Aneka gorengan masih menjadi salah satu makanan yang paling digemari untuk berbuka puasa. Rasanya yang gurih, teksturnya yang ringan, dan harganya yang murah membuat gorengan sangat diminati setiap bulan Ramadhan tiba.
Makanan olahan gorengan, seperti pisang goreng, mendoan, tahu isi, singkong, cireng, serta risoles, memang menghasilkan aroma, rasa, dan sensasi yang selalu menggoda selera. Selain dijadikan camilan, gorengan juga bisa dijadikan lauk, apalagi jika masih dalam kondisi hangat.
Jika ditelisik lebih jauh, teknik memasak dengan cara menggoreng sudah dikenal sejak lama. Dalam buku A History of Food (2008), teknik menggoreng dalam minyak banyak atau deep frying sudah dipakai sejak 1200 sebelum Masehi di Mesir. Dari Mesir, teknik ini kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Di Nusantara, jejak goreng-gorengan dibawa pendatang dari China. Selain mengenalkan makanan seperti mi, bakso, dan tahu, para perantau ini turut mengenalkan beberapa teknik masak yang sebelumnya tidak pernah dikenal di Nusantara.
Pada bulan puasa ini, gorengan tetap menjadi santapan berbuka yang selalu tersedia di atas meja makan. Terbukti mayoritas responden (90 persen) survei Jajak Pendapat Kompas pada awal Mei lalu mengakui menyiapkan gorengan untuk takjil. Bahkan 71 persen di antaranya hampir setiap hari tidak pernah absen berbuka dengan gorengan. Hanya 6 persen yang tidak pernah menyiapkan gorengan untuk takjil.
Dari sekian banyak jenis gorengan yang ada, tahu isi atau tahu susurlah yang menjadi favorit. Tahu isi yang di dalamnya berisi sayuran berupa wortel, kol, dan taoge, dan biasa disantap dengan cabai rawit hijau, tersebut paling banyak disukai oleh sepertiga responden.
Sementara bakwan dan tempe mendoan disukai masing-masing oleh 17 persen responden. Jenis gorengan yang digemari lainnya adalah risol, pastel, dan pisang goreng.
Makanan favorit
Bagi penggemar gorengan, beragam jenis gorengan itu dianggap sempurna untuk ”menghilangkan” kerinduan akan makanan renyah dan gurih. Rasa gurihnya oleh seperempat lebih responden dianggap mampu mengembalikan selera makan setelah berpuasa seharian.
Sementara hampir 21 persen mengaku sesuai dengan kondisi perut. Bentuknya yang kecil dan biasanya hanya tiga kali gigitan dianggap bisa menjadi makanan ringan bagi lambung yang sudah seharian tidak diisi.
Alasan lain dilatarbelakangi oleh faktor kebiasaan, seperti dinyatakan oleh 11 persen responden. Camilan gurih dan renyah ini juga cukup praktis disajikan untuk berbuka puasa, seperti dinyatakan oleh 11 persen persen. Gorengan dengan mudah dibeli di tempat penjualan takjil atau digoreng sendiri.
Adapun sebagai pendamping gorengan, teh hangat masih dianggap sebagai minuman favorit. Hal itu diakui oleh 41 persen responden. Saat kondisi tubuh mulai lemas, teh hangat manis bisa menjadi sumber tenaga untuk kembali menjalankan aktivitas.
Minuman lain yang dianggap cocok adalah sup buah atau jus buah, seperti dinyatakan oleh satu dari lima responden. Selain segar, minuman ini kaya akan manfaat dan baik bagi kesehatan.
Murah meriah
Selain murah, gorengan juga sangat mudah mendapatkannya. Mulai dari gorengan yang dijajakan dengan gerobak di pinggir jalan, di warung makan, hingga di restoran. Rata-tara, harga gorengan berkisar Rp 1.000 hingga Rp 5.000 per buah.
Lantas berapa banyak uang yang dibelanjakan untuk membeli gorengan?
Hampir 60 persen responden membelanjakan Rp 5.000 hingga Rp 20.000 untuk sekali membeli gorengan. Misalnya dengan harga Rp 2.500-an per buah, responden bisa membeli dua hingga 10 gorengan yang bisa dimakan sendiri ataupun bersama orang lain.
Hampir 60 persen responden membelanjakan Rp 5.000 hingga Rp 20.000 untuk sekali membeli gorengan. Misalnya dengan harga Rp 2.500-an per buah, responden bisa membeli dua hingga 10 gorengan yang bisa dimakan sendiri ataupun bersama orang lain.
Sementara 14 persen mengaku membelanjakan lebih dari Rp 20.000 untuk membeli gorengan. Meskipun renyah dan gurih, mengonsumsi terlalu banyak gorengan perut akan terasa enek dan membuat tenggorokan gatal.
Kendati gorengan menjadi kegemaran hampir setiap orang, makanan yang digoreng tidak selalu baik untuk kesehatan. Dalam sejumlah literatur disebutkan, mengonsumsi gorengan, apalagi dalam jumlah yang banyak, bisa menimbulkan sejumlah penyakit, seperti obesitas, kanker, penyakit jantung, dan diabetes.
Untuk itu perlu memperhatikan beberapa cara mengonsumsi gorengan agar tetap sehat. Salah satunya adalah dengan membuat gorengan sendiri di rumah, dan menggoreng dengan minyak baru.