Pencarian dua orang korban kecelakaan mobil tunggal yang jatuh ke jurang di kilometer 15, Jalan Bukittinggi-Payakumbuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, oleh tim SAR gabungan belum membuahkan hasil. Terjalnya medan serta keruh dan derasnya debit air Batang Agam di dasar jurang menyulitkan petugas melakukan pencarian.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
AGAM, KOMPAS - Pencarian dua korban kecelakaan tunggal yang jatuh ke jurang di Kilometer 15, Jalan Bukittinggi-Payakumbuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, oleh tim SAR gabungan, hingga Senin (10/6/2019) belum membuahkan hasil. Medan terjal dan derasnya arus sungai Batang Agam menyulitkan petugas melakukan pencarian.
Koordinator Lapangan Pos Basarnas Limapuluh Kota Jefri Hunter, Senin (10/6/2019) sore, mengatakan, pencarian hari kedua dimulai sekitar pukul 07.00. Sebanyak 50-60 orang dari tim gabungan diturunkan untuk menyisir tebing dan tepian sungai.
"Hari ini kami maksimalkan pencarian dari titik kecelakaan hingga sepanjang 1 kilometer ke hilir sungai. Sampai pencarian berakhir pukul 18.00, korban belum ditemukan," kata Hunter.
Sebanyak 50-60 orang dari tim gabungan diturunkan untuk menyisir tebing dan tepian sungai.
Menurut Hunter, upaya pencarian terkendala oleh terjalnya medan. Selain itu, keruhnya air dan debit sungai yang deras menyebabkan pencarian di perairan tidak maksimal. Pencarian di hari kedua dihentikan sementara dan akan dilanjutkan besok pagi. Berdasarkan prosedur, pencarian maksimal berlangsung selama tujuh hari.
Selain petugas, lokasi kecelakaan juga diramaikan para pengendara yang penasaran. Mereka sengaja berhenti di pinggir jalan untuk melihat jurang meski sekitar lokasi sudah dipasang garis polisi. Lalu lintas yang memang sudah padat menjadi kian tersendat di sekitar lokasi kecelakaan. Polisi ataupun petugas lain berulang kali membubarkan warga yang penasaran.
Sebelumnya, sebuah minibus merek Innova (sebelumnya disebut Avanza) putih bernomor polisi BA 1751 BP yang ditumpangi sepuluh orang mengalami kecelakaan tunggal, Minggu (9/6) malam. Mobil yang melaju dari arah Payakumbuh menuju Padangpanjang masuk jurang sedalam sekitar 30 meter di Nagari Padang Tarok, Kecamatan Baso, tidak jauh dari PLTA Batang Agam, dekat perbatasan Agam dan Limapuluh Kota.
Dalam kecelakaan itu, 1 orang meninggal, 7 luka-luka, dan 2 lainnya hilang. Korban meninggal dilaporkan atas nama Najwa (7), sedangkan dua korban hilang, yaitu Deva (6) dan Mulyati (56). Adapun korban luka berat adalah Intan Okti Syaputri (23), Yesi Novita (40), dan Syafril (60). Korban luka lain yakni M Alvin (18) yang sebelumnya disebut berumur sembilan tahun, Khairania Putri (9), Heysya (11) sebelumnya disebut Putri Hidayah A, dan sopir Rasid Akbar (19), sebelumnya disebut berumur 17 tahun.
Riko Saputra (26), sepupu korban Yesi, mengatakan, rombongan itu Minggu pagi berwisata ke Kelok Sembilan. Sehabis itu, mereka mengikuti acara halal bihalal di Nagari Simpang Kapuak, Kecamatan Mungka, Limapuluh Kota.
"Malam harinya, rombongan hendak balik ke Kotobaru, Padangpanjang," kata Riko. Mobil yang ditumpangi merupakan mobil pribadi.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bukittinggi Ajun Komisaris M Rizky Cholid menjelaskan, kecelakaan terjadi karena sopir hilang kendali sehingga masuk jurang di sebelah kiri jalan arah ke Padangpanjang. Saat kecelakaan, kondisi jalan basah karena sedang turun hujan.
"Rombongan merupakan satu keluarga besar dan ada saudara angkat. Adapun sopir tidak ada hubungan keluarga dengan rombongan," kata Rizky.
Rizky menambahkan, polisi masih melakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut terhadap sopir. Bila ditemukan faktor kelalaian, sopir dapat dikenakan Pasal 310 ayat (4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan Pasal 310 ayat (2) dengan ancaman hukuman 2 tahun penjara.
22 korban jiwa
Secara terpisah, Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar Komisaris Besar Nurhandono mengatakan, selama periode arus mudik dan arus balik lebaran, hingga Senin sore, terjadi 94 kasus kecelakaan lalu lintas melibatkan sepeda motor dan mobil. Dari kecelakaan itu, 22 orang meninggal dunia, 14 luka berat, 173 luka ringan, dan 2 hilang.
"Pemicu kecelakaan sebagian besar pelanggaran, mulai dari melewati batas kecepatan, mendahului dari kiri, hingga tak memperhatikan rambu-rambu di jalan," kata Nurhandono. Kecelakaan didominasi oleh warga yang berlalu lintas biasa, meskipun ada sebagian kecil pemudik.
Nurhandono mengatakan, belum bisa memberikan perbandingan dengan tahun lalu karena operasi periode Lebaran belum selesai. Namun, sejauh ini, angka kasus ataupun korban sudah menyamai tahun lalu. Nurhandono mengimbau para pengendara agar senantiasa menaati peraturan lalu lintas dan berhati-hati selama berkendara.