Seni Dekorasi Akuarium, Dukung Konservasi dan Redakan Penat
›
Seni Dekorasi Akuarium, Dukung...
Iklan
Seni Dekorasi Akuarium, Dukung Konservasi dan Redakan Penat
Puluhan penggemar ikan dan tata akuarium saling adu kecakapan menata tanaman serta biota air dalam lomba aquascape atau seni dekorasi akuarium di Banyuwangi, Jawa Timur. Selain sebagai seni, kegiatan aquascape juga bisa membantu meredakan penat, sekaligus mendukung konservasi alam laut.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Puluhan penggemar ikan dan tata akuarium saling adu kecakapan menata tanaman serta biota air dalam lomba aquascape atau seni dekorasi akuarium, di Banyuwangi, Jawa Timur. Selain sebagai seni, kegiatan aquascape juga bisa membantu untuk meredakan penat, sekaligus mendukung konservasi alam laut.
Hal itu tampak dalam perlombaan aquascape yang dihelat Fakultas Teknik Perikanan Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, Minggu hingga Senin, 19-20 Mei 2019. Setelah dilombakan, hasil karya para peserta dipamerkan kepada publik.
”Kami ingin mengenalkan sebuah seni, sekaligus ilmu menata biota air tawar dalam sebuah media akuarium. Seni menata ini tidak bisa sembarangan karena penata harus paham ekosistem air laut tawar,” ujar Wakil Dekan I Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Ervina W Setyaningrum, di Banyuwangi, Senin (20/5/2019).
Ervina mengatakan, melalui seni dekor akuarium, warga juga mendapat nilai edukasi. Pasalnya, warga yang ingin melihat habitat ikan tidak perlu ke sungai atau laut. Seni aquascape secara tidak langsung membuat penikmatnya belajar tentang ekosistem perairan.
Seni aquascape secara tidak langsung membuat penikmatnya belajar tentang ekosistem perairan.
Melalui aquascape, penikmat tidak hanya disuguhi bahan imitasi sebagai hiasan akuarium. Aquascape memang tidak menggunakan bahan imitasi, tetapi bahan-bahan alami.
”Para pelaku aquascape tentu tidak sembarangan memindah bahan alam ke dalam akuarium. Mereka justru melakukan budidaya tanaman air untuk mendukung hobinya ini. Dengan demikian, aquascape juga mendukung konservasi tanaman air,” lanjut Ervina.
Ia menambahkan, menurut penelitian, aquascpae membantu orang menekan kepenatan. Hal ini karena hobi mendekorasi akuarium dinilai memberikan kesegaran bagi manusia yang seharian penat dengan aktivitas padat.
”Menurut penelitian, gerak-gerik ikan, air, dan tanaman membawa kesegaran dan menekan tingkat stres. Nah, aquascape ini lengkap karena semua unsurnya ada di dalamnya,” ucap Ervina.
Menurut penelitian, gerak-gerik ikan, air, dan tanaman membawa kesegaran dan menekan tingkat stres.
Salah satu peserta yang mengikuti lomba aquascape, Rimba (37), mengatakan, dirinya menggunakan bahan-bahan dari alam yang masih hidup. Ia mencontohkan beberapa di antaranya, yaitu kayu setigi, rumput java moss, subulate, cryptocorine, dan melati air.
”Tanaman-tanaman yang kami gunakan memang tanaman di dalam air. Ini semua hasil budidaya. Kami tidak berani lagi asal ambil di alam. Jangan sampai karena memenuhi hobi, kami masuk penjara,” ujarnya.
Hasil karya Rimba mendapat juara II dalam Lomba Aquascape tersebut. Ia lantas menjual hasil karyanya tersebut dengan harga Rp 2,5 juta.
Ditanya tentang aquascape sebagai obat stres, Rimba membenarkan hal itu. Menurut dia, tidak hanya meredakan stres bagi orang yang mengamati keindahan aquascape. Bagi pihak yang menata aquascape, proses menata tanaman di dalam akuarium juga menjadi obat stres.
Ketua Aquascape Banyuwangi Didik Hartono menjelaskan, berbeda dengan hiasan plastik, aquascape benar-benar berasal dari tanaman hidup. Aquascape, menurut dia, merupakan berkebun di dalam air.
”Sama seperti berkebun, jika kepanjangan, tanamannya harus dipotong. Tanaman juga bisa ditambah atau dikurangi. Tujuannya, membuat ekosistem secantik mungkin, tidak harus persis seperti di alam asli, tapi tetap fokus pada penataan tanaman,” kata Didik.