Kondisi jalan nasional di Jawa Timur dinilai sudah memadai untuk dilalui pemudik yang akan merayakan Lebaran 2019. Untuk mengurangi kepadatan di jalur pantai utara dan jalur tengah, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Surabaya menyarankan kepada masyarakat untuk menggunakan jalan pantai selatan sebagai jalur alternatif.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Kondisi jalan nasional di Jawa Timur dinilai sudah memadai untuk arus mudik 2019. Untuk mengurangi kepadatan di jalur pantai utara dan jalur tengah, Balai Besar Jalan Nasional VIII Surabaya menyarankan kepada masyarakat untuk menggunakan jalan pantai selatan sebagai jalur alternatif.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Surabaya mencatat, ruas jalan nasional Jatim saat ini mencapai 2.361,23 kilometer (km) dengan panjang jembatan 24.706 km. Sementara ruas jalan Provinsi Jatim 1.415,75 km. Jalan nasional di Jatim segera bertambah dengan selesainya jalan pansela sepanjang 680 km.
Kepala BBPJN VIII Surabaya Ketut Darmawahana mengatakan, dari total panjang 680 km, yang sudah terbangun saat ini sekitar 380 km. Sisanya 300 km masih dalam pembangunan. Dari 300 km itu, sebenarnya ada 71 km yang dalam proses lelang pekerjaan.
”Pembangunan jalan pansela ini terkendala oleh anggaran yang terbatas. Sumber pendanaan mengandalkan pinjaman dari Islamic Development Bank (IDB) dengan pagu pembangunan total Rp 1,6 triliun,” ujar Darmawahana.
Kepala Bidang Perencanaan dan Pemantauan BPJN VII Surabaya Agung Hari Prabowo memaparkan, kondisi jalan pansela yang sudah tersambung, yakni jalur dari Desa Glonggong, Pacitan, sampai Kabupaten Trenggalek. Namun, setelah itu, pemudik harus keluar dari pansela dan masuk ke jalan lintas selatan Jatim.
”Karena jalan pansela yang menuju ke arah Tulungagung belum tersambung. Kondisi jalannya sudah baik dan bisa dilewati, tetapi titiknya sporadis,” kata Agung.
Pemudik bisa masuk kembali ke jalan pansela setelah sampai di Kabupaten Lumajang dan melanjutkan perjalanan hingga Kabupaten Banyuwangi. Jalan pansela di Kabupaten Malang juga sudah bisa dilalui kendati belum tersambung dengan daerah sekitarnya.
Selain bisa dimanfaatkan sebagai rute alternatif, pansela menawarkan destinasi wisata menarik yang tersebar di sepanjang pesisir pantai selatan Pulau Jawa. Ada wisata pantai, seperti Pantai Banyu Tibo di Pacitan dan Pantai Ngliyep di Malang.
Selain itu, ada sejumlah wisata air terjun, seperti Tumpak Sewu di Lumajang dan Air Terjun Jurug Waru di Trenggalek. Wisata alam itu menawarkan panorama lanskap yang cantik sehingga mampu mengusir penat selama perjalanan ataupun memberikan hiburan selama libur Lebaran.
Perbaikan selesai
Ketut Darmawahana mengatakan, secara umum kondisi jalan nasional di Jatim siap dilalui kendaraan pemudik yang akan berlebaran di kampung halaman. Rata-rata kondisi jalan sudah mulus karena perbaikan jalan rusak dan penambalan jalan berlubang tuntas dilakukan. Terhitung mulai H-10 atau 26 Mei mendatang, seluruh pekerjaan perbaikan dihentikan.
Kendati perbaikan berhenti, BBPJN VIII Surabaya menyiagakan material aspal siap pakai di sejumlah titik untuk antisipasi apabila terjadi kerusakan jalan selama arus mudik dan arus balik Lebaran. Dengan ketersediaan aspal dan pekerja perbaikan yang siaga penuh, kerusakan cepat teratasi dan tidak sampai mengganggu perjalanan.
Masih menurut Darmawahana, pihaknya menyiapkan posko Siaga Sapta Taruna yang tersebar di 25 lokasi di Jatim. Posko ini menyediakan fasilitas yang bisa dimanfaatkan pemudik untuk beristirahat dan memulihkan stamina karena mengalami kelelahan setelah menempuh perjalanan panjang.
BBPJN VIII Surabaya juga telah mengidentifikasi potensi kerawanan bencana di jalur-jalur yang dilalui pemudik. Potensi kerawanan itu diantisipasi dengan menyiagakan alat berat untuk disaster relief unit (DRU), seperti wheel loader, trailer, dump truk, serta eskavator.
Adapun 25 lokasi sebaran alat berat itu antara lain di Bojonegoro, Ngawi, Tulungagung, Jombang, dan Kediri. Selain itu, di Malang, Sidoarjo, Lamongan, Surabaya, dan Bangkalan. Di wilayah timur, sebaran alat berat antara lain ada di Lumajang, Jember, Banyuwangi, dan Situbondo.