Gol penalti menyelamatkan PSS Sleman dari kekalahan dalam laga lanjutan Shopee Liga 1, kontra Semen Padang FC, di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (25/5/2019). Laga tersebut berakhir imbang 1-1.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS - Gol penalti menyelamatkan PSS Sleman dari kekalahan dalam laga lanjutan Shopee Liga 1, kontra Semen Padang FC, di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (25/5/2019). Laga tersebut berakhir imbang 1-1.
PSS Sleman tidak tampil segarang laga perdana melawan Arema FC yang mereka menangkan dengan skor 3-1 di kandang sendiri. Dalam laga lawan Semen Padang FC, tim berjuluk “Elang Jawa” itu justru lebih banyak kehilangan bola dan salah umpan. Mereka kebingungan membongkar pertahanan lawan.
“Banyak pemain yang bermain di luar performa terbaik. Sering terjadi salah passing dan tidak ada greget. Ini akan menjadi evaluasi kami,” kata Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantoro seusai laga.
Di pihak lawan, Semen Padang FC menampilkan permainan bertahan solid. Transisi dari menyerang dan bertahan berjalan sangat apik. Jarang ada pemain yang terlambat turun ke pertahanan untuk membendung serangan lawan.
Banyak pemain yang bermain di luar performa terbaik. Sering terjadi salah passing dan tidak ada greget. Ini akan menjadi evaluasi kami.
Lima pemain belakang yang dipasang Pelatih Semen Padang FC Syafrianto Rusli, terbukti ampuh menahan serangan lawan. Serangan yang dibangun kerap kandas oleh sapuan Agung Prasetyo, Dedy Gusmawan, dan Shukurali Pulatov yang diplot sebagai bek tengah. Dua bek sayap tim tersebut, yakni Boas Atururi dan Muhammad Rifqi juga bermain disiplin.
Teja Paku Alam, kiper Semen Padang FC, menjadi masalah tersendiri bagi para penyerang PSS Sleman. Performa apiknya kerap membuat para penyerang PSS frustrasi. Sedikitnya tujuh penyelamatan diciptakannya dalam pertandingan tersebut.
Syafrianto mengatakan, strateginya dalam laga tersebut adalah bertahan. Ia ingin anak asuhnya bersabar dan membaca peluang sejeli mungkin untuk melakukan serangan balik. Kecepatan para pemainnya seperti Rosad Setiawan, Dany Karl Marx, Dedi Hartono, dan Irsyad Maulana, bisa diandalkan untuk serangan balik.
“Kami memang ingin lebih banyak menunggu. Itu memang sudah taktik yang ingin saya gunakan untuk memanfaatkan counter attack,” kata Syafrianto.
Hal itu dibuktikan dari gol Semen Padang FC, yang dicetak Rosad Setiawan, pada menit ke-31. Rosad melakukan sepakan terukur dari luar kotak penalti ke sisi kanan atas gawang kiper PSS Sleman Ega Rizky. Ega yang berdiri terlalu ke depan hanya bisa melongo melihat bola meluncur melewati kepalanya. Gol tersebut bertahan hingga babak pertama usai.
Babak kedua dimulai, PSS Sleman mulai menemukan ritme permainannya. Tetapi, lini belakang Semen Padang FC tetap kokoh bagaikan tembok tebal. Serangan yang bertubi-tubi dilancarkan “Elang Jawa” selalu berhasil dimuntahkan. Duel-duel keras terjadi berulang kali antarpemain dari kedua belah pihak.
Keberuntungan bagi PSS Sleman tiba pada menit ke-71. Hari Yudo, penyerang PSS Sleman, yang menggiring bola dengan sprint menyisir sisi kanan pertahanan Semen Padang FC, dijatuhkan di kotak penalti. Brian Ferreira, gelandang PSS Sleman yang didapuk sebagai eksekutor berhasil menyamakan kedudukan. Tendangan penalti itu menyelamatkan muka “Elang Jawa” di hadapan para pendukungnya.
Hasil imbang itu membuat PSS Sleman mengantongi 4 poin dari dua laga yang sudah dilakoni dan menduduki peringkat ke-4 klasemen sementara. Sementara itu, Semen Padang FC baru memperoleh 2 poin dan membuat mereka harus puas berada di peringkat ke-13.