Kecepatan kendaraan di jalur fungsional Jalan Tol Trans-Sumatera ruas Kayu Agung-Jakabaring diimbau untuk dibatasi maksimal 40 kilometer per jam.
Hal itu diperlukan karena pengerasan jalan belum sepenuhnya tuntas.
JAKARTA, KOMPAS— Pengerasan jalan terlihat masih berlangsung di ruas Tol Kayu Agung-Palembang, Sumatera Selatan, hingga Jumat (24/5/2019). Padahal, pekerjaan konstruksi menurut rencana dihentikan pada H-10 Lebaran yang jatuh pada Minggu (26/5).
Di beberapa titik juga masih terlihat jalanan berlumpur setelah diguyur hujan. Laju kendaraan pun harus dikurangi.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, titik paling kritis di Jalan Tol Trans-Sumatera berada di ruas Kayu Agung-Jakabaring.
Ia memastikan jalur tersebut aman. Namun, dengan kondisi itu, pemudik perlu membatasi kecepatan maksimal 40 kilometer per jam.
Setidaknya masih ada 3,5 kilometer hingga 8 kilometer jalan di ruas Tol Kayu Agung-Palembang yang belum dikeraskan. Karena itu, pengoperasiannya pun dibatasi, hanya setengah hari, yaitu pukul 06.00-18.00. Adapun setengah hari lainnya digunakan untuk memadatkan jalur itu sehingga siap untuk digunakan pada keesokan harinya.
”Kami akan menggunakan rambu dan marka sementara agar kendaraan tetap berada di tengah,” ujar Danang saat memantau Jalan Tol Trans-Sumatera, Sabtu (25/5).
Hemat waktu
Meski belum sepenuhnya tuntas, jalan tol sepanjang 33 kilometer itu sudah mampu memotong waktu tempuh Kayu Agung-Palembang menjadi sekitar satu jam. Adapun melalui jalan lintas timur dibutuhkan waktu tempuh 1,5-2 jam.
Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto mengatakan, pengerjaan konstruksi tol ruas Kayu Agung-Palembang mencapai 77,7 persen. ”Perlu diketahui pengerasan lahan di jalur ini lebih susah dibandingkan dengan lainnya. Hampir sepanjang 30 kilometer rawa-rawa. Selain itu, akibat banjir, kami pernah tidak bisa bekerja tiga bulan,” ujarnya.
Sementara itu, jalan tol di ruas Bakauheni-Terbanggi Besar hingga Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sudah nyaman dilewati.
Direktur Utama PT Hutama Karya Bintang Perbowo menjamin keamanan para pengendara yang melintasi Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar- Pematang Panggang-Kayu Agung. Rambu dan lampu jalan, khususnya di daerah rawan kecelakaan, sudah dipasang.
Mereka juga telah menyiapkan 18 mobil patroli, 26 mobil derek, dan 10 ambulans. Ada pula 6 mobil penyelamatan dan 14 mobil patroli jalan raya.
Belum efektif
Guna mengantisipasi penumpukan kendaraan, Asosiasi Jalan Tol Indonesia mengeluarkan kebijakan diskon tarif tol 15 persen untuk semua ruas. Diskon berlaku di luar arus puncak, baik arus mudik maupun arus balik.
Pada masa arus mudik, diskon berlaku 27 Mei pukul 00.00 sampai dengan 29 Mei pukul 23.59. Selanjutnya diberlakukan tarif normal. Pemotongan tarif tol berlaku lagi saat berlangsung arus balik, yaitu pada 10 Juni pukul 00.00 sampai dengan 12 Juni pukul 23.59.
Ketua Institut Studi Transportasi Darmaningtyas menilai, diskon tarif tol itu belum dapat menarik minat masyarakat untuk mengganti tanggal keberangkatan mudik mereka. Alasannya, masa pemberlakuan diskon masih terlampau jauh dari waktu cuti bersama.
Dengan demikian, pemotongan tarif tol dinilai belum akan efektif untuk mendistribusikan beban kendaraan. Diskon itu dipandang masih belum bisa memaksa orang untuk tidak berangkat pada puncak arus mudik.
”Aparatur sipil negara masih harus masuk tanggal 1 Juni untuk mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila. Selain itu, karyawan swasta juga masih belum mengambil cuti dan belum libur pada tanggal itu,” kata Darmaningtyas.
Sementara BPJT menyambut baik inisiatif operator memberikan diskon. Kebijakan pemotongan tarif tol telah disebarluaskan kepada warga melalui media massa dan media sosial.
Danang mengaku belum bisa memperkirakan tingkat efektivitas kebijakan baru itu. Dampaknya baru diketahui saat sudah diberlakukan.