PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk mempertegas posisi sebagai perusahaan telekomunikasi digital. Untuk itu, Telkom akan memperkuat tiga hal, yakni kapabilitas layanan, infrastruktur, dan pengalaman digital pelanggan.
Terkait hal itu, Telkom memecah dua divisi yang sebelumnya menyatu, yakni divisi bisnis digital dan divisi portofolio strategis.
Penegasan Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi digital itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Telkom di Jakarta, Jumat (24/5/2019).
RUPST juga memutuskan untuk mengangkat Ririek Adriansyah sebagai Direktur Utama menggantikan Alex J Sinaga yang menjabat sejak 2014. Sebelumnya, Ririek Adriansyah adalah Direktur Utama PT Telekomunikasi Selular, anak usaha Telkom di bidang telekomunikasi seluler.
Dalam kesempatan itu, Ririek mengungkapkan komitmennya untuk mendorong bisnis layanan berbasis pita lebar, baik fixed broadband maupun mobile broadband. Anak usaha Telkom, yakni Telkomsel, telah mencetak pendapatan positif dari layanan data sehingga dapat menutup penurunan penerimaan produk suara maupun pesan singkat.
Mengenai jaringan 5G, Ririek menyebutkan, Telkomsel sudah dua kali menguji coba pemakaiannya. Uji coba pertama dilakukan pada 2017 di laboratorium internal. Uji coba kedua digelar bersamaan dengan pelaksanaan Asian Games 2018.
Menurut dia, tantangan utama penyelenggaraan komersial layanan telekomunikasi berteknologi 5G di Indonesia adalah ketersediaan spektrum frekuensi dan kasus penggunaan yang tepat.
Direktur Keuangan Telkom Harry M Zein menambahkan, belanja modal dialokasikan sekitar 27 persen dari pendapatan. Untuk memperkuat kapabilitas digital, Telkom menjalankan strategi anorganik melalui pendekatan akuisisi dan kerja sama. Kedua cara itu dilakukan Telkom maupun entitas anak usahanya.
Pada Januari 2018, misalnya, entitas anak usaha PT Metranet mengakuisisi 30,4 persen saham Cellum Global Zrt untuk meningkatkan kapabilitas digital bidang pembayaran.
Harry menyebutkan, RUPST tahun buku 2018 menyetujui pembagian dividen Rp 16,23 triliun. Rapat menyetujui Rp 10,82 triliun merupakan dividen tunai dan Rp 5,41 triliun sebagai laba spesial. (MED)