Pengusaha Berharap Sektor Maritim Makin Maju

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Kapal Layar Motor yang melayani pengangkutan barang-barang ke sejumlah pulau berlabuh di Pelabuhan Gresik, Jawa Timur, Senin (25/2/2019). Kapal layar dari kayu tersebut masih menjadi andalan pengiriamn barang dari Jawa ke sejumlah Pulau. Namun pelayaran kapal sering terkendala saat cuaca buruk.KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA (BAH)25-02-2019

JAKARTA, KOMPAS

Hasil Pemilu yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum pada Selasa (21/5/2019) dinihari disambut gembira oleh pengusaha. Dengan keputusan itu, maka pengusaha memiliki kepastian untuk berbisnis.

"Kalau ada kepastian, kita mau berbisnis akan gampang. Tetapi kalau belum ada kepastian, maka pengusaha akan bingung, mau tumbuh atau bagaimana. Indonesia mau dibawa ke mana," kata Direktur Keuangan PT Trans Power Marine Tbk Rudy Sutiono di Jakarta, Selasa (21/5/2019).

Menurut Rudy, pembangunan infrastruktur telah dilakukan, yang membuka peluang usaha baru. "Daerah yang semula tidak terjangkau, kini bisa dijangkau. Perjalanan yang semula lima jam, jadi bisa cuma 1-2 jam. Pengusaha bisa masuk ke daerah dan memperbesar pasar. Daerah pun bisa berkembang. Jika daerah berkembang, maka kebutuhan akan listrik juga bertambah. Baik untuk pabrik atau rumah tangga. Listrik dipenuhi dari batubara. Berarti kebutuhan pengangkutan batubara juga bertambah. Pemerintah yang bisa menyikapi kondisi Indonesia dengan baik, akan mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan," kata Rudy.

Pelayaran

Ketua Umum DPP Indonesia National Shipowners\' Association (INSA) Carmelita Hartoto juga menyambut baik hasil penghitungan KPU. Ia berharap, sektor maritim lebih diperhatikan.

"Pada periode 2014-2019 pemerintah memang sudah diperhatikan dengan pembangunan infrastruktur maritim. Untuk periode 2019-2024, masyarakat maritim berharap industri pelayaran nasional diperhatikan dengan baik," tambah Carmelita.

Sejumlah program terkait pelayaran yang telah berdampak positif, menurut Carmelita, harus dilanjutkan sekaligus menyelesaikan sejumlah hambatan yang masih dialami pelayaran nasional. Hal ini dibutuhkan untuk mendorong optimalisasi potensi sektor kemaritiman nasional dari sektor pelayaran nasional.

Menurut Carmelita, pemberdayaan pelayaran nasional dibutuhkan mengingat pelayaran yang tumbuh atau lesu akan berdampak bagi 18 klaster bisnis lainnya, misalnya logistik, galangan kapal, asuransi, dan pendidikan sumber daya manusia maritim. "Sekali lagi selamat pada presiden dan wakil presiden terpilih," tegas Carmelita.