Harga Terus Turun, Petambak Diliputi Ketidakpastian
›
Harga Terus Turun, Petambak...
Iklan
Harga Terus Turun, Petambak Diliputi Ketidakpastian
Musim produksi garam tahun ini diprediksi bakal dimulai Juni 2019. Para petambak bersiap memulai panen, tetapi harga garam merosot di kisaran Rp 800-Rp 900 per kilogram.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Musim produksi garam tahun ini diprediksi bakal dimulai Juni 2019. Para petambak bersiap memulai panen, tetapi harga garam merosot di kisaran Rp 800-Rp 900 per kilogram. Petambak diliputi ketidakpastian terkait harga jual garam.
Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Timur, Muhammad Hasan, saat dihubungi di Jakarta, Senin (20/5/2019), mengeluhkan fluktuasi harga garam yang terus berlanjut. Sejak musim produksi tahun 2018, harga garam terus merosot hingga kini menjelang awal musim produksi tahun 2019. Musim produksi garam berlangsung bulan Juni hingga November.
Pada bulan Juni 2018, harga stok garam di tingkat petambak mencapai Rp 1.850 per kilogram (kg). Pada akhir musim produksi garam bulan November 2018, harganya turun di kisaran Rp 1.600 per kg. Lalu menjelang Juni 2019, harga stok garam di tingkat petambak telah mencapai Rp 800-Rp 1.000 per kg atau turun hampir 50 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pemerintah berulang berwacana mendorong BUMN sebagai badan penyangga garam nasional untuk memperkuat tata niaga garam.
Ia menambahkan, pemerintah berulang kali berwacana akan mendorong BUMN sebagai badan penyangga garam nasional untuk memperkuat sistem tata niaga garam. Namun, hingga kini belum ada realisasi konkrit untuk menopang kestabilan harga. “Sampai sekarang, harga garam masih tidak menentu. Perlu langkah konkrit pemerintah untuk memperbaiki tata niaga garam,” katanya.
Petambak terus berupaya meningkatkan hasil panen dan kualitas garam, antara lain dengan menggunakan teknologi geoisolator. Akan tetapi, harga yang tidak menentu dikhawatirkan memukul semangat petambak untuk meningkatkan mutu dan produksi.
Tahun ini, pemerintah menargetkan produksi garam nasional sebanyak 2.327.078 ton. Terkait itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerapkan program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) untuk lahan seluas 22.000 hektar di 22 kabupaten. Selain itu, pemerintah menginisiasi 1.400 hektar lahan integrasi untuk meningkatkan kualitas garam rakyat.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Garam (Persero) Budi Sasongko, menyatakan, harga garam saat ini berkisar Rp 800-900 per kg untuk garam kualitas I (K1). Tingkat harga itu dinilai masih wajar. “(Harga) Masih baik sekali,” katanya.
Tahun ini, badan usaha milik negara itu berencana melakukan ekstensifikasi lahan garam minimal seluas 400 hektar. Lokasi lahan antara lain di Nusa Tenggara Timur. “Kami masih dalam tahap nego,” kata Budi Sasongko.
Target produksi garam PT Garam pada tahun 2019 mencapai 450.000 ton. Dari jumlah itu, garam industri ditargetkan berkisar 300.000 ton yang akan diolah sendiri oleh PT Garam. Tahun lalu, PT Garam sudah menghasilkan garam industri sekitar 40 persen dari total produksi sebanyak 367.260 ton.