Diprediksi Lebih Padat, Pemudik Diminta Hindari Puncak Arus Balik
›
Diprediksi Lebih Padat,...
Iklan
Diprediksi Lebih Padat, Pemudik Diminta Hindari Puncak Arus Balik
Volume kendaraan pada arus balik Lebaran diprediksi mencapai puncaknya pada Minggu (9/6/2019). Mengingat pendeknya rentang waktu balik, yakni tiga hari, pemudik diminta memanfaatkan waktu tersebut agar tidak terjebak macet.
Oleh
MELATI MEWANGI/SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Volume kendaraan pada arus balik Lebaran diprediksi mencapai puncaknya pada Minggu (9/6/2019). Mengingat pendeknya rentang waktu balik, yakni tiga hari, pemudik diminta memanfaatkan waktu tersebut agar tidak terjebak macet.
Hal tersebut dikatakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam konferensi pers di Pos Pantau Media Center Jasa Marga, Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Jumat (7/6/2019) sore. Dalam kesempatan itu hadir pula antara lain, Kepala Bagian Operasi Korlantas Polri Komisaris Besar Polisi Benyamin, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, dan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi.
Budi Karya menyarankan para pemudik memilih hari balik selain Minggu (9/6/2019). Menurut dia, hal itu dikarenakan para pemudik cenderung memilih waktu balik berdekatan dengan hari masuk kerja.
Budi Karya menyarankan para pemudik memilih hari balik selain Minggu (9/6/2019). Menurut dia, hal itu dikarenakan para pemudik cenderung memilih waktu balik berdekatan dengan hari masuk kerja.
“Kita sangat menghindari (arus balik) tanggal 9 sebagai puncak, karena cukup berbahaya kalau tidak dilakukan secara intensif,” ujarnya.
Berbahaya yang dimaksud Budi, yakni timbulnya kemacetan yang panjang, sehingga merugikan para pemudik dengan terkurasnya waktu dan tenaga mereka. “Akhirnya menjadi tidak efektif,” ucapnya.
Oleh karena pemberlakuan sistem satu arah (one way) diberlakukan sejak tanggal 7-9 Juni, pemudik memiliki kesempatan untuk kembali ke arah Barat melalui tol. Rekayasa lalu lintas satu arah diberlakukan sejak pukul 14.05 hari ini dari arah Timur menuju arah Jakarta dengan titik awal Kilometer (KM) 414 Gerbang Tol (GT) Kalikangkung sampai dengan KM 70 GT Cikampek Utama. Penerapan sistem itu mundur selama dua jam dan lima menit dari rencana, yakni pukul 12.00.
Menurut Kepala Bagian Operasi Korlantas Polri Komisaris Besar Polisi Benyamin, mundurnya jadwal itu disebabkan pengguna jalan masih memanfaatkan tempat istirahat (rest area) di jalur arah Cikampek untuk shalat Jumat. “Pembersihan jalur ke arah GT Cikampek Utama baru dilakukan setelah ibadah selesai. Kami membutuhkan waktu kurang lebih satu jam 30 menit,” ujarnya.
Tempat istirahat atau rest area dinilai menjadi salah satu penyebab kemacetan di ruas tol. Pemudik diimbau lebih bijak untuk tidak terlalu lama berada di rest area. Benyamin mengingatkan, para pemudik tidak berhenti di rest area ruas Tol Jakarta-Cikampek. Hal itu untuk mengantisipasi kepadatan di gerbang keluar tol. “Karena akan sangat mengganggu dan menimbulkan kemacetan panjang,” kata Benyamin.
Oleh sebab itu, menurut Benyamin, sistem buka tutup rest area akan diberlakukan. Ia mengimbau pemudik memanfaatkan rest area di wilayah Palimanan sebelum memasuki ruas Cikampek.
Pemudik diimbau lebih bijak untuk tidak terlalu lama berada di rest area. Benyamin mengingatkan, para pemudik tidak berhenti di rest area ruas Tol Jakarta-Cikampek. Hal itu untuk mengantisipasi kepadatan di gerbang keluar tol.
“Pada rest area akan diberlakukan sistem buka tutup. Jangan menunda istirahat di rest area selanjutnya, karena bisa saja rest area yang akan dituju sedang dialihkan jalurnya dan ditutup,” ujar Benyamin.
Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek menyiapkan skenario pengaturan operasional GT Cikampek Utama dengan mengoperasikan tambahan Oblique Approach Booth (OAB) sebanyak empat unit. Saat ini, GT Cikampek Utama memiliki total 29 Gardu Operasi yang aktif dan mengoperasikan 25 mobile reader.