra Bhakti mengatakan, Indonesia membutuhkan lebih dari 70 medali emas untuk menempati peringkat tiga besar. “Kalau perhitungan saya, sekarang kita masih berpotensi meraih 53 emas,” katanya.
Chandra mengatakan, cabang yang paling berpotensi menyumbang banyak medali adalah dayung dengan sembilan medali emas. “Indonesia kuat di nomor rowing, kano, dan dragon boat,” katanya.
Namun, saat ini, pelatnas dayung menghadapi tantangan karena anggaran belum cair. “Belum ada kesepatakan besaran anggaran. Mereka minta Rp 34 miliar. Sementara Kemenpora hanya bisa mengalokasikan anggaran Rp 14 miliar,” ujar Chandra.
Menurut Wakil Ketua Umum PB PODSI Budiman Setiawan, dari 18 nomor lomba dayung, Indonesia berpotensi merebut sembilan medali emas asalkan program pelatnas dijalankan dengan maksimal. “Kalau anggaran yang kami ajukan tidak disetujui, tentu ini akan mempengaruhi program dan prestasi. Kami berharap pemerintah dapat menyetujui pengajuan kami,” kata Budiman.
Berlarut-larutnya masalah anggaran, membuat rencana uji coba dayung ke Belanda pada Mei ini dibatalkan. Dayung merupakan salah satu cabang potensial yang ditargetkan lolos Olimpiade Tokyo 2020. Sebelumnya, dayung berpengalaman mengirimkan dua atlet ke Rio de Janeiro 2016.