JAKARTA, KOMPAS— Kuota program mudik gratis sepeda motor melalui kapal laut masih tersedia, sedangkan melalui kereta api sudah penuh. Program mudik gratis ini sebagai upaya mengurangi pemudik menggunakan sepeda motor sehingga kasus kecelakaan lalu lintas pengguna sepeda motor bisa diminimalkan.
Program mudik gratis sepeda motor Lebaran 2019 kuotanya 21.846 unit yang terbagi melalui kereta api 18.096 unit dan kapal laut 3.750 unit. Mudik gratis melalui kapal laut dibuka 15 Maret-1 Juni dan dilayani untuk rute Jakarta-Semarang serta Jakarta-Lampung.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengatakan, belum terpenuhinya kuota mudik gratis motor salah satunya karena banyak pemudik sepeda motor tidak bisa menunjukkan surat izin pengemudi (SIM) dan surat tanda nomor kendaraan (STNK) yang masih berlaku. ”Kedua dokumen ini merupakan syarat untuk mengikuti program tersebut,” katanya, Jumat (24/5/2019), di Jakarta.
Pemudik sepeda motor tahun ini diperkirakan meningkat 10,7 persen daripada tahun lalu, yaitu dari 6,1 juta unit pada mudik 2018 menjadi 6,8 unit pada tahun ini.
Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub, untuk wilayah Jabodetabek saja akan ada 942.621 orang yang menggunakan sepeda motor untuk mudik nanti.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan Zulmafendin mengatakan, mudik gratis untuk sepeda motor nantinya sepeda motor akan diantar ke stasiun-stasiun tujuan, seperti Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta; Stasiun Cirebon Prujakan; Stasiun Klaten; dan Stasiun Kebumen.
Belum tertarik
Yoga (31), warga asal Pekalongan, mengatakan, pada mudik tahun ini, ia berencana untuk menggunakan motor. Sehari-hari ia tinggal di Bekasi dan butuh waktu sekitar tujuh jam untuk tiba di kampung halaman.
Meskipun selalu keletihan saat mudik dengan sepeda motor, Yoga mengaku belum berminat mengikuti mudik gratis karena tidak memiliki waktu untuk mendaftar. Peneliti transportasi Universitas Katolik Soegijapranata (Unika), Djoko Setijowarno, mengatakan, program mudik gratis perlu lebih disosialisasikan sehingga lebih menarik untuk masyarakat.
”Waktu mudik gratis tahun 2018, saya melihat kapalnya masih kosong. Banyak yang tak terpakai,” katanya. Semakin banyak pemudik sepeda motor menggunakan mudik gratis, semakin banyak pula kecelakaan bisa dicegah. Berdasarkan data Korps Lalu Lintas Polri, kecelakaan masa mudik didominasi oleh sepeda motor. Pada 2017 tercatat ada 2.731 kecelakaan sepeda motor.
Pada 2018, jumlahnya menurun menjadi 1.666 kecelakaan. Penurunan ini seiring dengan meningkatnya realisasi penyediaan mudik gratis untuk sepeda motor. Menurut Djoko, salah satu faktor penyebab naiknya jumlah pemudik sepeda motor tahun ini karena banyak orang dari luar Jakarta yang merantau ke Jakarta untuk menjadi pengemudi ojek daring beberapa waktu terakhir.
Berbeda dengan mudik gratis dengan kapal, mudik gratis sepeda motor dengan kereta api diminati. Untuk memfasilitasi pemudik di jalur non-tol, Kemenhub juga menyiapkan sekitar 30 tempat istirahat (rest area) di sepanjang jalur mudik di Pulau Jawa. Beberapa tempat istirahat itu ditempatkan di jembatan timbang.
Penyediaan tempat istirahat dinilai penting karena kelelahan bisa menjadi pemicu kecelakaan. Kemenhub juga telah memasang alat penghitung lalu lintas (traffic counting) untuk mencatat jumlah sepeda motor pada arus mudik nanti. Alat-alat tersebut dipasang di arah menuju Merak, Karawang, Cirebon, dan Bogor. (DVD/XTI/IKI)