SLEMAN, KOMPAS — Kerusuhan suporter mencoreng laga perdana Shopee Liga 1 antara PSS Sleman dan Arema FC di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (15/5/2019). Kerusuhan di babak pertama saat kedudukan 1-1 itu menegaskan pekerjaan berat bagi PSSI dan PT Liga IndonesiaBaru selaku operator kompetisi untuk membenahi kualitas dan citra kompetisi sepak bola kasta tertinggi Indonesia itu.
Pada laga itu, PSS Sleman, yang merupakan tim promosi Liga 1, menang 3-1. Tiga gol PSS dicetak oleh Brian Ferreira saat laga baru berjalan dua menit, Yevhen Bokhasvili di menit ke-57, dan Rangga Muslim pada menit ke-82. Sedangkan gol Arema diceploskan oleh Sylvano Comvalius pada menit ke-29.
Setahu kami, ini pertama kalinya rusuh terjadi di laga pembuka liga. Dulu laga pembuka cukup kondusif
Sebelumnya Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menegaskan supaya Liga 1 bebas dari kerusuhan suporter. Jika kerusuhan suporter terus terjadi, BOPI bisa mencabut rekomendasi menggelar pertandingan yang menjadi salah satu syarat dari kepolisian untuk mengeluarkan izin keramaian.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan, kerusuhan ini tidak bisa dianggap remeh. Ini bisa jadi preseden buruk yang merambat ke laga-laga selanjutnya. ”Setahu kami, ini pertama kalinya rusuh terjadi di laga pembuka liga. Dulu laga pembuka cukup kondusif, tetapi di tengah liga ada saja insiden kerusuhan. Sekarang, laga pembuka saja sudah rusuh, bagaimana nanti ke depannya,” tegas Gatot.
Gatot melanjutkan, Kemenpora berharap BOPI, PSSI, dan PT LIB duduk bersama untuk membahas serius masalah itu. Paling tidak, mereka harus benar-benar meminta klub mampu mengelola suporternya agar tidak membuat kerusuhan lagi.
"Sekarang, kami pantau dulu. Bagaimana tindakan BOPI, PSSI, dan PT LIB terhadap insiden ini. Ke depan, tidak menutup kemungkinan kami ikut bertindak. Hal itu memungkinkan seperti ketika kami memberikan sanksi kepada Persija pasca kerusuhan suporter saat Persija menjamu Persela di GBK pada Juni 2016 lalu," ujar Gatot.
Harus diusut secara tuntas kejadian sebenarnya
Terlepas dari itu, Gatot menyampaikan, pihaknya sudah mewanti-wanti BOPI agar tidak anggap remeh potensi kerusuhan antar suporter jika Liga 1 2019 dimulai pekan ini. Sebab, kondisi sosial politik negara memang sedang tidak kondusif mendekati pengumuman hasil Pilpres oleh KPU pada 22 Mei. "Waktu itu, kami sudah minta lebih baik sabar dulu. Jangan terburu-buru memulai Liga 1 pada pekan ini. Lebih baik nunggu sepekan lagi," jelasnya.
Sekretaris Jendral PSSI Ratu Tisha Destria juga sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Ia mengharapkan agar penyebab dari kerusuhan suporter itu diusut secara tuntas. “Harus diusut secara tuntas kejadian sebenarnya. Kita lihat dari panpel (panitia pelaksa pertandingan) seperti apa,” katanya.
Sementara itu, Anggota Komite Eksekutif PSSI Refrizal mengatakan, kericuhan itu terjadi akibat ulah dari oknum. Ia mengharapkan agar kejadian tersebut tidak terulang. Sepakbola seharusnya menjadi hiburan, bukan ajang yang menakutkan.
Provokasi
Kerusuhan di Stadion Maguwoharjo, kemarin, dipicu oleh provokasi kedua suporter sejak awal laga. Suporter PSS Sleman memadati tribune sebelah selatan, timur, dan utara. Sementara itu, suporter Arema FC berada di tribune sebelah barat bagian atas. Di bagian bawahnya, diisi oleh suporter PSS Sleman.
Saling provokasi sejak awal laga itu, berujung saling lempar oleh suporter dari kedua belah pihak. Barang-barang yang dilempar antara lain minuman kemasan gelas plastik hingga pecahan keramik. Beberapa kali juga ledakan petasan terdengar di tengah laga. Ada pula petasan luncur yang diarahkan ke tribune suporter lawan.
Percikan-percikan keributan terjadi di awal laga bergulir. Ada yang berupa pelemparan, ada pula yang wujudnya perebutan spanduk. Terlihat sedikitnya dua kali suporter PSS Sleman, dari tribun selatan dan utara, memanjat tembok pembatas dari tribune sebelah barat. Mereka menarik spanduk dari tribune barat bagian atas yang dipasang suporter Arema FC.
Saat laga berlangsung sekitar 30 menit. Tepatnya, setelah Arema FC mencetak gol balasan dari tandukan Sylvano Comvalius. Bahkan, saat striker bertubuh tinggi besar itu melakukan selebrasi, terdapat lemparan yang mengarah ke lapangan dari tribune sebelah utara. Tidak hanya itu, kericuhan sempat terjadi di hadapan tamu VIP yang duduk di tengah-tengah tribune bagian barat. Kondisi semakin tidak kondusif sehingga tribune tersebut dikosongkan.
Kepala Polda DIY Inspektur Jenderal (Pol) Ahmad Dofiri menyayangkan, adanya aksi saling provokasi tersebut. Adanya lemparan yang masuk ke lapangan membuat laga dihentikan selama kurang lebih 50 menit.
Panitia pelaksana memutuskan agar laga kembali dilanjutkan. Suasana tidak sepadat sebelumnya. Tribune bagian utara yang diisi suporter PSS Sleman sudah agak sepi. Suporter Arema FC pun mendapat pengawalan dari aparat kepolisian. Spanduk-spanduk yang tadinya banyak dipasang juga sudah dicopot. Tersisa sedikitnya dua spanduk saja yang terpasang di tribun tempat mereka menyaksikan laga.
Jaga dominasi
Pada laga Kamis (16/5), Persebaya Surabaya akan tandang ke markas Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. Ini laga berat bagi Persebaya karena tidak diperkuat lima pemainnya. Namun, Persebaya bertekad melanjutkan dominasi. Musim lalu, mereka menundukkan Bali United, 1-0 dan 5-2.
Pemain Persebaya yang absen adalah tiga penggawa lapangan tengah, yakni Misbakus Solikin, Oktafianus Fernando, dan Nelson Alom. Musim lalu, mereka berkontribusi positif terhadap performa tim asuhan Djadjang Nurdjaman itu. Bek Otavio Dutra dan penyerang Amido Balde juga belum bisa memperkuat Persebaya.
Djanur, sapaan akrab Djadjang Nurdjaman, bahkan masih ragu dengan kondisi gelandang serang kreatif Manuchehr Jalilov yang masih dalam pemulihan cedera.
Tuan rumah Bali United pun menegaskan akan bekerja keras demi memetik kemenangan. ”Saya sudah lihat sendiri kesiapan pemain saya. Mereka sudah berlatih keras. Dalam latihan mereka sudah bekerja keras, ketika bermain (Kamis) besok melawan Persebaya juga harus bekerja keras,” ujar Pelatih Bali United Stefano ”Teco” Cugurra. (AMBROSIUS HARTO/COKORDA YUDISTIRA)