Gelombang tinggi berpeluang terjadi di sejumlah wilayah perairan Maluku selama masa mudik Lebaran tahun ini. Saat ini, sebagian wilayah Maluku sedang berada pada musim hujan sehingga hujan dan angin kencang akan sering terjadi. Operator transportasi dan masyarakat diminta tidak memaksa diri berlayar di tengah cauca buruk.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
AMBON, KOMPAS — Gelombang tinggi berpeluang terjadi di sejumlah wilayah perairan Maluku selama masa mudik Lebaran tahun ini. Saat ini, sebagian wilayah Maluku sedang berada pada musim hujan sehingga hujan dan angin kencang akan sering terjadi. Operator transportasi dan masyarakat diminta tidak memaksakan diri berlayar di tengah cauca buruk.
Prakirawan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Pattimura, Ambon, Ayufitriya, dalam keterangan tertulis pada Rabu (22/5/2019), mengatakan, tinggi gelombang yang terjadi sampai dua hari ke depan bisa mencapai 3 meter. Gelombang tinggi itu dipicu kecepatan angin yang mencapai 50 kilometer per jam.
Saat ini, wilayah Maluku sedang berada pada musim hujan. Hingga Rabu malam, hujan masih mengguyur hampir semua wilayah di Pulau Ambon. Intensitas hujan antara ringan dan sedang. Menurut data BMKG Stasiun Meteorologi Pattimura, Ambon, suhu permukaan air laut cenderung menghangat sehingga menyebabkan tingginya penguapan. Uap itu akan membentuk titik air di awan. Angin juga cenderung berembus kencang.
Perairan yang dilanda gelombang tinggi 3 meter itu adalah Laut Banda, perairan Kepulauan Kei, Kepulauan Tanimbar, dan Kepulauan Aru. Sementara untuk wilayah bagian timur dan bagian barat Pulau Seram, tinggi gelombang mencapai 2,5 meter. Menurut dia, tinggi gelombang bisa mencapai dua kali lipat dari prakiraan.
Perairan dimaksud merupakan rute yang dilalui kapal pengangkut mudik. Pemudik diangkut menggunakan kapal milik PT Pelni, kapal perintis, feri, dan kapal pelayaran rakyat. Pemudik kebanyakan dengan tujuan bagian timur dan barat Pulau Seram, Kepulauan Banda, Kepulauan Kei, dan Kepulauan Aru.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku Frans J Papilaja mengingatkan semua pihak, terutama operator kapal dan pemudik, agar menaati peringatan yang dikeluarkan oleh BMKG. Berdasarkan pengalaman, tetap ada kapal pelayaran rakyat yang berlayar di tengah gelombang tinggi. "Kami sudah menyurati syahbandar agar tegas," katanya.
Ia memperkirakan arus mudik dimulai dua pekan hingga memuncak dua hari menjelang Lebaran dengan rute Ambon-Pulau Baru dan Ambon-Pulau Seram. Mudik dengan kapal menjadi pilihan masyarakat. Di beberapa daerah tujuan, ada pilihan menggunakan pesawat terbang, tetapi tidak digunakan lantaran tingginya harga tiket.
Ia memastikan agar kapal yang diberangkatkan dalam keadaan baik. Pengalaman pada mudik sebelumnya, kapal yang digunakan mogok beberapa jam setelah meninggalkan Ambon. Kondisi tersebut menimbulkan kepanikan hingga kemarahan dari pemudik. Mereka sempat melakukan unjuk rasa di Pelabuhan Slamet Riyadi, Ambon.