Pantai Indah di Tanah Manise
Pulau Ambon adalah gudang pesona indah wilayah kepulauan yang layak dikunjungi. Menjejaki pasir putih Pantai Liang dan Natsepa di Maluku Tengah barulah secuil pengalaman perjalanan menjelajahi Kota Ambon yang khas.
Dari atas jembatan kayu, beberapa bocah melompat ke laut, lalu meliuk di atas hamparan pasir putih dan batu karang di dalam beningnya air biru. Itulah akuarium semesta pembingkai Pulau Ambon, tanah manise yang tersohor.
Para bocah itu memperagakan rupa-rupa gaya, seperti artis panggung meloncat ke kerumunan penggemar atau salto ala bintang lapangan hijau setelah mencetak gol. Keriangan mereka mengundang daya tarik pengunjung pesisir Pantai Liang di timur Pulau Ambon.
Bagi yang enggan berenang, cukup benamkan tubuh hingga sebatas leher, lalu percikan air laut ke wajah. Segaarr.... Lembutnya pasir memijat telapak kaki. Tak ada karang tajam atau bulu babi, biota laut dengan duri-duri hitam.
Pilihan lain menumpang banana boat. Di tengah laju kencang, pengemudi bermanuver tajam, penunggang pun terhempas. Jangan takut tenggelam karena pelampung dan pengamanan. Akhir Maret 2019 itu, arus laut bersahabat. Biru bening air sungguh seperti kaca. Gerombolan ikan belanak dan ikan kuwe berparade hingga tepian. Jelas terlihat dengan mata telanjang.
Hendak melihat lumba-lumba, datanglah ke Pantai Liang pada September hingga November. Pada masa itu, gerombolan lumba-lumba melewati Laut Seram dan Laut Banda, terpantau sekitar 100 meter dari bibir pantai. Momen itu santapan para penghobi foto. Paras Pantai Liang yang diukir laut biru bening berpadu pasir putih memanjang sekitar 1 kilometer. Jembatan kayu menjorok ke laut.
Di era sosial media seperti sekarang, titik di ujung jembatan itu lokasi favorit pemburu swafoto. Pantai Liang pun semakin terkenal. Coba ketik kata kunci ”pantai liang ambon”, dalam hitungan 0,53 detik, mesin pencari menampilkan ratusan ribu gambar bermacam sudut pandang.
Vegetasi rindang dan rapat di bibir pantai menjadi tempat berteduh saat terik sembari menikmati kelapa muda segar. Bagi pengunjung yang suka suasana luar ruang, berkemah di pantai itu jadi pilihan asyik. Hening, jauh dari pemukiman penduduk. Banyak petualang melewati malam di Pantai Liang. Aman, tak ada gangguan kriminalitas.
Secara internasional, pada 1990 Program Pembangunan PBB menobatkan Pantai Liang sebagai salah satu pantai terbaik di Indonesia. Hampir 30 tahun lewat, keaslian Pantai Liang terjaga. Salah satu catatan, masih ada yang membuang sampah sembarangan.
”Begini saja Pantai Liang bagus. Tidak perlu bangun hotel atau restoran biar tetap alami. Orang datang mau lihat pantai, bukan bangunan,” kata Hidayat Nugraha, warga Surabaya di Pantai Liang, Maret lalu.
Pantai Liang, 38 kilometer timur Kota Ambon, masuk wilayah administratif Kabupaten Maluku Tengah. Jalanan ke sana cukup bagus. Tidak ada kemacetan berarti. Jarak itu ditempuh paling lama 45 menit.
Bagi penyuka buah-buahan, bulan Maret-April adalah sesuatu. Durian, langsa, duku, markisa, dan rambutan dijual berjejer. Buah dikirim dari daerah lain, dipetik dari kebun warga. Pada puncak panen durian, Rp 1.000 per buah!
Pantai Natsepa
Sekitar 15 menit berkendara dari Pantai Liang, ada Pantai Natsepa. Mirip Pantai Liang, tetapi panjang garis pantainya hanya 300 meter. Pantai Liang dan Natsepa menambah manis paras Pulau Ambon.
Pantai Natsepa jadi pilihan berwisata keluarga dengan anak kecil. Perairannya lebih teduh di mulut Teluk Baguala. Daya tarik lain di Natsepa adalah rujak legendaris di Ambon. Lebih dari 30 penjaja rujak hampir semuanya perempuan. Rujak itu berisi campuran buah lokal, seperti nanas dan mangga, dicampur kacang, gula merah, dan sedikit cabai yang menambah sensasi di lidah. Ada juga kelapa muda.
Letih lelah perjalanan bisa diusir dengan mandi air panas Tulehu yang terkenal itu. Lokasinya sekitar 10 kilometer dari Pantai Natsepa. Bagi banyak pengunjung, air panas yang keluar dari celah batu karang itu pembilas air asin setelah mandi di laut. Cukup bayar Rp 5.000, berendam sepuasnya. Sebagian pengunjung menjadikan terapi kesehatan.
Untuk sampai ke Pantai Liang dan Pantai Natsepa, dari pusat Kota Ambon bisa menumpang angkutan kota atau taksi daring (online). Bisa juga menyewa mobil dengan tarif Rp 600.000 per hari. Di Maluku, pantai Liang dan Natsepa hanyalah dua lokasi pantai yang dekat Kota Ambon. Di luar itu, ketenaran Kepulauan Banda dan Pantai Ora di Pulau Seram mendunia.
Kembali di Kota Ambon, pesona kota bisa dinikmati dengan menyaksikan tenggelamnya matahari dari atas Jembatan Merah Putih, jembatan terpanjang di Indonesia timur saat ini. Sungguh memesona. Bagi para penikmat kopi, Kota Ambon adalah rumah ”seribu” kopi, saking banyaknya. Hotel dan akomodasi di kota itu juga cukup baik.
Terkait pariwisata ini, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Maluku Theny Barlolo mengatakan, pariwisata Maluku terpukul harga tiket pesawat yang mahal sejak Oktober 2018. Harga tiket Jakarta-Ambon, misalnya, yang sebelumnya paling murah Rp 900.000, kini Rp 2,7 juta sekali jalan.
”Belakangan banyak wisatawan membatalkan pesanan. Hotel dan usaha suvenir terdampak. Bahkan, pernah ada wisatawan asing meninggalkan suvenirnya di bandara karena tarif bagasi mahal,” katanya. Selama harga tiket melambung, keriangan bocah-bocah di Pantai Liang tak akan dirasakan bocah lain di tempat lain.