Percepat Ratifikasi EFTA CEPA untuk Dongkrak Investasi
›
Percepat Ratifikasi EFTA CEPA ...
Iklan
Percepat Ratifikasi EFTA CEPA untuk Dongkrak Investasi
Ratifikasi kerja sama ekonomi Indonesia dan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa dinilai bakal mendongkrak investasi. Namun, proses itu perlu persetujuan DPR.
Oleh
Ferry Santoso
·2 menit baca
Ratifikasi kerja sama ekonomi Indonesia dan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa dinilai bakal mendongkrak investasi. Namun, proses itu perlu persetujuan DPR.
VADUZ, KOMPAS — Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA CEPA) ditandatangani di Jakarta pada 16 Desember 2018. Perjanjian itu ditargetkan bisa dilaksanakan akhir tahun ini. Namun, proses adopsi perjanjian atau ratifikasi membutuhkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita seusai bertemu dengan Pangeran Kerajaan Liechtenstein Alois von Und Zu Liechtenstein dan Menteri Luar Negeri, Kehakiman, dan Budaya Liechtenstein Aurelia Frick di Vaduz, Liechtenstein, Rabu (8/5/2019) waktu setempat, mengatakan, percepatan ratifikasi akan meningkatkan investasi dari empat negara Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA), yakni Swiss, Liechtenstein, Eslandia, dan Norwegia.
Dalam pertemuan itu, Enggartiasto didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo, Duta Besar RI di Swiss Muliaman Hadad, dan Duta Besar RI di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Syamsul Bahri Siregar.
Enggartiasto menyatakan, dalam pertemuan dengan Aurelia, dirinya membahas banyak hal untuk mengimplementasikan EFTA CEPA. Pihaknya mengundang Pangeran Alois dan delegasi bisnis dari Liechtenstein untuk berinvestasi di Indonesia.
Staf Khusus Menteri Perdagangan Lili Yan Ing mengungkapkan, implementasi perjanjian EFTA CEPA memerlukan persetujuan DPR. Implementasi perjanjian diharapkan mendongkrak perdagangan dan investasi Indonesia-EFTA.
Vokasi
Total perdagangan Indonesia dengan empat negara EFTA tahun 2018 mencapai 1,8 miliar dollar AS. Ekspor Indonesia ke empat anggota EFTA mencapai 733 juta dollar AS, sementara impor sekitar 1,1 miliar dollar AS.
Indonesia perlu berupaya memperkenalkan potensi sehingga calon investor bisa mempelajarinya.
Muliaman menambahkan, Liechtenstein memiliki kekuatan di sektor pembiayaan dan keuangan, energi baru terbarukan, serta jasa asuransi. ”Liechtenstein memiliki kemampuan investasi yang besar. Indonesia perlu berupaya memperkenalkan potensi sehingga bisa mereka bisa mempelajarinya,” kata Muliaman.
Pertemuan bisnis dengan para pelaku usaha perlu didorong sehingga ada komunikasi bisnis, baik di bidang keuangan, asuransi, jasa perdagangan, maupun industri.
Dengan Pemerintah Swiss, Indonesia menjalin kerja sama tambahan dalam kerangka EFTA CEPA untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia atau vokasi. Lewat kerja sama itu, Indonesia dapat mengirim anak-anak muda buat bekerja di Swiss untuk peningkatan kemampuan.
Indonesia juga menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di Swiss untuk melakukan kajian mengenai perkebunan dan industri kelapa sawit. Harapannya, semua pemangku kepentingan di industri kelapa sawit, termasuk pembeli di Eropa, memahami sektor perkebunan dan industri kelapa sawit secara lebih utuh.