Bukalapak resmi membuka layanan BukaGlobal yang memfasilitasi pelapak UMKM produsen atau ”reseller” produk lokal untuk menjangkau pasar Asia.
Oleh
Mediana dari Singapura
·5 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS — Laman pemasaran Bukalapak resmi membuka layanan BukaGlobal yang memfasilitasi pelapak usaha mikro, kecil, dan menengah produsen ataupun reseller produk buatan lokal untuk menjangkau pasar Asia. Ada lima negara Asia yang menjadi tujuan layanan BukaGlobal, yaitu Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Hong Kong, dan Taiwan.
Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid, di sela-sela peresmian BukaGlobal untuk pasar Singapura, Senin (20/5/2019), di kantor Kedutaan Besar RI untuk Singapura, menjelaskan, hanya mitra pelapak yang lolos kurasi yang boleh berjualan di BukaGlobal dan terbatas bagi mereka yang berdomisili di DKI Jakarta dan sekitarnya. Penilaian mempertimbangkan kualitas produk dan performa pelapak dalam melayani konsumen.
Terkait jenis barang pelapak, dia hanya mengatakan berupa makanan dan minuman, kerajinan, dan mode. ”Tidak semua bandara di kabupaten/kota di Indonesia memiliki sistem clearance barang untuk ekspor yang andal dan mudah bagi UMKM/IKM (usaha mikro, kecil, dan menengah/industri kecil dan menengah). Oleh karena itu, kami memilih Jakarta dulu,” ujar Fajrin.
Untuk bertransaksi di BukaGlobal, seorang konsumen harus memiliki kartu kredit. Dia pun harus sepakat dengan ongkos kirim flat yang ditetapkan Bukalapak, yaitu sekitar 9 sampai 11 dollar Singapura.
”Kami mengusahakan bisa bekerja sama dengan bank dan penyedia layanan gerbang pembayaran di negara setempat sehingga opsi bayar tidak hanya pakai kartu kredit. Kami juga harus mencari mitra perusahaan logistik yang tepat,” kata Fajrin.
Duta Besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya menyambut positif hadirnya layanan BukaGlobal dari Bukalapak untuk pasar Singapura. Singapura unggul sebagai negara hub atau transit aneka kegiatan ekonomi, seperti perdagangan dan investasi.
Dalam lima tahun terakhir, bagi Indonesia, Singapura berkontribusi 30 persen terhadap total penanaman modal asing.
Ngurah juga mengaitkan BukaGlobal Bukalapak sebagai sarana mendiversifikasi cara ekspor barang lokal Indonesia ke Singapura. Pada 2018, nilai ekspor Indonesia ke Singapura mencapai sekitar 12 miliar dollar AS dan 9 miliar dollar AS, di antaranya berasal dari produk nonmigas. Komoditas unggulan yaitu perhiasan, minyak kelapa sawit, dan alas kaki.
”Produk Indonesia dari UMKM/IKM beragam dan punya potensi, seperti kopi dan makanan ringan. Penggemar produk Indonesia bukan hanya diaspora, tetapi juga warga keturunan Melayu dan China yang tinggal di Singapura. Jika ada laman pemasaran yang memfasilitasi jual-beli produk lokal, saya rasa itu akan membantu meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke Singapura,” tutur Ngurah.
Pada saat bersamaan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengapresiasi upaya Bukalapak memperluas pangsa pasar ke tingkat internasional. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan rintisan bidang teknologi bervaluasi 1 miliar dollar AS (unicorn start up) tidak ”jago kandang”.
Dia menilai, kelima negara Asia yang menjadi sasaran pasar baru Bukalapak sebagai negara yang masyarakatnya menyukai barang konsumsi tinggi. Misalnya, produk makanan dan minuman.
Selain itu, di lima negara tersebut terdapat sejumlah diaspora Indonesia, baik bekerja sebagai pekerja migran maupun sekolah. Diaspora Indonesia biasanya suka merindukan produk buatan Tanah Air, tetapi kesulitan mendapatkan di negara tempatnya tinggal.
