Untuk meningkatkan konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia, produsen makanan olahan berbasis daging sapi PT Estika Tata Tiara Tbk (Kibif) memperluas unit bisnis pengolahan makanan mereka.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
SUBANG, KOMPAS — Untuk meningkatkan konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia, produsen makanan olahan berbasis daging sapi PT Estika Tata Tiara Tbk (Kibif) memperluas unit bisnis pengolahan makanan mereka. Perluasan itu dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 200 persen untuk produk-produk makanan olahan dan cadangan beku atau cold storage dalam kurun waktu setahun.
Pembangunan perluasan unit bisnis pengolahan ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani di Subang, Jawa Barat, pada Senin (20/5/2019).
Hadir pada kesempatan itu Camat Kalijati Lukita Harjana, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Pengolahan Makanan dan Peternakan Juan Permata Adoe, Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia MS Hidayat, Presiden Komisaris PT Estika Tata Tiara Tbk Gita Sapta Adi, dan Direktur Utama PT Estika Tata Tiara Tbk Yustinus Sadmoko.
”Perluasan ini merupakan langkah yang sangat positif bagi Kibif dalam meningkatkan kapasitas produksi daging sapi olahan. Di Indonesia, daging sapi merupakan komoditas dengan nilai ekonomis cukup tinggi,” kata Rosan melalui siaran persnya.
Menurut Rosan, dalam lima tahun terakhir, produksi daging sapi di dalam negeri meningkat signifikan. Namun, kenaikan itu belum disertai peningkatan kapasitas produksi makanan olahan daging sapi untuk mengimbangi konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia yang terus meningkat.
”Kami bersyukur, konsumsi daging sapi di Indonesia terus meningkat. Kadin menyambut positif aksi korporasi Kibif untuk meningkatkan konsumsi daging sapi dan produk olahan daging sapi,” ujar Rosan.
Menurut dia, Kibif yang 20 persen sahamnya telah ditawarkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikenal sebagai produsen dan distributor makanan olahan terintegrasi terkemuka di Indonesia.
Kibif juga telah memasuki era transformasi, yakni industri makanan dalam cakupan yang lebih luas, tidak hanya berupa daging sapi, tetapi meluas hingga makanan hasil pengolahan siap saji dan makanan beku yang siap dikonsumsi.
”Saya berharap, dengan makin banyaknya pabrik makanan olahan, terutama yang berbasis protein, dapat berkontribusi untuk meningkatkan konsumsi makanan protein per kapita bagi masyarakat Indonesia,” ucap Rosan.
Sementara itu, Direktur Utama PT Estika Tata Tiara Tbk Yustinus Sadmoko mengatakan, perluasan fasilitas baru Kibif di Subang bertujuan untuk menunjang lini bisnis produksi bakso, daging sapi portion cut, chicken nugget, dan produk makanan olahan lainnya.
”Penambahan fasilitas ini diharapkan secara bertahap dapat meningkatkan produksi dari 40 ton menjadi 80 ton per hari atau 2.000 ton per bulan,” katanya.
Pada tahun 2018, rata-rata tingkat konsumsi daging sapi per kapita di lima negara anggota ASEAN, yaitu Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Indonesia, sebesar 4,5 kg per kapita. Namun, konsumsi daging sapi per kapita di Indonesia masih berada di bawah rata-rata, yaitu 2,6 kg per kapita.
”Kibif sebagai perusahaan terbuka dan tercatat di papan transaksi Bursa Efek Indonesia secara konsisten mewujudkan komitmennya untuk meningkatkan konsumsi daging sapi dan produk protein halal di Indonesia. Ini adalah tugas dan tanggung jawab kami. Kami menargetkan, dalam waktu lima tahun ke depan, Kibif akan menjadi salah satu produsen makanan olahan terbaik di Indonesia,” kata Yustinus. (*)