JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah Australia memandang Indonesia sebagai rekan strategis keamanan maritim di kawasan. Australia terus memperkuat kerja sama dan hubungan bilateral dengan Indonesia untuk memastikan kawasan Indo-Pasifik yang aman, terbuka, sejahtera, dan tangguh.
Beberapa isu yang perlu dibahas antara kedua negara di antaranya tentang kerja sama penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi.
”Indonesia dan Australia perlu kerja sama untuk memastikan keamanan dan stabilitas di kawasan,” kata Kepala Staf Angkatan Laut Australia Laksamana Madya Michael Noonan beberapa saat setelah mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Ia mengatakan, AL Australia tengah melaksanakan misi Indo-Pacific Endeavour 2019 yang berlangsung selama tiga bulan. Dalam misi persahabatan itu, beberapa negara dikunjungi, seperti Sri Lanka, India, Vietnam, Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Michael mengatakan, kali ini Australia membawa tiga kapal ke Indonesia, yaitu HMAS Canberra, HMAS Newcastle, dan HMAS Success. HMAS Canberra adalah kapal terbesar dan kapal komando AL Australia. HMAS Canberra memiliki kemampuan dalam bidang penanganan bencana alam.
Oleh karena itu, menurut Michael, dalam kunjungan kali ini, kedua negara akan sama-sama mempelajari berbagai teknis penanganan bencana alam.
”Tujuan dari hubungan ini adalah bagaimana kita sama-sama menjaga keamanan maritim di kawasan agar laut bisa membawa kesejahteraan bagi kita semua,” katanya.
TNI AL menerima kedatangan kapal AL Australia dengan penyambutan yang dipimpin langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Siwi Sukma Adji.
Pengungsi
Salah satu masalah yang kerap menjadi materi pembahasan antara Indonesia dan Australia adalah masalah pengungsi. Masalah ini kerap dilihat publik Australia sebagai ancaman keamanan. Sementara, bagi Indonesia, pengungsi akan menjadi masalah ketika Australia mengirim mereka kembali ke utara dengan kapal seadanya sehingga sering mendarat di Indonesia.
Saat ditanya soal ini, Michael mengatakan, pihak AL Australia tidak melihat adanya peningkatan ancaman terkait pengungsi dalam waktu dekat. Meskipun demikian, AL Australia selalu siap bekerja sama dengan instansi lain dalam mengatasi hal ini.
Terkait pemulangan pengungsi lewat perairan Indonesia, menurut dia, hal ini tentunya akan terus dibahas baik oleh Pemerintah RI maupun Australia. Namun, sudah bertahun-tahun pemulangan pengungsi lewat perairan Indonesia itu tidak dilakukan. Ia merujuk pada Buku Putih Pertahanan Australia tahun 2016 dan juga kebijakan Kementerian Luar Negeri tahun 2017 di mana Indonesia dilihat sebagai mitra strategis.