Lonjakan Kendaraan di Arteri Pantura Bakal Diantisipasi
›
Lonjakan Kendaraan di Arteri...
Iklan
Lonjakan Kendaraan di Arteri Pantura Bakal Diantisipasi
Penerapan sistem satu arah di Tol Trans-Jawa pada puncak mudik Lebaran 2019 diprediksi bakal menambah beban jalur arteri pantai utara Cirebon, Jawa Barat. Polisi dan pemerintah setempat bakal menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk meminimalkan dampaknya
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Penerapan sistem satu arah di Tol Trans-Jawa pada puncak mudik Lebaran 2019 diprediksi bakal menambah beban jalur arteri pantai utara Cirebon, Jawa Barat. Polisi dan pemerintah setempat akan menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk meminimalkan dampaknya.
“Seminggu sebelum Lebaran, pasar tumpah di jalur pantura akan ditertibkan. Pedagang tetap berjualan tetapi tidak mengganggu pemudik,” ujar Pelaksana Tugas Bupati Cirebon Imron Rosyadi di Cirebon, Selasa (21/5/2019). Hal ini untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan di pantura, terutama saat penerapan sistem satu arah.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan dan Polri memberlakukan sistem satu arah pada 30 Mei – 2 Juni dari Kilometer 29 Gerbang Tol Cikarang Utama hingga Km 262 di GT Brebes Barat. Dengan begitu, jalur A, B, hingga area istirahat di kiri dan kanan jalan, dimanfaatkan pengendara yang mengarah ke timur, yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Hal itu bakal menambah beban jalur arteri pantura. Kendaraan yang didominasi roda dua dari arah barat akan bertemu dengan kendaraan yang datang dari arah timur karena tidak dapat melintasi jalan tol. Cirebon, yang berbatasan dengan Jateng, menjadi titik awal pertemuan tersebut.
Berdasarkan pemetaan Kepolisian Resor Cirebon, pasar tumpah tersebar di Pasar Tegalgubug, Pasar Kue Weru, Pasar Gebang, dan Pasar Bawang Losari, yang terletak di perbatasan Cirebon – Brebes. Sepekan sebelum Lebaran, pedagang kaki lima tidak diperbolehkan lagi berjualan di bahu jalan. Polisi juga membangun pos pengatur lalu lintas.
“Jika kondisi macet total, akan dilakukan sistem contra flow (lawan arah). Ini situasional,” ujar Kapolres Cirebon Ajun Komisaris Besar Suhermanto.
Pihaknya juga menyiapkan 16 pos pengamanan, satu pos utama, dan 54 pos pengaturan lalu lintas. Pos tersebut tersebar antara lain di Susukan, Gronggong, hingga Losari. Sebanyak 1.591 personel gabungan disiagakan.
Sebanyak 12 polres yang tersebar di jalur pantura Cirebon akan dijadikan tempat istirahat bagi pemudik. Personel juga bakal mengingatkan pemudik agar berhati-hati, utamanya di jalur rawan kecelakaan di Susukan – Arjawinangun dan Astanajapura – Losari.
Suhermanto mengatakan, sejumlah jalur alternatif dapat dilalui pemudik, seperti dari Sumber ke Kalitanjung jika terjadi kemacetan di sekitar Palimanan. Kendaraan dari Jateng juga bisa diarahkan ke jalur Gunung Jati – Karangampel jika terjadi kemacetan di pertigaan Kalijaga, Cirebon. Namun, jalur tersebut masih minim penerangan jalan umum.
Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon Imam Ustadi mengatakan, telah berkoordinasi dengan pedagang kuliner di Jalan Ir Djuanda di sekitar Pasar Kue Weru agar menyediakan tempat parkir saat arus mudik. Selama ini, kendaraan kerap parkir di bahu jalan dan mengganggu arus lalu lintas.
“Kami terus memantau daerah itu agar tidak macet,” ucapnya.
Pihaknya memprediksi, terjadi peningkatan 5-10 persen kendaraan dari arah timur karena penerapan sistem satu arah di jalan tol. Tahun lalu, setiap hari pada arus mudik, kendaraan dari arah timur ke barat dapat mencapai lebih dari 3.000 kendaraan.
Sementara itu, sejumlah perusahaan otobus di Cirebon mengeluhkan penerapan sistem satu arah saat puncak arus mudik. Pasalnya, bus mengalami keterlambatan karena harus melintasi jalur pantura saat kembali ke Jakarta untuk mengangkut pemudik.
“Kalau lewat tol, Cirebon–Jakarta bisa 3-4 jam. Tetapi, kalau lewat pantura bisa memakan waktu 6 jam. Penumpang di Jakarta bisa telantar,” ujar Kepala Operasional PO Sahabat Anshori.
Padahal, saat arus mudik, bus dapat membawa lebih banyak penumpang. PO Sahabat akan mengoperasikan 150 bus setiap hari. Di luar masa mudik Lebaran, PO Sahabat hanya menjalankan sekitar 30 bus setiap harinya.
Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.