Penerbangan langsung dari Nusa Tenggara Barat ke sejumlah negara di kawasan Timur Tengah sangat strategis dan prospektif. Tidak hanya mengakomodasi potensi umrah yang besar, tetapi juga mendukung pengembangan pariwisata halal di NTB.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Penerbangan langsung dari Nusa Tenggara Barat ke sejumlah negara di kawasan Timur Tengah sangat strategis dan prospektif. Tidak hanya mengakomodasi potensi umrah yang besar, tetapi juga mendukung pengembangan pariwisata halal di NTB.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) NTB Dewantoro Umbu Joka dalam pembukaan acara Fashion Show, Umroh Travel, and Islamic Wedding Fair di Ballroom Masjid Hubbul Wathan Islamic Center, Mataram, Senin (20/5/2019), mengatakan, minat umrah masyarakat NTB sangat besar.
”NTB masuk sepuluh besar provinsi di Indonesia dengan minat umrah yang tinggi,” kata Dewantoro. Meski besar, potensi itu belum dilihat sebagai peluang bisnis yang harus ditangkap.
”Maksud saya adalah, hingga saat ini belum ada penerbangan langsung yang membawa jemaah umrah dari NTB ke Tanah Suci. Tetapi, masih harus transit atau berangkat dari kota lain, seperti Jakarta atau Surabaya,” kata Dewantoro.
Menurut dia, jika ada penerbangan langsung jemaah umrah dari NTB ke Timur Tengah, hal itu akan turut berdampak pada sektor pariwisata.
”Pesawat yang mengangkut jemaah umrah ketika balik ke NTB, kan, kosong. Jadi bisa digunakan membawa wisatawan konvensional dari Timur Tengah,” kata Dewantoro.
Dia menambahkan, potensi NTB juga sangat menarik wisatawan asal Timur Tengah. Apalagi, NTB berkali-kali meraih penghargaan sebagai destinasi wisata halal terbaik di Indonesia. Terakhir, NTB meraih juara pada 2019 sebagai destinasi wisata halal terbaik di Indonesia versi Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019.
”Jika penerbangan langsung ada dan jasa perjalanan umrah siap mengisi, tinggal meyakinkan pasar di Timur Tengah. Kami bisa turun langsung, termasuk berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di sana,” kata Dewantoro.
Didorong
Menurut Dewantoro, Asita NTB mulai mendorong penerbangan langsung dari NTB ke Timur Tengah. Pembicaraan dengan berbagai pihak terkait, mulai dari industri travel umrah, pemerintah daerah, hingga maskapai, secara bertahap dilakukan.
”Umrah Travel Fair bisa menjadi awal mendorong pembahasan bersama penyedia jasa umrah. Kalau dengan pemerintah, saya sudah berbicara langsung dengan Kepala Dinas Pariwisata NTB. Memang perlu pembahasan lebih lanjut,” katanya.
Jika penerbangan langsung ada dan jasa perjalanan umrah siap mengisi, tinggal meyakinkan pasar di Timur Tengah. Kami bisa turun langsung, termasuk berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di sana.
Para penyedia jasa umrah mendukung gagasan penerbangan langsung dari Timur Tengah ke NTB. Branch Manager Mastour Travel Cabang Lombok H Marianto mengatakan, efek penerbangan langsung tersebut sangat besar.
”Tidak hanya bagi kami, tetapi juga pariwisata. Apalagi, Lombok tengah pemulihan pascagempa. Pihak maskapai memang masih pesimistis terkait jumlah jamaah umrah. Tetapi, saya kira bisa didorong agar penyelenggara bersatu dan sama-sama memberangkatkan jemaahnya,” kata Marianto.
Meski tidak bisa menyebutkan angka pasti, menurut dia, minat masyarakat NTB untuk umrah luar biasa. Apalagi, 85 persen warga NTB beragama Islam.
”Jika ada penerbangan langsung, tentu jemaah tidak perlu lagi ke Jakarta, Surabaya, atau Denpasar ketika ingin berangkat umrah,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal menambahkan, pasar pariwisata NTB termasuk bagus, apalagi menjadi destinasi halal. ”Kalau itu terbangun, yang namanya penerbangan pasti membawa orang. Jadi, jemaah umrah berangkat dari NTB dan pulangnya bawa orang dari Timur Tengah,” kata Faozal.
Menurut dia, pembicaraan dengan asosiasi perjalanan wisata dan maskapai akan mulai dilakukan. Dalam waktu dekat, pemerintah daerah akan bertemu dengan Asita.
”Skenario awal, misalnya menurut Asita, dengan cara carter pesawat. Jadi, bawa jemaah umrah, terus biasanya, kan, dua belas hari. Jadi, selama itu,bisa digunakan untuk membawa penumpang konvensional dari Timur Tengah,” kata Faozal.