Personel palang merah Indonesia atau PMI di sejumlah daerah di Jawa Tengah memanfaatkan momen tarawih dan kegiatan dalam Ramadhan untuk menarik minat warga mendonorkan darahnya.
Oleh
·2 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS — Minat warga mendonorkan darah pada bulan Ramadhan berkurang. Padahal, kebutuhan darah menjelang Lebaran biasanya lebih tinggi ketimbang hari biasa. Personel palang merah Indonesia atau PMI di sejumlah daerah di Jawa Tengah memanfaatkan momen tarawih dan kegiatan dalam Ramadhan untuk menarik minat warga mendonorkan darahnya.
Fuad Rosadi, pencari dan pelestari donor darah sukarela dari PMI Kabupaten Temanggung, mengatakan, pihaknya terus mencari informasi tentang acara-acara yang menyedot kehadiran banyak orang saat Ramadhan. Di sana ia dan kawan-kawannya punya kesempatan mempromosikan pentingnya donor darah.
”Dengan kehadiran banyak orang, dengan terlibat di dalam acara, kami pun berharap bisa mendapatkan banyak pendonor,” ujarnya di Temanggung, Minggu, (25/5/2019).
Terakhir, PMI Kabupaten Temanggung datang ke acara malam selikuran Ramadhan atau malam ke-21 Ramadhan sebelum Lebaran, di Desa Pagergunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Di sana banyak orang melakukan tradisi mendaki Gunung Sumbing. PMI Temanggung berhasil mendapat 27 kantong darah.
Upaya jemput bola mencari pendonor ini, menurut Fuad, terpaksa dilakukan karena minat masyarakat mendonorkan darah berkurang pada bulan Ramadhan. Dari pengecekan di 90 pos donor di Temanggung, jumlah pendonor berkurang sekitar 30 persen. Kondisi ini, menurut Fuad, jelas tidak bisa dibiarkan karena permintaan darah pada musim libur Lebaran justru meningkat.
”Saat Lebaran, kami baru bisa menganggap stok aman ketika sudah ada 200 kantong darah,” ujarnya. Jumlah itu belum tercapai. Hingga Minggu, jumlah stok kantong darah golongan A terdata 11 kantong, golongan B (4 kantong), golongan O (6 kantong), dan golongan AB (7 kantong).
Lilik Rusdiana, Quality Control Manager di PMI Kota Magelang, mengatakan, pihaknya pernah melakukan upaya jemput bola serupa. PMI Kota Magelang menjaring pendonor lewat acara tarawih keliling di jajaran pejabat Pemerintah Kota Magelang. Namun, ternyata, upaya tersebut tidak membuahkan hasil maksimal.
”Hanya mendapatkan satu pendonor,” ujarnya.
Lilik mengatakan, upaya lain yang lebih efektif untuk menambah stok darah adalah memanggil kembali pendonor aktif. Namun, karena sebagian besar pendonor rutin telah dipanggil, dia pun khawatir pengadaan stok darah akan terhambat.
Di PMI Kabupaten Magelang, upaya menambah stok darah masih bisa menunggu pendonor. Namun, pada bulan Ramadhan kebanyakan pendonor datang setelah pukul 18.00.
”Biasanya setelah berbuka puasa. Mereka enggan datang pada pagi atau siang hari karena khawatir mendonorkan darah akan membuat mereka lemas,” ujar Yulianto, petugas di PMI Kabupaten Magelang.
Jika biasanya jumlah pendonor akan sepi pada malam hari, pada bulan Ramadhan ini pendonor justru terus berdatangan saat malam hingga pukul 23.00. Sebagian pendonor bahkan ada pula yang datang pada pagi, bahkan dini hari, menjelang atau setelah sahur.