”Dengan Bukalapak memfasilitasi mitra pelapaknya, terutama produsen dan reseller produk buatan lokal, ini bisa mengikis stigma laman pemasaran Indonesia hanya jadi wadah berjualan barang merek ataupun produksi China,” ujar Rudiantara.
Menurut dia, Pemerintah Indonesia mendukung produk merek ataupun produksi lokal agar mempunyai pasar di luar negeri. Kementerian Perdagangan, misalnya, lebih dulu mengajak laman pemasaran China, yaitu Taobao, membuka saluran khusus UMKM dan skala besar Indonesia berjualan. Kemudian pada saat peringatan Hari Lajang Internasional 2018, Pemerintah Indonesia memfasilitasi sejumlah produsen lokal berjualan di platform Alibaba.
Dia menekankan, hal terpenting dalam BukaGlobal adalah Bukalapak memberi ruang pelapaknya langsung berhadapan dengan pembeli internasional. ”Fasilitasi akses pasar baru penting. Namun, hal terpenting, saya ingatkan adalah bagaimana kualitas dan standar mutu setiap produk yang dihasilkan UMKM/IKM lokal,” kata Rudiantara.
Salah satu pelapak yang lolos ikut layanan BukaGlobal, Ade, mengaku, dia sudah tiga tahun menjadi pelapak sejak 2016. Nama tokonya Ade, adalah Jawara Online dengan produk kopi bubuk dan peralatan ibadah khas Padeglang, Banten. Ade bukanlah produsen, melainkan reseller pertama.
Pada tahun pertama, dia hanya menerima 150-200 pesanan per bulan. Pada tahun ketiga, dia memperoleh sampai 2.000 pesanan per bulan.
Sebelum ada layanan BukaGlobal, Ade pernah menerima pesanan dari konsumen asal Singapura. Karena platform Bukalapak belum memfasilitasi transaksi lintas negara saat itu, dia memilih memproses pesanan secara mandiri. Dia harus mencari tahu sendiri penyedia jasa logistik yang mampu mengirim barang pesanan sampai tujuan. Dia pun menggali informasi bank dan jasa gerbang pembayaran yang dapat memproses transaksi internasional.
”Kalau sudah ada BukaGlobal, saya mau tidak mau harus lebih piawai berjualan. Misalnya, cara mengemas barang pesanan lebih baik. Saya rasanya bisa menjangkau konsumen lebih banyak dari luar negeri,” kata Ade.
Tantangan logistik
Co-Founder Janio (perusahaan logistik yang berkantor pusat di Singapura), Nathaniel Yim, mengakui bahwa salah satu tantangan utama transaksi barang secara daring lintas negara adalah pengiriman barang. Pengiriman barang harus melewati first mile (perusahaan penyedia jasa logistik pertama), sistem cek keluar barang di bandara/pelabuhan (clearance), dan last mile (perusahaan penyedia jasa pengiriman akhir agar barang bisa diterima langsung oleh konsumen). Proses tersebut menyebabkan ongkos logistik mahal.
Janio merupakan perusahaan teknologi sekaligus logistik khusus pendistribusian barang lintas negara hasil transaksi e-dagang. Spesialisasi Janio adalah custom clearance.
Salah satu tantangan utama transaksi barang secara daring lintas negara adalah pengiriman barang.
Janio bermitra dari perusahaan logistik di first mile dan last mile. Ketika bekerja sama dengan Bukalapak, Nathaniel menjelaskan, mitra perusahaan first mile dia menerima barang dari pelapak, lalu Janio memprosesnya sampai ke bagian clearance bandara, dan terakhir diserahkan kepada mitra perusahaan last mile.
Janio menjadi rekan kerja sama Bukalapak untuk layanan BukaGlobal untuk Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Taiwan, dan Hong Kong. Dia menjelaskan, Janio mengambil keuntungan dari setiap margin hasil pengiriman paket.
”Di beberapa negara menganut sistem bebas biaya ongkos pengiriman untuk minimal nilai barang tertentu. Makanya, kami dan mereka (Bukalapak) berani menetapkan ongkos kirim flat. Kami tetap bisa ambil untung,” tuturnya. (MED)