Kinerja PT Bank Mandiri Syariah mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 101,26 persen secara tahunan pada kuartal pertama 2019. Laba tumbuh signifikan terutama ditopang oleh pendapatan nonbunga.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kinerja PT Bank Mandiri Syariah mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 101,26 persen secara tahunan pada kuartal pertama 2019. Laba tumbuh signifikan terutama ditopang oleh pendapatan nonbunga.
Pada kuartal I/2019, PT Bank Mandiri Syariah memeroleh pendapatan bersih Rp 1,6 triliun atau tumbuh 16,39 persen secara tahunan. Sementara itu, laba bersih mencapai Rp 243 miliar atau tumbuh sebesar 101,26 persen secara tahunan.
Direktur Utama Bank Mandiri Syariah Toni Eko Boy Subari menyampaikan, laba tumbuh dengan pesat ditopang oleh pendapatan nonbunga (fee based income). Adapun penopang pertumbuhan laba lainnya adalah pendapatan margin.
“Fee based income tumbuh 26,85 persen secara tahunan menjadi Rp 314 miliar. Fee based income diperkirakan akan terus menjadi penopang pertumbuhan laba yang mana kami menargetkan perolehan laba mencapai Rp 1 triliun-1,2 triliun hingga akhir 2019,” tutur Toni, seusai peluncuran platform wakaf digital “jadiberkah.id” di Jakarta, Rabu (8/5/2019).
Pendapatan margin bagi hasil tercatat meningkat menjadi Rp 2,09 triliun atau tumbuh 13,57 persen secara tahunan. Biaya bagi hasil dan margin bagi hasil bersih masing-masing tumbuh sebesar 12,59 persen dan 14,15 persen.
Toni melanjutkan, penyaluran pembiayaan tumbuh sebesar Rp 69,36 triliun atau tumbuh 13,3 persen secara tahunan. Penyerapan dana pihak ketiga sebesar Rp 87,15 triliun atau tumbuh 5,53 persen.
Pertumbuhan pembiayaan didorong oleh pembiayaan sektor ritel yang tumbuh sebesar 16,42 persen secara tahunan. Pembiayaan ritel mendominasi komposisi penyaluran pembiayaan sebesar 59,7 persen dari total penyaluran.
Pembiayaan sektor wholesale, yaitu korporasi dan komersial, tumbuh sebesar 8,97 persen secara tahunan. Fokus penyaluran pembiayaan berada pada sektor infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan.
Menurut Toni, kredit macet (NPF) gros turun menjadi 3,06 persen pada Maret 2019 dari 3,97 persen pada Maret 2018. Perusahaan menargetkan agar NPF turun menjadi 2,5 persen pada akhir 2019 dengan cara mengoptimalkan penagihan dan pelunasan dari nasabah.
“Kami masih optimistis dengan pertumbuhan pada kuartal kedua 2019. Proyeksi pertumbuhan pembiayaan kami perkirakan di sekitar 12-13 persen, terutama di sektor retail,” kata Toni.
Tambah layanan
Direktur Technology and Operation Bank Syariah Mandiri Achmad Syafii menambahkan, selain sedekah dan infaq, nasabah juga membutuhkan kemudahan untuk menyalurkan wakaf. Untuk itu, perusahaan meluncurkan platform digital bernama jadiberkah.id untuk menambah pelayanan bagi nasabah.
Suasana peluncuran platform peluncuran platform wakaf digital “jadiberkah.id” oleh PT Bank Syariah Mandiri di Jakarta, Rabu (8/5/2019).“Fitur wakaf digital ini memberi kemudahan umat, tidak hanya nasabah Bank Syariah Mandiri saja, untuk menyalurkan wakaf. Penyalur wakaf juga dapat mengetahui jumlah, progres, dan target pengelolaan dana,” ujarnya.
Bank Syariah Mandiri mencatat, minat masyarakat untuk menyalurkan dana untuk ibadah terus meningkat. Penyaluran dana sedekah dan infaq, misalnya, sekarang tumbuh 3-4 kali lipat mencapai Rp 1,8 miliar per bulan.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama Muhammad Fuad Nasar menyampaikan, platform tersebut memberi kemudahan untuk mendorong kesejahteraan umat Islam. Pemerintah memproyeksikan agar wakaf sebagai dana sosial Islam berkontribusi sebesar 70 persen bagi keuangan syariah tanah air.